Tak seluruh wanita yang memiliki bayi mampu memberikan ASI secara maksimal dan penuh, bahkan justru ada pula bayi-bayi yang tak memperoleh ASI. Negara seperti Vietnam, Thailand dan Indonesia termasuk di dalam negara-negara di Asia Tenggara di mana kasus pemberian ASI kurang optimal. Berikut ini adalah sejumlah efek buruk bagi kesehatan si kecil dengan ketidakmaksimalan pemenuhan ASI.
Proses menyusui yang tak optimal mampu berdampak buruk pada perkembangan kognitif atau kemampuan belajar si kecil. Adanya pemberian ASI secara eksklusif tentunya bukan tanpa tujuan, sebab hal ini dilakukan agar IQ anak dapat meningkat yang juga tentunya akan membuat masa depan si kecil nantinya jauh lebih cerah karena kecerdasannya yang tinggi.
ASI yang tak maksimal atau justru anak yang tak mendapat ASI sama sekali sangat rentan terhadap sakit penyakit lho. Penyakit seperti ISPA, pneumonia dan diare sangat gampang menyerang si kecil karena ketahanan tubuhnya yang rendah. Sementara menyusui maksimal mampu meminimalisir 1/3 kasus ISPA serta mengurangi kasus gangguan usus serius pada bayi sebanyak 58%.
Ketika sang ibu tak memberikan ASI, kerugian tak hanya terjadi pada anak, tapi juga pada ibu. Menyusui itu sehat karena juga terbukti mampu menurunkan risiko berbagai penyakit serius, mulai dari tekanan darah tinggi, penyakit gula alias diabetes mellitus, serta osteoporosis. Ketika risiko hipertensi dapat berkurang berkat aktivitas menyusui, otomatis risiko penyakit seperti kanker, stroke, dan jenis-jenis penyakit jantung juga jadi lebih kecil.
Dampak kesehatan tak hanya dialami oleh bayi yang tak memperoleh ASI secara optimal, tapi juga terjadi pada sang ibu. Jika masalah ada pada produksi ASI yang sulit dan terlalu sedikit, konsumsilah buah yang baik untuk produksi ASI supaya makin berlimpah serta makanan-makanan pendukung produksi ASI lainnya. Jika Anda tak begitu paham apa yang harus dilakukan untuk memperkaya ASI, segera ke dokter untuk berkonsultasi lebih lanjut agar tak salah asupan.