Sebagian dari kita mungkin tak begitu familiar dengan penyakit bernama Bell palsy. Namun beberapa orang pasti sudah cukup kerap mendengar istilah kondisi medis ini tanpa tahu seperti apa jelasnya penyakit ini. Bell palsy sendiri merupakan sebuah kondisi kelemahan atau kelumpuhan di salah satu sisi otot wajah yang sebenarnya tidak bersifat permanen.
Jika Anda mungkin pernah menjumpai seseorang dengan salah satu sisi wajah yang melorot, maka itulah kondisi yang dinamakan dengan Bell palsy. Penyebab sepenuhnya memang belumlah diketahui, namun baru dimengerti bahwa kondisi ini lebih sering dialami oleh penderita HIV AIDS, diabetes, serta para wanita hamil. Munculnya Bell palsy bisa begitu mendadak, namun bisa kembali membaik hanya dalam beberapa minggu.
Meski tidak bersifat permanen alias hanya sementara saja, Anda tetap perlu mengetahui bahwa kerusakan saraf di bagian wajah bisa berpengaruh terhadap indera perasa. Bahkan diketahui pula bahwa cara tubuh dalam menghasilkan air liur serta air mata pun menjadi terkena dampaknya.
Banyak yang mengira bahwa Bell palsy ini masih sejenis dengan penyakit stroke atau terjadi disebabkan oleh stroke. Namun sebetulnya ada faktor-faktor tertentu yang bisa menjadi pemicu seseorang mengalami Bell palsy pada wajah, yaitu:
Meski memang pada sebagian besar kasus kelumpuhan di salah satu bagian wajah hanya sementara alias bisa kembali seperti semula lagi, Anda tetap perlu mengenali gejala Bell palsy berikut ini.
(Baca juga: efek penggunaan ac bagi kesehatan dan lingkungan)
Rasa sakit kepala biasanya mungkin timbul karena kelelahan, kurang tidur, kurang darah, atau karena tekanan darah tinggi. Masih ada banyak kondisi gangguan kesehatan lainnya dengan ciri-ciri pusing ini. Tapi Bell palsy pun rupanya ditandai dengan keadaan ini.
Sakit kepala memang bukanlah satu-satunya gejala yang patut diwaspadai, jadi perhatikan pula adanya gejala-gejala lainnya. Bila sering sakit kepala dan merasakan pula keadaan-keadaan yang ada di bawah ini, maka Anda sebaiknya langsung memeriksakan diri ke dokter.
Melemahnya atau mengendurnya otot sisi wajah akan membuat sisi wajah tersebut terlihat menurun alias melorot. Dengan kondisi seperti demikian, Anda tak akan mampu untuk menggerakkannya sama sekali. Bahkan Anda akan merasa kesulitan sama sekali untuk menutup serta membuka bagian mulut dan mata; kondisi ini memang hampir mirip dengan stroke sehingga tak salah bila orang menganggapnya sama.
Meski gejala yang terjadi kemungkinan akan berbeda pada setiap orang, tentunya gejala satu ini pasti dialami oleh penderita Bell palsy. Tanda satu ini merupakan sebuah gejala khas yang memang sudah normalnya muncul pada kondisi Bell palsy. Jika terjadi pada Anda, segera ke dokter untuk pertolongan medis.
(Baca juga: bahaya ac)
Pada bagian telinga di sisi wajah yang terkena kelumpuhan, penderita akan merasakan rasa sakit yang cukup hebat. Rasa sakit ini bisa saja timbul baik di dalam telinga maupun di luar bagian belakangnya. Anda perlu memeriksakan ke dokter akan kondisi ini supaya memang diketahui betul bahwa kondisi ini adalah Bell palsy.
Telinga yang mudah berdenging akan terasa sangat tak nyaman dan ini biasanya terjadi sebagai tanda adanya ketidakberesan pada telinga. Gangguan pendengaran bisa jadi adalah penyebab utamanya, namun tak selalu demikian. Anda juga perlu melihat kembali kondisi lainnya, seperti sisi wajah yang melorot.
Telinga berdenging dapat menjadi pertanda akan penyakit Bell palsy meski ada segudang kondisi lainnya yang bergejalakan keadaan tersebut. Anda bisa memeriksakannya untuk mendapatkan kejelasan sebab wajah yang lumpuh pun bisa jadi dikarenakan adanya pertumbuhan jaringan abnormal. Bila dengingan dialami pada salah satu atau kedua telinga, bersiaplah untuk ke dokter.
(Baca juga: cara mengobati telinga berdengung)
Selain mudah berdenging, telinga juga bisa mengalami peningkatan sensitivitas terhadap suara. Artinya, telinga Anda bakal lebih sensitif walau terhadap suara sekecil apapun. Ini biasanya menyertai kondisi sisi wajah yang sudah melemah dan telinga yang juga terus-terusan berdenging. Segera periksakan supaya Anda mendapatkan jawaban pasti dari hasil diagnosa.
Selain menjadi sulit digerakkan, pada bagian mulut Anda, khususnya indera perasa bakal mengalami perubahan. Perubahan ini biasanya cukup negatif karena fungsinya akan menurun sehingga tak akan bekerja secara maksimal dalam merasakan apa yang masuk ke mulut Anda. Artinya, Anda akan kurang bisa merasakan makanan atau minuman yang dikonsumsi.
