Skizofrenia adalah gangguan yang menyerang otak. Penyakit ini akan membuat penderita mengalami gangguan jiwa akibat halusinasi yang muncul. Skizofrenia banyak menyerang remaja hingga orang dewasa dengan rentan usia 19-45 tahun. Penyakit ini juga masuk dalam kategori penyakit jiwa yang menyerang individu. Mayo Clinic dan WebMD mengatakan bahwa Skizofrenia adalah sekelompok gangguan berat yang membuat seseorang mengartikan suatu hal berbeda dengan kenyataannya. Hal inilah yang menyebabkan halusinasi pada penderita Skizofrenia.
Halusinasi yang muncul di pikiran penderita Skizofrenia akan memunculkan khayalan dan gangguan pada perilaku penderita. Akibatnya penderita akan merasa mudah cemas dan takut tanpa sebab yang jelas. Seseorang yang menderita Skizofrenia termasuk dalam gangguan kronis. Penderita Skizofrenia tidak dapat lepas dari pengobatan seumur hidupnya.
Penyebab Skizofrenia
Belum ada penelitian yang menunjukan penyebab Skizofrenia secara pasti. Namun beberapa kalangan meyakini bahwa penyakit ini terjadi akibat adanya unsur kimia bermasalah pada otak yang menunjukan perbedaan dalam struktur otak dan sistem syaraf pusat dari penderita sendiri. Selain faktor internal otak tersebut, faktor genetik dan faktor lingkungan disinyalir memiliki kontribusi sebagai penyebab munculnya gangguan ini.
Skizofrenia termasuk dalam penyakit alami otak yang dialami oleh individu tertentu. Para ahli telah membandingkan kondisi otak penderita Skizofrenia dengan otak orang normal. Hasilnya menunjukan bahwa terdapat beberapa perbedaan struktur otak orang normal dan penderita Skizofrenia. Beberapa perbedaan yang ada dalam otak penderita Skizofrenia tersebut antara lain seperti ventrikel otak lebih besar, lobuss temporal medial memiliki ukuran yang lebih kecil, konektor di sel otak yang jumlahnya lebih sedikit sampai memiliki perbedaan zat kimia otak neutrotransmitter. Tragisnya, para peneliti ini juga beranggapan jika struktur otak penderita Skizofrenia berbeda sejak lahir.
Faktor keturunan diprediksi memiliki peran sebagai penyebab Skizofrenia yang cukup besar. Hal ini tidak diartikan bahwa ada salah satu gen yang membawa pengaruh Skizofrenia, namun mutasi gen yang terciptalah yang akhirnya memunculkan Skizofrenia. Ketika ayah, ibu atau saudara kandung memiliki riwayat mengidap Skizofrenia, maka kemungkinan munculnya Skizofrenia adalah 10%. Jika kedua orang tua sama-sama mengidap Skizofrenia, kemungkinan munculnya Skizofrenia adalah 40%. Hal yang paling parah adalah ketika seseorang memiliki saudara kembar identik yang juga mengidap Skizofrenia, maka kemungkinan munculnya hingga mencapai 50%.
Faktor lingkungan adalah faktor yang menjadi penyebab munculnya Skizofrenia selain faktor genetik. Hal ini dicontohkan dengan misalnya seseorang yang pernah mengalami peristiwa traumatik yang masih bertahan hingga dewasa. Trauma tersebut dapat menyebabkan otak memiliki peran besar yang menunjang setiap hal yang kepada penderita. Secara singkatnya, peristiwa traumatik tersebut akan turut menyumbangkan halusinasi kepada penderita Skizofrenia.
Cara Mencegah Skizofrenia
Belum ada indikasi yang jelas penyebab munculnya Skizofrenia membuat penyakit ini sulit dicegah. Namun beberapa hal berikut mungkin dapat dipilih sebagai langkah pencegahan sebelum Skizofrenia pada penderita semakin parah.
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa tidak ada langkah pencegahan yang pasti pada penderita Skizofrenia. Hal ini karena penyebab Skizofrenia yang juga tidak dapat diprediksi dengan pasti pula. Namun anda bisa memilih langkah pengobatan dini agar gejala yang muncul cepat dapat ditangani. Jadi, jika anda merasa orang-orang terdekat anda memiliki gejala Skizofrenia, segera bawa ke dokter dan lakukan pengobatannya. Beberapa langkah pengobatan yang mungkin bisa dilakukan oleh dokter antara lain seperti:
Jika beberapa tes diatas sudah dilakukan dan tim medis memperoleh hasil bahwa anda positif terkena Skizofrenia, maka selanjutnya dokter akan melakukan treatment pengobatan yang anda butuhkan.
Dasar treatment yang dilakukan oleh penerita Skizofrenia adalah dengan mengkonsumsi obat-obatan yang diajurkan oleh dokter. Fungsi obat-obatan ini adalah agar dapat mengontrol gejala yang muncul pada penderita. Pilihan obat juga disesuaikan dengan kebutuhan penderita. Jika penderita adalah pribadi yang masih bisa diminta untuk mengkonsumsi obat secara rutin, maka obat-obat seperti pil dan tablet akan diberikan. Namun jika kondisi pasien sudah tidak dapat mengorganisir obat yang dikonsumsi secara teratur, maka dokter akan menyuntikan obat ketika pasien berkunjung. Bantuan keluarga juga sangat dibutuhkan dalam hal ini.
Salah satu jenis obat yang diberikan kepada penderita Skizofrenia adalah obat antipsikotik atipikal. Obat ini merupakan salah satu obat baru yang dapat digunakan untu mengatasi gejala Skizofrenia. Obat ini memiliki efek samping yang rendah dibanding obat Skizofrenia lain.
Jika pengobatan medis sudah dilakukan, penderita juga perlu ditunjang dengan terapi sosial. Guna terapi Skizofrenia ini adalah untuk melatih penderita Skizofrenia agar tetap dapat hidup di dalam keluarga dan masyarakat. Beberapa pelatihan psikososial ini antara lain seperti :
Dalam suatu kondisi, penderita Skizofrenia akan menolak melakukan pengobatan yang diberikan. Hal ini dikarenakan penderita tidak menyadari jika dirinya tengah mengidap gangguan serius. Penderita juga tidak akan dengan mudah menerima pengobatan dengan orang yang baru ia kenal. Jika sudah begini, keluarga harus menjadi orang terdekat yang senantiasa memberikan dukungan dan bujukan agar penderita mau terus menjalankan proses pengobatan. Selain sebagai pihak yang merawat dan membujuk penderita, berikut adalah beberapa hal yang harus diketahui keluarga dan teman sebagai orang terdekat pasien.
Kenyataan jika Skizofrenia tidak memiliki penyebab yang pasti membuat kita sulit melakukan tindakan pencegahan kepada pasien. Jika penderita Skizofrenia adalah orang terdekat anda, cara terbaik mencegah Skizofrenia agar tidak semakin parah adalah dengan terus memberikan dorongan agar penderita memiliki semangat untuk sembuh dari penyakitnya.