Diet vegetarian tidak hanya dapat dijalani oleh para dewasa muda, sebab para lansia juga dapat memperoleh keuntungan dari metode diet ini.
Menurut American Heart Association, gaya hidup dan pola diet vegetarian yang membatasi protein, garam, lemak serta kalori selalu memberikan dampak menyehatkan bagi pelaku diet tanpa memandang usia.
Diet vegetarian adalah salah satu keputusan terbaik untuk dilakukan oleh lansia dengan risiko obesitas, hipertensi, penyakit jantung, dan juga penyakit diabetes yang cukup tinggi.
Namun, beberapa hal tetap harus diperhatikan agar manfaat dari pola diet ini bisa diperoleh maksimal.
1. Tetap Mengasup Protein
Walau protein terkandung di dalam produk hewani atau daging-dagingan, bukan berarti para lansia harus menghindari protein.
Selama menjalani program diet vegetarian, tetap asup protein dari sumber lain selain daging.
Gandum utuh, kacang-kacangan dan biji-bijian adalah sumber protein yang dianjurkan oleh American Heart Association bagi para lansia yang berdiet vegetarian.
Kedelai juga dapat dikonsumsi untuk pemenuhan kebutuhan tubuh akan protein yang bisa dijumpai dan dibeli dengan mudah.
Makanan yang mengandung protein tinggi tentunya akan menjaga kadar energi tubuh tetap optimal.
Maka saat hendak melakukan diet vegetarian, pastikan untuk merencanakan menu dengan nutrisi seimbang tanpa meninggalkan protein.
2. Mengasup Kalori Lebih Sedikit
Usia lansia tetap membutuhkan asupan kalori walau tidak sebanyak usia produktif.
Untuk itu, lansia dalam diet vegetariannya tetap perlu mengasup tak hanya protein, tapi juga vitamin B12, vitamin D, dan kalsium.
Karena asupan kalori menurun, beberapa nutrisi tersebut perlu ditingkatkan sehingga asupan hariannya lebih banyak.
Pada diet vegetarian, makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi dan makanan-makanan manis perlu dikurangi agar terhindar dari obesitas dan kolesterol tinggi.
Seperti halnya para pelaku diet vegetarian yang masih berusia muda, diet ini perlu menjaga keseimbangan nutrisi.
Nutrisi yang seimbang dapat diperoleh dari berbagai sumber makanan yang dapat coba dikonsultasikan dengan ahli diet/nutrisi.
3. Persiapan Makanan Praktis
Diet vegetarian membutuhkan usaha dan waktu lebih dalam proses persiapan makanan.
Namun bagi para lansia yang enggan atau tidak memiliki waktu untuk memasak sendiri masakan dan makanan sehat, ada cara praktis untuk menjalani diet ini.
Misalnya saja sup sayuran yang sebenarnya persiapannya dapat dilakukan dengan mengolah sayur beku.
Masakan dan kudapan sehat dalam bentuk sereal gandum utuh dapat pula dibuat tanpa memakan waktu banyak.
Sup kaleng, kacang kaleng, buah kaleng, dan buah kering dapat dikonsumsi selama menjalani diet vegetarian asalkan dengan porsi yang moderasi.
4. Memotong Buah dan Sayur Kecil-kecil
Usia lanjut mengalami kesulitan dalam mengunyah dan menelan, maka pada lansia pelaku diet vegetarian diharapkan dapat memotong buah atau sayur dengan ukuran yang kecil-kecil.
Tak hanya memotong bahan makanan hingga berukuran kecil, penggunaan juicer untuk membuat tekstur buah serta sayur lebih halus juga dapat dilakukan.
5. Minum Air Putih 8 Gelas/Hari
Karena pada usia lanjut aktivitas mengunyah dan menelan saat mengonsumsi sayur segar menjadi lebih sulit, dianjurkan untuk lansia minum air putih sehari setidaknya 8 gelas.
Tidak hanya menjauhkan dari kondisi dehidrasi, asupan air putih yang cukup akan memudahkan aktivitas menelan saat makan sayur dan buah menurut Vegetarian Resource Group.
Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam diet vegetarian untuk lansia agar kenyamanan dan pemenuhan nutrisi tetap terjaga.