Radang sendi atau arthritis adalah kondisi ketika sejumlah sendi pada tubuh kita mengalami inflamasi atau peradangan dengan gejala bengkak, nyeri, sensasi panas atau kemerahan di sendi yang terkena. Tahukah bila beberapa profesi mampu menjadi penyebab radang sendi atau meningkatkan risiko penyakit ini? Apakah salah satu di bawah ini adalah profesimu? Waspadai radang sendi mengintai kesehatanmu.
Tukang listrik atau mereka yang profesinya ada di bidang listrik memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi dari profesi lain yang juga mampu memicu radang sendi. Faktor lingkungan kerja disebut-sebut menjadi pemicu perkembangan radang di bagian sendi sehingga reaksi autoimun terjadi, khususnya pada orang-orang yang memang sudah memiliki kerentanan terhadap penyakit ini maka akan jadi lebih mudah mengalami arthritis.
Para pekerja bangunan memiliki risiko terserang arthritis atau radang sendi tiga kali lebih besar dari profesi lainnya sehingga patut menjadi perhatian dan diwaspadai. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian yang membuktikan adanya peran paparan bahan kimia pada para tukang bangunan secara jangka panjang saat di tempat kerja sehingga arthritis bisa mudah menyerang.
Para pemilik profesi pekerja kantoran, penyakit seperti radang sendi pun harus diwaspadai karena terlalu banyak di depan komputer tanpa banyak bergerak. Kekakuan otot bisa terjadi lebih mudah pada pekerja kantoran yang jarang melakukan peregangan dan inilah yang memicu risiko nyeri sendi, terutama kaki, tangan dan leher lebih besar.
Cedera sendi memang mungkin langganan bagi para atlet, namun sayangnya peluang kesembuhan kecil meski sudah ditangani secara medis. Ketika seseorang memiliki riwayat cedera sendi berulang seperti para atlet, risiko terkena radang sendi pun jauh lebih besar.
Berprofesi sebagai MC (master of ceremony) alias pemandu acara juga sangat berisiko tinggi terkena radang sendi, khususnya osteoarthritis. Dan bagi yang berjenis kelamin wanita, hal ini juga menjadi peningkat risikonya. Para pemandu acara wanita yang kerap menggunakan sepatu hak tinggilah yang paling berpotensi terkena radang sendi karena kaki yang cepat lelah.
Bagi yang berprofesi sebagai guru, radang sendi juga menjadi risiko gangguan kesehatan yang besar karena aktivitas di gedung bertingkat yang mengharuskan berpindah-pindah kelas untuk mengajar dan juga naik turun tangga terlalu sering. Pada umumnya, nyeri sendi lutut dan kakilah yang lebih kerap terjadi.
Untuk mengobati radang sendi, perawatan perlu disesuaikan dengan tingkat keparahan dan juga jenis radang sendinya. Obat pereda rasa sakit adalah yang biasanya diberikan kepada penderita radang sendi, namun pada kasus radang sendi akibat autoimun, obat sejenis DMARDs atau disease-modifying antirheumatic drugs-lah yang bisa mengobati. Dokter juga berkemungkinan merekomendasi fisioterapi atau bahkan operasi apabila obat dan fisioterapi tak lagi efektif.