Tuduhan kekerasan terhadap anak dijatuhkan kepada seorang ibu dari kota Xianyang, di provinsi Shaanxi, China. Ibu ini harus menelan pil pahit dengan mendapat hukuman penjara selama 3 tahun karena hal tersebut. Wanita bermarga Hu ini memiliki anak yang sejak Januari 2019 ini mulai homeschooling dan selama masa belajar di rumah ini, sang ibu merasa kalau putranya tiap mengerjakan PR tidak konsentrasi.
Alhasil demi membuat putranya lebih disiplin dan fokus belajar, Hu memukul anaknya berulang kali. Pada sesi belajar di suatu pagi, sang anak mengalami muntah berkelanjutan yang membuat Hu harus membawanya segera ke rumah sakit dekat rumah. Sayang sekali, sang anak keburu mengembuskan nafas terakhirnya sebelum memperoleh perawatan medis.
Diagnosa dokter berdasarkan hasil forensik adalah perdarahan terjadi pada anak tersebut di celah antara otak dengan membran otak pembungkus otak sampai menyebabkan muntah. Hal ini pun diketahui adalah akibat dari pukulan benda tumbul berulang kali ditambah adanya dugaan anak ini menelan muntahannya sendiri sehingga jalan nafasnya tersumbat dan trakea terhalang.
Anak memang perlu dididik untuk disiplin, namun kekerasan fisik dan mental tentu bukan lagi zamannya karena hal tersebut bisa menimbulkan efek buruk. Ketahui apa saja dampak memukul kepala anak yang para orangtua harus pikirkan selain terjadinya gangguan pada otak dan perdarahan serius.
Selain kesehatan sistem saraf otak bisa bermasalah karena kepala sering dipukul, kelainan mata adalah dampak buruk lainnya yang berisiko terjadi. Tanpa perlu membahayakan kesehatan fisik anak, para orangtua tetap mampu kok membuatnya jadi lebih disiplin asal dengan komunikasi yang baik dan menjadikan anak sebagai teman.
Tak hanya gangguan penglihatan, pendengaran anak juga bisa rusak gara-gara pemukulan di kepala terlalu sering. Saraf yang terhubung dengan indera pendengaran dapat rusak karena kekerasan tersebut, maka perlu untuk mengubah cara menegur, mendisiplin serta menasehati anak tanpa memukul kepala atau bagian tubuh lainnya.
Maksud hati mendisiplinkan anak, namun dengan cara kekerasan justru mampu menimbulkan luka hati yang susah untuk sembuh karena rasa trauma yang akan anak alami sampai dewasa. Ini juga karena manusia cenderung mengingat hal-hal yang buruk ketimbang mengenang hal-hal yang baik sehingga para orangtua perlu menanamkan memori kenangan indah daripada yang negatif.
Orangtua saat memukul anak mungkin berpikir bahwa ini adalah hukuman yang pantas, namun bagi anak belum tentu demikian. Anak akan mudah merasa kekerasan oleh orangtuanya adalah bentuk penghinaan dan ketidakadilan sehingga anak cenderung memendam amarahnya terhadap orangtua yang berujung menjaga jarak.
Selain buruk bagi fisik anak, memukul anak mampu berdampak pada timbulnya sifat pembangkan pada anak. Apapun bentuk kekerasan orangtua terhadap anak, perasaan ada yang salah dalam diri sendiri akan muncul pada diri sang anak yang kemudian berpengaruh pula pada perilakunya sehari-hari.
Orangtua yang terbiasa memukul anak tanpa disadari berisiko membuat anak memiliki sikap agresif. Ia mampu meniru tindak kekerasan yang orangtuanya lakukan kepadanya dan menerapkannya ke orang-orang sekitarnya. Misalnya saja, ia tak ragu memukul temannya ketika mereka sedang ada masalah atau saat dewasa ia akan mengadopsi metode kekerasan tersebut terhadap anaknya.
Jika ingin anak tumbuh dengan baik dan pintar, maka kekerasan bukanlah jalan yang tepat. Ketika dampak memukul kepala anak mampu mengancam nyawanya, tinggal penyesalanlah yang akan dirasakan oleh orangtua. Pilihlah cara yang bijak untuk menciptakan kebaikan pada anak; jika perlu, mempelajari ilmu parenting dari ahlinya bisa juga dilakukan.