Tips Diet

Diet Vegan Berpengaruh pada Otak, Baik atau Buruk?

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Seringkali banyak orang melakukan diet namun hanya berfokus pada turun tidaknya berat badan dan bukannya sehat atau tidak bagi tubuh. Ada sejumlah pola diet yang bisa berpengaruh pada deposit lemak maupun massa otot. Tak hanya itu, nyatanya pola diet tak sehat atau bahkan tak seimbang bisa juga memengaruhi kesehatan otak.

Diet vegan misalnya, pola diet ini mengecualikan produk-produk hewani di mana pada tahap vegan sudah perlu menghindari juga ikan-ikanan dan juga produk olahan susu. Padahal ikan dan produk susu sangat berguna bagi kesehatan otak apabila kita mampu menjaga asupannya tetap seimbang.

Berpengaruh baik atau burukkah melakukan diet vegan bagi otak?

Diet vegan bisa berpengaruh buruk bagi kesehatan otak apabila nutrisi-nutrisi yang baik bagi otak tak terpenuhi. Hal ini dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental dan gangguan neurologis. Maka dari itu, penting untuk melakukan pemenuhan gizi karena selalu ada jalan keluar dan alternatif bagi para vegan demi otak terjaga sehat.

Asam lemak esensial adalah yang paling diperlukan apalagi bagi para wanita hamil dan menyusui. Tubuh mereka memerlukan asam lemak ini agar mampu menjadi pembangun alami bagi sel-sel otak. Ketika asam lemak esensial yang biasanya bisa didapat dari produk hewani tak diperoleh tubuh, ada risiko penyakit Parkinson, Alzheimer, depresi hingga gangguan kognitif yang cukup besar menurut Franklin Institute.

Bila tak bisa mengonsumsi ikan-ikanan karena menjalani pola diet vegan, maka ada beberapa alternatif sumber makanan ber-asam lemak esensial tinggi yang bisa dikonsumsi menurut Medical News Today, seperti:

  • Rumput laut
  • Minyak kedelai
  • Kacang merah
  • Edamame
  • Kacang kenari/walnut
  • Biji rami (bisa dikonsumsi dalam bentuk minyak juga)
  • Biji chia

Hasil studi tahun 2009 oleh tim peneliti dari Emory University di Georgia menurut Centers for Disease Control and Prevention menunjukkan bahwa bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan kondisi kekurangan vitamin B12 berisiko mengalami perkembangan yang lambat. Sementara itu, vitamin B12 lebih banyak dijumpai terkandung dalam produk hewani yang pastinya dihindari para pelaku diet vegan.

Untuk para vegan agar kondisi kesehatan otak tetap terjaga bahkan demi perkembangan calon bayi dalam kandungan, dapatkan vitamin B12 dari produk-produk kedelai. Bahkan beberapa produk sereal mengandung vitamin ini kok. Jadi, usahakan agar tubuh senantiasa mendapatkan vitamin B12 secara cukup.

Sayangnya, ada satu lagi vitamin penting bagi tubuh dan otak yang jarang dijumpai pada makanan para vegan, yaitu vitamin D. Para orang dewasa dengan kondisi kekurangan vitamin D akan memiliki kemampuan memroses informasi secara lebih lambat bila dibandingkan dengan mereka yang memenuhi vitamin D dengan cukup menurut studi tahun 2009 oleh peneliti di University of Manchester yang terbit pada majalah Scientific American.

Demi memperoleh vitamin D secara cukup, tak perlu harus rela mengonsumsi produk hewani kok. Para pelaku diet vegan bisa coba melakukan hal-hal ini demi kecukupan kadar vitamin D:

  • Berjemur 10-15 menit di bawah sinar matahari pagi minimal seminggu 4 kali.
  • Mengonsumsi jus jeruk yang diperkaya vitamin D.
  • Mengonsumsi susu kedelai yang diperkaya vitamin D.

Intinya, diet vegan bisa berpengaruh baik kalau menu hariannya terencana dengan baik, yakni meliputi keseimbangan gizi. Namun, diet vegan bisa berpengaruh buruk bagi otak jika beberapa nutrisi penting terabaikan karena tak mampu memenuhinya secara tepat. Para wanita hamil dan menyusui, lebih baik konsultasikan ke dokter apakah perlu mengonsumsi suplemen khusus agar ibu dan janin tetap sehat.