Categories: Penyakit Ginjal

14 Efek Samping Cuci Darah Ginjal Bagi Kesehatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Cuci darah atau dialysis merupakan suatu metode yang ditempuh oleh penderita gagal ginjal untuk melakukan proses penyaringan darah. Darah akan secara rutin ‘tercuci’ dari zat-zat berbahaya yang terkandung di dalamnya ginjal. Pasien gagal ginjal ini, memiliki ginjal yang tidak berfungsi dengan baik untuk melakukan proses penyaringan dan pembersihan darah secara alami. Cuci darah ini menjadi wajib dilakukan secara medis untuk menggantikan fungsi kerja dari ginjal yang rusak.

Selain itu, ginjal juga berfungsi untuk membuang sisa-sisa metabolisme tubuh, kelebihan cairan di dalam tubuh, menjaga unsur kimiawi di dalam tubuh dan menjaga tekanan darah. Berikut ini beberapa hal yang mungkin terjadi apabila fungsi ginjal ini rusak :

  1. Muntah-Muntah
  2. Gatal pada kulit
  3. Lemas
  4. Koma
  5. Pembengkakan pada kaki dan lengan

Mengerikan? Iya, itulah yang akan terjadi apabila ginjal tidak mampu membuang sisa-sisa metabolisme tubuh. Bagi pasien gagal ginjal, metode cuci darah atau dialysis ini sangatlah penting untuk mencegah terjadinya hal-hal tersebut sebagai akibat dari gagal ginjal.

Proses cuci darah atau dialysis sendiri dibagi menjadi 2 metode, yaitu :

PERITONEAL DIALYSIS

Peritoneal dialysis menggunakan lapisan perut atau peritoneum sebagai filter dalam menyaring sisa-sisa metabolisme tubuh yang terkandung di dalam darah. Dalam prosesnya, peritoneal dialysis menggunakan selang kecil yang dipasang pada bagian perut. Dalam selang tersebut terdapat cairan dialysis yang dapat membantu memindahkan sisa-sisa metabolism di dalam darah untuk dibersihkan dengan cairan tersebut. Prosesnya hanya 30 sampai 40 menit, namun pasien harus mengulanginya selama 4 kali dalam sehari.

Efek Samping cuci darah, Peritoneal Dialysis :

1. Peritonitis – Peritonitis merupakan suatu infeksi yang terjadi pada bagian peritoneum, yang pada metode peritoneal dialysis ini digunakan sebagai tempat untuk menyaring darah. Kondisi peralatan yang tidak steril dapat menyebabkan kondisi peritonitis ini. Peritonitis sendiri memeiliki beberapa gejalanya yaitu :

  • Demam Tinggi
  • Nausea
  • Muntah
  • Sakit pada bagian perut

2. Hernia – Hernia merupakan salah satu gejala yang timbul sebagai efek samping dari cuci darah menggunakan metode peritoneal dialysis. Hal ini disebabkan karena adanya cairan yang bertahan sangat lama pada bagian rongga peritoneal dapat memicu terjadinya ketegangan pada bagian otot perut, yang mengakibatkan terjadinya hernia.

3. Kenaikan Berat Badan – Cairan dialysis yang dimasukkan ke dalam tubuh ketika proses cuci darah dengan metode ini, berlangsung dengan memiliki kandungan gula yang sangat tinggi. Hal ini akan berefek langsung terhadap berat badan yang akan naik secara drastis karena tingginya kandungan gula yang masuk ke dalam tubuh pasiennya.

HEMODIALYSIS

Hemodialysis merupakan metode cuci darah yang paling banyak digunakan saat ini. Metode ini menggunakan jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah untuk kemudian dihubungkan dengan selang, yang dapat mentransfer darah ke dalam mesin cuci darah.

Darah yang sudah ditransfer ke dalam alat cuci darah kemudian disaring dan dibersihkan dari sisa metabolisme, lalu kemudian mengembalikannya ke dalam tubuh. Biasanya pasien yang menggunakan metode ini membutuhkan 3 kali proses cuci darah dalam seminggu, dan berlangsung selama 4 jam.

