Seorang nenek yang usianya sudah 70 tahun mengalami memar ungu yang cukup mengejutkan baginya di saat ia terbangun. Sebelum timbul memar, selama seminggu ia merasakan sakit kepala. Hanya saja, memar pada kasus nenek ini terjadi di sekujur tubuh seperti jaring.
Ia sempat memeriksakan diri ke dokter dan dokter pun memberi diagnosa awal livedo reticularis yang masih termasuk dalam jenis masalah kulit. Menurut dokter tersebut, pembuluh darah yang kejang mampu menyebabkan masalah kulit seperti yang dialami sang nenek. Bahkan di dekat permukaan kulit, ada sirkulasi darah yang kemungkinan dalam kondisi buruk sehingga livedo reticularis dapat terjadi.
Meski sudah mengeluarkan hasil diagnosa, dokter masih diliputi rasa penasaran mengenai kondisi sang nenek. Pada akhirnya, mereka melakukan pengambilan sampel darah dan menemukan hal yang tak wajar. Tim medis dikejutkan dengan darah nenek tersebut yang justru tak berwarna saat diperiksa, warnanya bukan merah terang melainkan bening.
Dalam setiap tubuh manusia secara normalnya di dalam darah terdapat protein tertentu yang bertugas menghancurkan patogen seperti bakteri dan virus yang menyerang tubuh. Namun, dapat terjadi di mana patogen bukannya hancur malah menempel pada sel darah merah lalu membentuk gumpalan karena telah mengikat sel-sel darah merah tersebut.
Ketika sel darah merah hancur, otomatis oksigen dalam darah berkurang dan membuat seseorang mengalami anemia. Inilah hasil sebenarnya dari kondisi sang nenek usai pengambilan sampel darah dan menurut tim medis, penyakit cold agglutinin-lah yang sebenarnya sedang dialami oleh wanita ini. Jadi saat cuaca dingin dan suhu sampai minus 9 derajat di area tempat tinggal si nenek, ini malah memicu cold agglutinin.
Gejala dan Penyebab Cold Agglutinin
Ini dia beberapa gejala umum yang terjadi saat seseorang terkena kelainan darah seperti cold agglutinin ini, yaitu:
Penyebab pasti dari penyakit ini belumlah diketahui, namun diketahui bahwa penyakit lain mampu menjadi faktor alasan dibalik munculnya cold agglutinin, seperti halnya:
Seperti diketahui pula, nenek ini pun mengakui bahwa 2 minggu sebelum memar muncul di sekujur tubuhnya, ia sempat terserang infeksi virus yang berpotensi besar menjadi pemicu kondisi cold agglutinin lebih buruk.
Pengobatan Cold Agglutinin
Tergantung dari kondisi pasien seberapa parah serta tergantung apakah ada penyakit lain yang menyebabkan kondisi ini terjadi, pengobatan baru bisa diberikan agar sesuai dengan keadaan tubuh pasien. Umumnya, dokter akan membantu menangani dengan meringankan gejala yang ada.
Ketika infeksi virus atau bakteri yang menjadi penyebab, biasanya dalam beberapa bulan gejala-gejala akan hilang atau mereda dengan sendirinya. Bahkan saat gejala yang dialami termasuk ringan, bisa diatasi dengan cukup menghindari cuaca dingin serta selalu menjaga tubuh tetap hangat. Selain itu, beberapa penanganan lainnya yang cukup umum diberikan adalah:
Untuk kasus nenek yang tak disebutkan identitasnya tersebut, ia perlu menerima perawatan di rumah sakit berupa transfusi darah dan menjaganya tetap hangat selama seminggu. Setelah pengobatan dilakukan, diketahui ada peningkatan rasio dan volume sel darah merah. Meski memar ungu masih nampak, namun gejala seperti pusing karena anemia pun telah hilang.