Alergi

Alami Alergi Berbagai Macam Bau, Gadis 15 Tahun Ini Bisa Saja Meninggal

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Gadis asal Amerika Serikat bernama Martina Baker yang usianya masih sangat muda, 15 tahun harus menderita karena mengalami reaksi alergi terhadap bermacam-macam bau. Penyakit ini pun tergolong langka karena bau pemutih pakaian, bau deterjen, bau parfum hingga bau minyak goreng sekalipun dapat menyebabkan terjadinya syok anafilaksis.

Inilah kondisi yang disebut juga dengan MCAS atau Mast Cell Activation Syndrome di mana syok anafilaksis bisa terjadi karena mencium bau-bauan apapun selain udara bersih. Ketika penanganan darurat dan cepat tak segera didapatkan oleh Martina, otomatis ia berisiko tinggi meninggal dunia karena reaksi tersebut.

Nyaris segala hal ia alergi, termasuk juga rasa air dan panas sehingga mau tak mau ia pun harus tinggal di rumah setiap hari dan tidak masuk sekolah dulu. Ya, ia perlu diisolasi supaya tidak mencium bau-bauan apapun yang memicu syok anafilaksis tadi. Martina pun mengatakan bahwa sejak mengidap MCAS ia pun harus kehilangan banyak temannya.

Teman-temannya kebanyakan merasa sedih dan tak sanggup melihat Martina harus disuntik EpiPen dan pingsan setiap saat lalu juga harus dilarikan ke rumah sakit setiap kali syok terjadi. Hal ini terjadi begitu tiba-tiba karena Martina dalam kondisi sehat segar dan bugar dua setengah tahun yang lalu.

Suatu malam, gejala berupa gatal-gatal di sekujur tubuh terjadi padanya dan hal tersebut berlangsung parah ditambah dengan membengkaknya tenggorokan sehingga harus langsung dibawa ke rumah sakit. Bahkan kejadian ini bisa sampai 3 kali terjadi hanya dalam 1 minggu dan akhirnya pun ia perlu mengenakan masker setiap kali pergi ke luar rumah.

Orang tua Martina kini pun memutuskan untuk menggunakan jasa anjing asisten, bernama Caiomhe sebagai penolong Martina karena hidung anjing ini fungsinya jauh lebih baik ketimbang manusia. Tiap kali Martina akan mengalami reaksi, Caiomhe bisa diandalkan karena ia sadar kondisi Martina sebab histamin yang terlepas dari tubuh Martina dapat ia endus.

Apa itu MCAS?

MCAS merupakan singkatan dari Mast Cell Activation Syndrome atau dengan kata lain, penyakit ini adalah sindrom aktivasi sel mast di mana kondisi bisa timbul sewaktu ada terlalu banyak zat yang dilepaskan oleh sel mast dengan waktu yang sama sekali tak tepat. Padahal sebenarnya sel mast sendiri ada di area pembuluh darah dan sumsum tulang serta masih tergolong bagian dari sistem imun tubuh.

Sel mast dapat mengeluarkan atau melepaskan histamin, yakni mediator penyebab peradangan dalam tubuh. Jadi saat terkena alergi, misalnya alergi bau parfum, maka histamin akan keluar supaya bau parfum yang membuat Anda mengeluarkan reaksi alergi bisa disingkirkan. Jadi pada kasus Martina, pelepasan mediator atau histamin tadi terlalu sering oleh sel mast di dalam tubuhnya.

Penyebab dan Gejala

Penyebab pasti MCAS hingga kini masih belum jelas dan masih ditelusuri oleh para peneliti, namun diduga erat bahwa komponen genetik atau faktor genetik memainkan peran besar dalam terjadinya MCAS pada penderitanya. Keadaan ini bisa jauh lebih serius dan mudah terpicu apabila penderita memiliki faktor risiko seperti:

  • Perubahan hormonal
  • Mast cell hyperplasia
  • Mencium aroma menyengat, misalnya saja bau parfum
  • Infeksi tertentu
  • Kondisi stres fisik atau mental
  • Efek obat tertentu, seperti pereda rasa sakit dan antibiotik
  • Alergen seperti makanan tertentu yang umumnya memicu alergi hingga gigitan serangga

Pada kasus Martina, dilansir dari laman Detik Health, ia mengalami yang namanya gatal parah di kulit diikuti dengan pembengkakan di bagian tenggorokan. Perlu diketahui bahwa gejala umum MCAS antara lain memang kondisi tersebut, dan juga ada kemungkinan akan keluhan lainnya seperti:

  • Berkeringat lebih
  • Gatal di mata
  • Gatal di hidung
  • Bersin-bersin
  • Mata berair
  • Hidung berair
  • Gatal di tenggorokan dan mulut
  • Bibir dan lidah membengkak
  • Sesak nafas
  • Kelelahan ekstrem
  • Sakit kepala
  • Sering linglung
  • Sakit perut
  • Mual
  • Diare
  • Kram perut
  • Palpitasi
  • Tekanan darah rendah

Diagnosa dan Pengobatan

Karena gejalanya mirip dengan gejala penyakit tertentu lainnya, maka memang agak sulit mendiagnosa MCAS berdasarkan melihat dari keluhan gejala pasien. Namun apabila gejala yang dikeluhkan sampai terjadi berulang dan berpengaruh pada 2 atau lebih sistem dalam tubuh tanpa adanya kondisi lain yang menyebabkan, belum lagi tes urine dan tes darah menunjukkan adanya kadar histamin lebih tinggi, kemungkinan besar MCAS sedang terjadi.

Sayangnya, belum ada pengobatan khusus untuk menyembuhkan kasus MCAS ini. Namun beberapa perawatan bisa diberikan kepada pasien sebagai pengendali gejala yang ada, seperti obat khusus untuk meredakan sakit kepala dan pusing yang terjadi sebagai gejala ringan. Antihistamin H1 atau H2 sebagai blocker bagi efek histamin juga dapat diberikan, berikut juga mast cell stabilizers dan antuleukotrienes sebagai penghambat mediator umum yang dilepaskan tubuh.

Sementara itu, kasus Martina sudah sampai ditahap ia diberi suntikan EpiPen atau epinephrine yang memang mengatasi syok anafilaktik (gejala parah). Namun Martina sendiri pun sangat bersyukur walau ia memiliki kondisi MCAS hingga kini berkat keberadaan Caiomhe. Ia pun merasa aman dan ia tak lagi merasa sendiri karena sang anjing betina juga sangat rajin mengecek keadaan Martina di tengah malam sekalipun.