Apakah Anda tahu apa itu penyakit chikungunya? Ya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang sama pembawa penyakit demam berdarah ini memiliki resiko kematian. Virus ini menyerang manusia di daerah endedemis. Penularan antara orang ke orang dengan perantara nyamuk Aedes. Masa inkubasi penyakit ini berlangsung antara 1-12 hari atau 2-4 hari. Khususnya bagi penderita usia lanjut akan mengalami sakit pada sendi yang berulang dan dapat berlangsung beberapa bulan bahkan tahunan.
Sejarah Penyakit Chikungunya
Sejak tahun 1952 virus menyebar di berbagai daerah di Afrika dan sampai ke Amerika dan Asia. Di wilayah Asia Tenggara, virus chikungunya ini menjadi endemis sejak tahun 1954. Sedangkan di Thailand, Vietnam, Manila, Kamboja, diperkirakan antara tahun 1950 dan 1960. Di Indonesia tercatat untuk pertama kalinya chikungunya terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur dan di Jakarta pada tahun 1973. Serangan penyakit chikungunya ini berlanjut ke Daerah Istimewa Yogyakarta, Muara Enim (1999), Aceh (2000), Jawa Barat(2001).
Pada umumnya, penyakit chikungunya ini menyerang secara bersamaan pada suatu wilayah tertentu. Menurut catatan kesehatan dikatakan bahwa pada periode tahun 2000-2007, penyakit chikungunya yang terjadi pada hampir seluruh provinsi di Indonesia, menyebabkan kematian pada 18.169 penderita.
Penyakit chikungunya dan demam berdarah sama-sama ditularkan oleh nyamuk Aedes sebagai vector atau perantara. Memang penderita kedua penyakit ini sama-sama mengalami demam tinggi dan muncul bintik-bintik merah pada kulit. Namun ada perbedaan, yaitu ciri khas penderita chikungunya adalah mengalami nyeri pada sendi yang mengakibatkan penderita akan sulit berjalan. Sedangkan pada penderita demam berdarah, terdapat penurunan trombosit, dan mengalami pendarahan pada gusi, hidung dan usus.
Penyakit chikungunya disebabkan oleh sejenis virus yang disebut alphavirus. Virus ini termasuk dalam famili Togairidae. Tersebarnya penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk yang sama yang menyebabkan penyakit demam berdarah, namun bedanya demam berdtrah tidak sampai menyebabkan kematian pada penderita.
Ciri nyamuk Aedes adalah bentuk tubuhnya yang kecil, terdapat bintik putih dan berwarna hitam. Habitat nyamuk Aedes pada air bersih dan kaleng-kaleng bekas yang bisa menampung air hujan. Maka dari itu penyebaran wabah chikungunya marak di saat musim penghujan.
Penyakit chikungunya bisa menyerang siapa saja baik itu anak kecil sampai yang berusia. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang dibawa oleh nyamuk yang uniknya memiliki habitat perkembang biakan di tempat yang tidak biasanya. Bagi yang ingin terhindar dari gigitan nyamuk pembawa chikungunya ini, maka pastikan bahwa lingkungan terhindar dari habitat perkembangbiakan nyamuk tersebut.
Berikut ini habitat perkembangbiakan nyamuk yang menjadi penyebab penyakit chikungunya:
Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk yang sama penyebab penakit demam berdarah. Oleh karenanya gejalanya akan hampir sama dengan penyakit demam berdarah. Gejala chikungunya saat awal terkena virus ini ditandai dengan :
Jika sudah mengalami gejala-gejala chikungunya segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk penanganan medis lebih lanjut.
Nyamuk Aedes menularkan virus lewat gigitan yang biasanya berlangsung pada pagi dan malam hari. Pencegahan penyakit chikungunya bisa dilakukan dengan tindakan-tindakan sederhana, seperti:
Menurut catatan kesehatan WHO tahun 2013, dilaporkan bahwa daerah yang nyamuknya sudah terinfeksi oleh virus chikungunya (daerah endemis) adalah Saint Martin di Amerika.
Daerah endemis lainnya tercatat Negara Caribian, Afrika, Asia dan kepulauan di sekitar samudra Hindia. Bagi para traveler yang akan bepergian ke daerah-daerah yang sudah terinfeksi untuk menghindari resiko terkena chikungunya, ada baiknya memikirkan pencegahannya terlebih dahulu.
Beberapa kelompok yang rentan terkena penyakit chikungunya yaitu:
Belum terdapat vaksin untuk mencegah penyakit ini. Satu-satunya cara adalah menghindari gigitan nyamuk Aedes. Beberapa cara untuk mencegah gigitan nyamuk, diantaranya:
Jika gejala sudah timbul, maka perlu di lakukan penyikapan yang tepat. Salah memberi tindakan justru akan berdampak buruk bagi penderita. Kita tahu bahwa penyakit chikungunya masih belum ditemukan vaksinnya, oleh karena itu menjadi penting untuk menghambat tingkat keparahan chikungunya ini.
Untuk meredakan gejala pengobatan pada penderita chikungunya dilakukan dengan memberikan obat-obatan pereda rasa sakit dan obat anti radang. Untuk menurunkan demam dan meredakan nyeri pada otot, penderita diberikan obat penurun demam dan analgesik. Pemberian infus diberikan kepada penderita jika mengalami kekurangan cairan (dehidrasi) karena turunnya nafsu makan dan kurang minum. Pemberian infus dapat juga disertai dengan pemberian cairan oralit.