Xerostomia

13 Cara Menghadapi Anak Autis Pasti Berhasil Dengan Baik

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Cara menghadapi anak autis bisa dilakukan dengan berbagai macam tips dan trik. Tingkah anak autis memang seringkali membuat Anda lelah. Namu hal ini bisa diatasi dengan berbagai cara. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan dalam cara menghadapi anak autis secara lebih detailnya.

1. Menerima kondisi anak penderita autis.

Autis pada dasarnya merupakan suatu kelainan yang bisa saja dialami oleh seorang bayi lahir karena adanya beberapa faktor penyebab. Menerima kenyataan bahwa anak yang dilahirkan memiliki kelainan berupa autis memang tidaklah mudah.

Namun bagaimanapun juga kenyataan ini tetaplah harus diterima. Dengan demikian maka Anda akan lebih mudah menata langkah selanjutnya yang harus diberikan pada anak penderita autis demi mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

2. Memiliki sikap sabar.

menghadapi seorang anak penderita autisme memang dibutuhkan kesabaran yang berlebih-lebih. Semakin anak bertumbuh menjadi dewasa maka semakin banyak pula perilaku aneh yang akan dilakukan oleh anak. Selain itu anak juga bisa saja memiliki emosi yang labil dan bisa menunjukkan kemarahannya sewaktu-waktu.

Oleh karena itu dalam menghadapi sikap dan perilaku anak autis tersebut dibutuhkan suatu ketekunan serta kesabaran walaupun lelah sering kali datang melanda. Motivasi juga sebaiknya selalu terpupuk sehingga semangat tidak pernah berakhir dalam menghadapi penderita autis.

3. Saling berbagi informasi.

Membuka diri dan berbagi pengalaman sangat dianjurkan bagi orang tua ataupun orang yang setiap harinya berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan anak penderita autis. Dengan berbagi pengalaman maka Anda akan mendapatkan berbagai info yang mungkin saja diperlukan dalam menghadapi anak-anak yang menderita autis.

Dengan berbagi informasi mengenai apa yang dihadapi maka Anda akan menjadi semakin termotivasi. Sebab saling berbagi tentunya juga dapat menguatkan Anda sekalian yang terkadang merasa lelah dalam merawat penderita autis.

4. Memilih informasi yang paling tepat.

Tidak semua informasi yang Anda terima mengenai penderita penyebab autisme itu bisa dipastikan kebenarannya. Oleh karena itu tentunya Anda perlu melakukan seleksi terhadap setiap info yang telah diterima. Hal ini tentunya bertujuan agar tidak sampai terjadi suatu kesalahan dalam hal merawat dan mendampingi anak penderita autis di setiap harinya. Dapatkan dan terimalah info yang tepat dan akurat sehingga bisa berguna bagi Anda dalam mengurus anak.

5. Tidak melakukan ejekan.

Anak autis tidak seharusnya menerima olokan atau ejekan atas hal kelainan yang dialaminya tersebut. Justru sebaliknya anak autis memerlukan semangat dari orang-orang terdekatnya agar perkembangannya semakin baik. Oleh karena itu diperlukan kesabaran dalam merawat anak autis sehingga emosi dan kemarahan dapat dikendalikan. Anak autis juga sebaiknya dihindarkan dari sekumpulan orang yang suka melakukan bullying. Sebab hal ini bisa menimbulkan trauma pada anak. [AdSense-B]

6. Istirahat cukup.

Merawat dan menghadapi anak autis sudah tentu akan membuat Anda merasa sangat lelah. Hal ini bisa membuat Anda menjadi kehilangan kesabaran sehingga dapat meningkatkan intensitas kemarahan pada anak. Untuk menyiasatinya maka ambillah waktu tepat untuk beristirahat.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk melepas kelelahan dan kepenatan. Misalnya saja beristirahat seorang diri, sekedar jalan-jalan, ataupun melakukan aktivitas lainnya yang bisa memberikan ketenangan pada diri. Istirahat akan membuat pikiran menjadi segar kembali.

7. Mengikuti keinginan anak terlebih dahulu.

Menolak keinginan anak belum tentu menjadi solusi terbaik. Terkadang anak penderita gejala autisme justru bisa menjadi sangat marah bila keinginannya tidak terpenuhi. Kemarahan pun bisa saja diluapkan dengan cara melakukan hal-hal negatif yang bahkan bisa mencelakakan dirinya dan orang lain.