Tak hanya penurunan fungsi indera perasa saja, terkadang pada sejumlah kasus justru penderita Bell palsy akan mengalami pula kehilangan fungsi indera perasa. Bila fungsinya hilang, otomatis apapun yang masuk ke dalam mulut untuk dikonsumsi, sekalipun rasanya cukup kuat tak akan bisa dirasakan oleh si pengonsumsi.
(Baca juga: lidah tidak bisa merasakan makanan)
Mulut yang kering biasanya timbul disebabkan oleh kurangnya asupan cairan yang masuk ke dalam tubuh. Kekeringan pada mulut bisa saja menjadi bagian dari bahaya dehidrasi ketika seseorang jarang minum air putih. Mulut yang kering juga bisa dikarenakan kebiasaan merokok yang juga disertai dengan rasa pahit di mulut.
Hanya saja, mulut kering rupanya tak selalu dikarenakan dehidrasi atau efek merokok, karena Bell palsy pun ditandai dengan kondisi tersebut. Tak semua penderita Bell palsy mengalami kekeringan pada bagian mulut, namun bila Anda mengalami kering pada bagian mulut secara ekstrem. Anda bisa mencoba membawa ke dokter untuk pemeriksaan.
Selain dari mulut yang kering, mulut juga bisa berlendir di mana memang tidak seluruh penderita Bell palsy mengalami hal seperti ini. Ada beberapa kasus di mana penderitanya mengalami mulut yang kering, tapi beberapa juga ada yang justru malah berliur. Biasanya, mulut yang berliur adalah bagian dari sisi yang terpengaruh dan menjadi lumpuh.
(Baca juga: penyebab mulut terasa pahit)
Rahang yang tiba-tiba terasa sakit bisa jadi memang disebabkan oleh adanya gangguan atau masalah pada sendi. Ingat bahwa sendi yang menghubungkan antara tulang tengkorak dan rahang memiliki fungsi sebagai pendukung proses saat mulut membuka dan menutup. Ada kalanya memang sendi menjadi sebab utama, tapi pertimbangkan juga Bell palsy.
Area rahang pada sisi wajah yang terkena Bell palsy alias kelumpuhan biasanya akan terasa sakit dan nyeri. Sama seperti kondisi telinga tadi, rasanya akan begitu tak nyaman sehingga Anda sebaiknya melakukan pemeriksaan. Karena rahang terasa begitu sakit, otomatis Anda juga sulit untuk membuka dan menutup mulut secara leluasa.
Seseorang yang diduga menderita Bell palsy akan memiliki masalah pula di bagian mata. Salah satu gejalanya adalah antara mata yang kering atau mata yang berair. Sama seperti kondisi mulut yang kering atau berliur tadi, mata pun mengalami hal serupa. Jadi, ada beberapa kasus di mana penderita Bell palsy bisa mengalami mata berair saja atau justru mata yang kering saja.
Pada bagian mata sisi wajah yang terserang kelumpuhan terkadang bisa mengeluarkan airmata terlalu berlebihan. Bagi yang merasakan kekeringan pun juga berpotensi menjadi ekstrem. Untuk itulah, sebelum menjadi terlalu serius Anda perlu memeriksakan kondisi yang dialami ke dokter untuk pemeriksaan.
(Baca juga: penyebab mata sering berair dan belekan)
Ketika wajah lumpuh sebagian, tentunya akan sulit untuk membuka mulut sepenuhnya. Menjadi beralasan apabila penderita Bell palsy kemudian ditunjukkan dengan gejala sulit untuk bicara apalagi makan dan minum. Gejala ini mirip seperti orang yang terserang penyakit stroke, jadi itulah mengapa Anda perlu memeriksakan leher, telinga dan kepala Anda.
Dokter bakal memeriksa bagian otot wajah Anda nantinya supaya bisa diketahui apakah saraf wajah saja yang terkena pengaruh kelumpuhan. Apabila setelah pemeriksaan tidak didapati adanya kondisi penyebab lain, tentu akan lebih mudah menentukan dan menyimpulkan bahwa gejala-gejala tersebut adalah akibat dari Bell palsy.
Faktor Pemicu Bell Palsy
Setelah melihat gejala-gejala yang cukup mengerikan, sebetulnya apa faktor penyebab dari Bell palsy sendiri? Rupanya penyebabnya belumlah diketahui secara pasti karena kebanyakan kasus Bell palsy ini diperkirakan disebabkan oleh adanya virus herpes yang bisa memicu adanya cold sores. Cold sores ini merupakan kumpulan lepuhan kecil yang begitu menyakitkan.
Adanya peradangan juga kebanyakan menjadi penyebab dari kerusakan saraf yang mengendalikan otot sisi wajah. Kelemahan otot yang tak beralasan ini kemudian dikenal dengan nama Bell palsy yang lebih sering dianggap sebagai kondisi stroke yang padahal tidaklah sama. Meski tidaklah berpengaruh pada cara kerja bagian tubuh lainnya serta otak, tetap saja Anda perlu ke dokter.
(Baca juga: jenis-jenis penyakit syaraf)
Alangkah baiknya sesudah merasakan sendiri gejala-gejalanya, Anda melakukan metode diagnosa di rumah sakit. Walau kondisi ini bisa hilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu dan kembali seperti semula, ada kemungkinan untuk Bell palsy datang kembali sewaktu-waktu. Supaya otot wajah tak kambuh-kambuhan seperti ini, konsultasikan solusi perawatannya dengan dokter.