Efek Samping cuci darah, Hemodialysis :

1. Tekanan Darah Rendah – Tekanan darah rendah atau hipotensi, merupakan salah satu efek samping yang umum terjadi pada pasien yang menggunakan metode hemodialysis. Hal ini terjadi karena kurangnya cairan yang terdapat di dalam tubuh. Hipotensi atau tekanan darah rendah ini dapat menyebabkan :

  • Nausea
  • Pusing
  • Sakit kepala

2. Infeksi Bakteri Staphylococcal – Bakteri staphylococcal merupakan jenis bakteri yang mungkin dapat menginfeksi dan berkembang dalam proses cuci darah hemodialysis ini. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada bagan kulit, seperti kulit yang terasa tebakar.

3. Sepsis – Sepsis merupakan keadaan dimana infeksi bakteri staphylococcal yang sudah menjalar melalui darah ke organ-organ lain, atau bisa disebut blood poisoning (keracunan darah). Gejala sepsis ini antara lain :

  • Demam Tinggi ( diatas 38 derajat celcius )
  • Pusing – pusing

4. Kram pada otot – Kram dapat terjadi karena hilangnya atau berkurangnya cairan tubuh, dan biasanya akan merasakan kram pada bagian kaki.

5. Gatal pada kulit – Kandungan potasium yang tinggi dianggap menjadi penyebab dari gatal-gatal ini. Pasien yang melakukan metode cuci darah hemodialysis biasanya akan mengalami rasa gatal pada bagian tubuh mereka.

6. Insomnia – Insomnia atau kesulitan tidur merupakan efek samping lain yang dapat terjadi sebagai akibat dari metode cuci dara hemodialysis ini.

7. Sakit pada tulang dan persendian – Sakit pada tulang dan persendian merupakan salah satu efek samping yang ditimbulkan karena kekurangan cairan pada tubuh. Hal ini juga akan menambah tingkat kelelahan dari tubuh pasien.

Efek Sampng Cuci Darah Secara Umum

Kedua metode cuci darah memiliki efek samping yang sama-sama terjadi dikedua metode tersebut. Efek samping yang paling terasa ketika melakukan proses cuci darah secara umum ini adalah :

1. Kelelahan

Kelelahan ini merupakan efek samping paling umum dari cuci darah atau dialysis, baik peritoneal dialysis maupun hemodialysis. Kelelahan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

  • Hilangnya fungsi ginjal normal
  • Merupakan efek langsung dari dialysis terhadap tubuh
  • Pantangan – pantangan yang diberikan sebelum melakukan dialysis

2. Kondisi Fisik Yang Lemah

Kondisi fisik yang lemah merupakan salah satu efek samping yang ditimbulkan oleh proses cuci darah, baik peritoneal ataupun hemodialysis. Hal ini disebabkan oleh asupan nutrisi yang sedikit karena banyaknya pantangan makanan yang tidak boleh dikonsumsi, sehingga tubuh akan terasa lemas dan aangat mengganggu aktivitas.

3. Stress dan Rasa Cemas

Tidak hanya kondisi fisik yang menurun sebagai akibat dari proses cuci darah, namun juga kondisi mental dari pasien akan ikut turun. Hal ini disebabkan oleh, selain asupan nutrisi yang cukup, pasien juga memiliki kecemasan dan khawatir dengan kondisi tubuhnya sendiri, sehingga akan menimbulkan stress, yang tentunya akan sangat mengganggu kondisi mental dari pasien.

 4. Menghabiskan Uang

Ini bukan merupakan efek samping terhadap tubuh, namun efek samping yang ditimbulkan dari segi ekonomi. Biaya cuci darah atau dialysis yang tidak sedikit, serta obat-obatan yang harus ditebus akan sangat mengganggu kondisi neraca keuangan yang dimiliki oleh pasien.

Itulah beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan karena proses cuci darah yang dilakukan oleh pasien. Solusi terbaik untuk mengobati penyakit gagal ginjal yang sudah kronis adalah melakukan pencangkokan ginjal. Namun demikian, tentunya lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan?? anda harus merubah pola hidup anda menjadi gaya hidup sehat, agar terhindar dari berbagai macam masalah penyakit seperti gagal ginjal.