Jadi sebaiknya ikutilah keinginan anak terlebih dahulu. Jika hal tersebut tidak baik bagi anak maka Anda bisa memberikan pengarahan agar anak tidak lagi menginginkan hal tersebut.

8. Memberi pujian.

Setiap anak tentu saja akan merasa sangat senang jika ia menerima reward atau pujian atas apa yang telah dilakukannya. Anak akan merasa bangga dan hal ini bersifat positif bagi emosi dan mentalnya. Demikian pula dengan anak autis yang juga akan merasa senang dan bangga jika menerima pujian dari Anda atas keberhasilan yang telah diraihnya. Jangan segan untuk memberikan pujian saat anak berhasil menyelesaikan sesuatu dengan baik.

9. Membantu anak.

Anak yang mengalami kelainan bahaya autisme tentu saja akan menemui beberapa kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-harinya. Sebab pertumbuhan dan perkembangannya tentu tidak sama dengan anak-anak normal sebayanya. [AdSense-A]

Oleh karena itu Anda harus selalu siap untuk memberikan bantuan pada anak agar ia dapat melakukan aktivitasnya dengan baik. Selain itu Anda juga perlu melatih dan mengembangkan kemampuan anak agar tingkat kemandirian anak semakin bertambah sehingga tidak lagi bergantung pada orang lain.

10. Mengalihkan perhatian anak.

Penderita autis umumnya selalu memusatkan seluruh perhatiannya pada aktivitas yang mencerminkan dunianya sendiri. Terkadang bahkan anak akan menjadi sangat marah bila aktivitasnya tersebut diganggu. Namun hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Anda bisa saja mencoba untuk mengalihkan perhatian anak agar anak mau melakukan hal-hal lain yang seharusnya dilakukannya.

Jangan biarkan anak terus-menerus larut dalam keasikan dunianya sendiri. Sebab banyak hal yang harus dipelajari oleh anak dalam menjalani kehidupannya.

11. Mengajak berkomunikasi.

Komunikasi perlu dilakukan oleh penderita autis agar hubungan sosialnya dengan orang di sekitarnya dapat terjalin dengan baik. Mengembangkan komunikasi bisa dimulai dengan melatih anak dalam berbicara dan meningkatkan kemampuan berbahasanya.

Untuk membantu anak bisa dilakukan terapi wicara yang akan dipimpin oleh terapis. Dengan demikian maka kemampuan berbahasa anak akan semakin berkembang sehingga komunikasi bisa terjalin dengan lancar. Anak semakin bisa menyuarakan apa yang diinginkan dan setiap kalimatnya bisa mengandung makna sehingga orang lain bisa memahaminya.

12. Mendisiplikan anak.

Penderita autis memang seringkali terlalu larut dalam dunianya sendiri hingga ia tidak ingin melakukan hal lainnya. Namun bagaimanapun juga Anda harus menerapkan disiplin pada anak sehingga ia bisa berkembang dengan lebih baik. Kedisiplinan tentunya akan menambah kualitas dari kepribadian anak sehingga anak semakin memiliki kualitas yang baik. Kedisiplinan juga akan membuat anak semakin memahami waktu dan tidak lagi larut dalam dunianya sendiri.

13. Tetap fokus.

Dalam melakukan perawatan terhadap anak penderita komplikasi autisme diperlukan fokus lebih. Anda perlu lebih bersabar dan terus melatih anak agar anak bisa menjadi semakin mandiri. Di samping itu Anda juga harus tetap fokus pada pertumbuhan dan perkembangan anak.

Perawatan dan pendidikan yang baik tentu akan membuat anak mengalami perkembangan yang signifikan sehingga kualitas kehidupannya pun juga akan semakin berkembang. Selain itu diperlukan sikap hati-hati dalam menghadapi anak autis.

Cara menghadapi anak autis sebaiknya dipahami dengan benar sehingga emosi Anda dalam menghadapi anak autis akan tetap stabil. Dengan demikian perawatan dan pendidikan terbaik dapat kita berikan pada anak-anak penderita autis. Sehingga kondisi mereka membaik dari sisi psikis maupun fisiknya pula.