Obat

Obat Rematik Hingga Kanker Ada Di Dalam Telur Ayam Ini

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Obat rematik dan juga kanker dapat dijumpai pada telur ayam tentu adalah kabar yang cukup mengejutkan dan tak biasa. Apa sebenarnya penemuan baru ini? Dr. Lissa Herron seorang peneliti telah memberikan suntikan pada ayam besar. Isi suntikan tersebut adalah genetik manusia sehingga ayam tersebut nantinya mampu menghasilkan telur dengan kandungan protein atau senyawa kimia.

Karena ada kandungan protein atau senyawa kimia tertentu itulah, telur ayam ini sudah bukan lagi telur ayam biasa, melainkan telur ayam yang dapat dimanfaatkan menjadi obat rematik hingga obat kanker. Mungkin ayam-ayam tersebut hanya mengetahui bahwa telur yang mereka hasilkan adalah telur normal, namun sebenarnya telur-telur itu menjadi berefek luar biasa.

Lissa sendiri mengatakan dilansir dari BBC bahwa kesehatan ayam yang disuntik tak terpengaruh sama sekali. Bahkan ayam-ayam ini pun makan dan minum seperti biasa dan bahkan proses bertelurnya mereka juga seperti normalnya. Namun mereka tak tahu, ada obat mujarab yang dikeluarkan di dalam telur mereka.

Menurut laporan, satu dosis obat diproduksi oleh 3 butir telur ayam dan rupanya pembuatan obat dengan cara ini justru 100 kali lipat lebih murah ketimbang proses pembuatan obat yang ada di pabrik. Alasan utama biaya lebih murah adalah karena kandang ayam lebih mudah dan terjangkau dibuat daripada pembuatan dan penyediaan fasilitas pabrik.

Dari hasil penelitian pembuatan obat ini, disebutkan pula bahwa dalam waktu setahun saja ada 300 butir telur yang bisa ayam-ayam tersebut hasilkan. Jadi ketika ada lebih banyak jumlah ayam yang dipelihara, tentunya ada potensi besar untuk obat dari telur ayam ini bisa dikomersilkan.

Bagaimana dengan kualitas ayam-ayam itu sendiri? Lissa memberikan jaminan bahwa selama penelitian berlangsung, ayam-ayam tersebut justru dimanjakan sehingga tidak dalam keadaan menderita sama sekali. Kandang yang diberikan pun sangat besar bagi mereka serta ada teknisi terpercaya dan terlatih yang juga bertugas memberi makan dan minum ayam-ayam tersebut agar mereka tidak stres.

Salah satu fakta yang perlu diketahui adalah bahwa Lissa dan timnya dalam penelitian pada ayam-ayam tersebut menggunakan dua jenis protein. Penggunaan dua protein, yakni makrofag-CSF (pengembangan protein yang dijadikan terapi supaya jaringan yang rusak bisa mendapatkan rangsangan dalam proses memperbaiki diri) dan IFNalpha2a (protein yang membawa antikanker tinggi dan antivirus yang kuat).

Helen Sang, seorang profesor dari Roslin Institute, Edinburgh University dilansir dari laman Kompas Sains mengatakan bahwa obat-obatan untuk manusia belum diproduksi sebenarnya, namun melalui penelitian ini terbukti kalau ayam secara komersial mampu dijadikan penghasil protein yang sesuai bagi penelitian penciptaan obat. Bahkan ayam juga tepat bagi proses studi penemuan aplikasi-aplikasi dalam bidang bioteknologi.