Dilaporkan pula bahwa sebenarnya kondisi pria tersebut disebabkan oleh overdosis kafein sehingga untuk jantung sendiri, efek kafeinnya mampu menyebabkan detak jantung lebih cepat atau terjadi palpitasi. Sementara itu, sudah bukan rahasia lagi bahwa kopi menjadi salah satu pemicu serangan jantung paling umum karena proses pemompaan darah kerap terganggu oleh kafein pada kopi.
Dilansir dari laman Detik Health, Prof. Budhi Setianto Purwowiyoto selaku dokter spesialis jantung dan pembuluh darah menjelaskan tentang konsumsi kopi yang benar sehari-hari. Per hari, 3-4 cangkir kecil tidaklah masalah, namun juga harus tetap disesuaikan dengan kondisi tubuh. Apabila sudah merasakan jantung berdebar-debar, dosis harus dikurangi atau bahkan kopi perlu dijauhi.
Pada secangkir kopi, kita perlu tahu bahwa di dalamnya ada kandungan kafein sebanyak 100 mg, jadi untuk takaran 3-4 cangkir setiap hari, tentunya asupan kafein menjadi 300-400 mg dan dengan kadar demikian sebenarnya tidaklah berbahaya bagi jantung atau kesehatan tubuh secara menyeluruh. Namun tentu saja hal ini pengecualian bagi yang memang sudah memiliki riwayat jenis-jenis penyakit jantung.
Kopi juga jauh lebih baik dinikmati justru tanpa creamer ataupun gula supaya tidak kemudian memicu kenaikan berat badan apalagi lonjalan kadar glukosa darah yang berkaitan dengan penyakit diabetes. Untuk kasus pria tadi, ada kemungkinan bahwa korban sendiri sudah punya riwayat sakit jantung sebelumnya.
Karena riwayat sakit yang sudah ada, maka mengonsumsi kopi dan durian berakibat pada terjadinya serangan jantung. Untuk konsumsi kopi dan duriannya sendiri sebenarnya tidak akan dapat langsung memberi efek serangan jantung, jadi sebelumnya berpotensi besar si korban sudah memiliki riwayat penyakit kronis dan ia pun mungkin tak memerhatikan debaran jantung pasca konsumsi.
Segera hentikan konsumsi kopi dan durian apabila jantung sudah teramat berdebar-debar, tubuh gemetaran, mengalami heartburn, perut mulas, dan sering insomnia; hal ini juga berlaku untuk asupan makanan dan minuman lainnya. Rajin mengecek kesehatan demi mengetahui ada tidaknya faktor risiko penyakit jantung (khususnya serangan jantung) juga perlu.