Gangguan Jiwa & Mental

Penyanyi Lauv Berbagi Tentang Depresi dan OCD-nya, Kenali Kondisi Ini

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Lauv, pria berusia 25 tahun asal Amerika Serikat yang merupakan seorang musisi yang tengah hits ini belum lama membagikan pengalaman perjuangannya dalam melawan depresi sekaligus Gangguan obsesif kompulsif. Dilansir dari People, awalnya Lauv begitu gugup berbagi mengenai hal ini, terutama pada masa-masa sebelum ia benar-benar didiagnosa dengan Gangguan Obsesif Kompulsif atau OCD/Obsessive Compulsive Disorder.

Penyanyi yang dikenal dengan lagu berjudul I Like Me Better ini mengaku sempat terperangkap oleh pikiran-pikiran negatif dan juga obsesif sehingga membuatnya mampu berada di atas tempat tidur selama sebulan penuh. Ia menjelaskan bagaimana rasa cemasnya dapat membuatnya merasa tengah berada di ambang kehancuran.

Beruntung saat ia memutuskan menceritakan hal ini kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya, ia memperoleh dukungan yang besar. Ia pun dianjurkan oleh saudara perempuannya untuk segera meminta pertolongan dari psikiater atau mencari pengobatan lain untuk kondisinya tersebut.

Penyebab dan Gejala

Gangguan obsesif kompulsif atau yang kita bisa sebut dengan istilah OCD merupakan sejenis gangguan kesehatan mental yang membuat si penderita selalu merasa perlu melakukan tindakan sampai berulang kali. Ia akan mengalami rasa takut dan cemas secara berlebihan apabila tak melakukan tindakan tersebut.

Belum diketahui apa saja penyebab pasti dari kondisi OCD, hanya saja siapapun dapat mengalaminya dengan sejumlah faktor yang berpotensi memperbesar risiko penyakit ini, seperti:

  • Memiliki pengalaman tak menyenangkan
  • Anggota keluarga memiliki riwayat OCD
  • Mengidap gangguan kesehatan mental tertentu

Penderita gangguan obsesif kompulsif dapat dikenali karena mereka memiliki pikiran yang obsesif, misalnya saja takut kotor, selalu ingin segala sesuatu yang sudah direncanakan benar-benar sesuai, teratur dan selaras seperti yang diharapkan, serta muncul ketakutan dalam melakukan suatu hal yang mampu berpengaruh buruk kepada orang lain.

Tak hanya pikiran obsesif, perilaku penderita juga menjadi kompulsif, yakni berulang-ulang supaya rasa cemasnya yang berlebihan bisa berkurang dan menjadi lebih lega. Misalnya saja, memeriksa berulang-ulang apakah pintu sudah dikunci dan kompor sudah dimatikan. Ada pula yang sampai mencuci tangan sampai berulang kali dan menyebabkan tangannya lecet/luka.

Diagnosa dan Pengobatan

Ketika merasakan gejala-gejala demikian, penderita perlu segera memeriksakan diri atau setidaknya menjumpai seorang psikiater untuk membantu. Umumnya, psikiater akan memberikan pertanyaan kepada pasien mengenai apa saja perilaku maupun pikiran yang muncul berulang. Akan ada wawancara serta psikotes/kuesioner yang perlu ditempuh oleh pasien.

Hal ini kemudian akan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lanjutan lainnya seperti tes darah sehingga fungsi kelenjar tiroid, jumlah sel darah dan keberadaan efek NAPZA maupun alkohol dapat dideteksi. Pemeriksaan berlanjut untuk mengetahui apakah dampak OCD sudah berpengaruh pada kehidupan dan aktivitas sehari-hari.

Sebagai langkah pengobatan, beberapa hal inilah yang perlu diterapkan di mana beberapa metode perawatan pun dapat dikombinasikan.

  • Pemberian obat antidepresan
  • Terapi perilaku kognitif

Hanya saja dengan pengobatan tersebut belumlah menjamin kesembuhan penderitanya karena tujuan pengobatan semata hanya mengendalikan gejala yang timbul. Walau diketahui bahwa kebanyakan penderita OCD harus menjalani pengobatan seumur hidup, kabar baik bahwa kondisi Lauv sendiri kini memiliki kemajuan dan jauh lebih baik.