Pernahkah mendengar tentang kista Baker? Kista ini juga dikenal dengan istilah lain, yaitu kista popliteal di mana hal ini ditandai dengan benjolan yang ada di belakang lutut dan berisi gumpalan cairan. Kondisi benjolan ini bisa saja lebih serius apalagi kalau lutut digunakan secara aktif atau mendapatkan tekanan.
Anak-anak dan orang dewasa dapat mengidap penyakit ini di mana kista Baker lebih sering terjadi pada orang dewasa yang usianya antara 35 dan 70 tahun, sedangkan pada anak-anak adalah jika mereka berusia antara 4 dan 7 tahun. Jadi, benjolan di belakang lutut apakah berbahaya sampai mengancam jiwa penderitanya?
Berbahayakah Benjolan di Belakang Lutut?
Benjolan pada bagian belakang lutut atau yang disebut dengan kista Baker dapat menjadi berbahaya walaupun kasus berbahayanya tergolong langka. Perlu diketahui bahwa ya, kista Baker dapat menjadi lebih buruk dan serius yang bahkan berkomplikasi apabila penanganannya kurang tepat.
Apakah bahaya terbesar apabila sampai kondisi benjolan tak segera ditangani atau tak ditangani dengan benar? Benjolan bisa saja pecah walau memang hal ini tergolong jarang terjadi karena hanya 10 persen penderita yang mengalami kondisi tersebut. Tapi jangan meremehkannya, sebab saat kista pecah terjadilah kebocoran cairan sinovial ke betis di mana dari situlah timbul kemudian kondisi pembengkakan.
Jika Anda tahu tentang trombosis vena dalam, maka bahaya dari benjolan di belakang lutut kurang lebih sama dengan kondisi tersebut. Benjolan yang sebenarnya adalah kista ini memang cukup berbahaya, namun masih bisa ditangani dan bahkan dicegah. Supaya penanganan dapat dilakukan dengan benar, Anda perlu tahu apa saja penyebab dan gejalanya lebih dulu.
Penyebab dan Gejala
Timbulnya benjolan di bagian belakang lutut dapat terjadi saat ada akumulasi berlebih akan cairan pelumas sendi di sinovial atau jaringan lutut. Gumpalan itu berupa benjolan dan dapat terjadi karena memang sebelumnya sudah ada gangguan kesehatan pada lutut. Penderita kista Baker berpotensi besar juga merupakan seorang penderita osteoarthritis dan artritis reumatoid.
Masalah radang sendi, cedera sewaktu melakukan latihan fisik, serta tulang rawan yang dulu pernah meregang rupanya dapat menjadi faktor kemunculan benjolan di belakang lutut. Sayangnya tak selalu demikian, sebab terjadinya kista Baker pun bisa saja tiba-tiba sekali dan lebih umum terjadi pada remaja dan anak-anak.
Setiap penderita kista Baker atau benjolan di belakang lutut dapat mengalami gejala yang bervariasi satu dengan yang lain. Bahkan diketahui pula bahwa ada pula penderita yang tak merasakan gejala sebelum akhirnya melakukan proses diagnosa dan terbukti memiliki kista Baker. Namun, Anda perlu tetap tahu apa saja gejala umum yang terjadi supaya mampu mewaspadai dan mencegahnya menjadi lebih parah.
Cara Mengatasi
Sesudah tanda-tanda dari kista Baker tertangkap, maka diperlukan penempuhan tindakan pemeriksaan. Langkah diagnosa paling utama yang dokter biasa lakukan adalah pemeriksaan fisik lebih dulu. Tak hanya itu, pasien juga akan ditanya mengenai riwayat kesehatan, tingkat keparahan gejala, serta mungkin tentang pemicu gejala itu sendiri.
Dokter kemudian berpotensi memiliki kecurigaan terhadap kista Baker yang menjadi penyebab gejala-gekala yang Anda alami. Namun untuk kepastian diagnosa, dokter kiranya menganjurkan pasien untuk melanjutkan pemeriksaan dengan serangkaian tes lain, seperti pemeriksaan MRI, sinar-X, tes radiologi, hingga bila perlu juga dilakukan ultrasonografi. Dari hasil tes-tes itulah, dokter baru akan dapat membuat keputusan perawatan seperti apa yang dibutuhkan oleh pasien.
Jadi, benjolan di belakang lutut apakah berbahaya? Ya, saat benjolan dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan atau ditangani secara kurang tepat, berbagai komplikasi seperti pecahnya benjolan bisa berdampak buruk bagi kesehatan Anda. Maka dari itu, istirahatkan lutut dengan baik, jagalah berat badan supaya lutut tak memperoleh tekanan terlalu berat, serta bila perlu gunakanlah penopang kaki.