Memperoleh perlakuan buruk dari lingkungan pergaulannya menjadi berpengaruh cukup kuat pada kondisi mentalnya seiring bertambahnya umur. Tubuhnya yang gemuk menjadi bahan bully-an hingga ia sempat pula diolok dan dipanggil dengan sebutan ‘sapi’.
Pada usianya yang ke-11, ia mulai berdiet dan benar-benar memerhatikan berat makanan hingga jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuhnya. Saat menginjak usia 13 tahun, ia benar-benar membatasi asupan kalori per harinya menjadi 300 kalori saja, yakni dengan mengonsumsi sebuah apel dan roti panggang tanpa sepengetahuan orang tuanya.
Dari pengalaman tersebut, ia kemudian mencoba mengakses media sosial untuk mencari bantuan. Bantuan yang ia maksud adalah mencari postingan-postingan Instagram tentang makan sehat. Tapi sayang, bukannya memperoleh pertolongan, di Instagram ia justru malah menemukan gambar-gambar yang akhirnya memicu dirinya berpikir untuk mengakhiri hidup alias bunuh diri. Entah bagaimana, ia mendapati gambar-gambar orang yang justru mengidap anoreksia.
Dari postingan-postingan orang-orang tentang anoreksia yang berhashtag #Ana itulah, ia kemudian sadar bahwa segala unggahan yang ia temukan di Instagram adalah bentuk kompetisi. Banyak orang berusaha supaya bisa turunkan berat badan lebih banyak ketimbang orang lain yang sampai-sampai harus sampai di tahap menyakiti diri sendiri yang juga termasuk luka hingga berdarah-darah.
Dikutip dari Mirror, Alisha mengatakan bahwa postingan yang ia jumpai tersebut terkesan indah dan membuatnya jadi ingin melakukan hal yang sama, yakni menyakiti diri. Rupanya, tak hanya muncul pikiran untuk mengakhiri hidup, ia pun sempat memraktekkannya dengan melukai bagian kaki dan lengannya.
Sesudah sahabatnya kehilangan nyawa karena bunuh diri, barulah Alisha merasa bahwa sahabatnya berkorban untuk nyawanya; karena kalau sahabatnya tak meninggal, ia berpikir bahwa bisa-bisa dialah yang sudah kehilangan nyawa. Ia berubah pikiran dan bersemangat untuk bertahan hidup demi sahabatnya. Saat usianya 15 tahun, ia memiliki tekad untuk memperbaiki hidup dengan berpartisipasi pada acara-acara modeling.
Ketika berpartisipasi pada ajang kecantikan Miss World, Alisha bertanding dengan menyampaikan kesehatan mental khususnya yang berkaitan dengan media sosial yang tak ketinggalan turut pula menceritakan tribut tentang sahabatnya. Menurutnya, gambar-gambar seperti yang ia temukan di Instagram benar-benar harus diblokir karena gambar tersebut hanya akan merusak hidup seseorang.
Self-harm atau menyakiti diri sendiri dapat terjadi karena sejumlah faktor yang melatarbelakanginya, seperti:
Aksi menyakiti diri sendiri yang beredar di media-media sosial adalah bentuk ekspresi mereka yang tengah mengalami kesulitan dan kekecewaan berat. Orang-orang yang melakukan self-harm bukan karena ingin cari masalah, melainkan bagi mereka itu adalah solusi bagi masalah yang dihadapi.
Meski bukan suatu tindakan yang benar, tak seharusnya orang lain dengan mudah menilai, mencemooh atau bahkan menjauhi mereka yang melakukan self-harm. Menjadi orang yang bisa menjadi tempat keluh kesah bagi mereka dapat membantu kondisi mereka ketimbang mencap mereka sebagai orang-orang yang cari perhatian.