Obat C

Chlordiazepoxide – Obat Apa – Dosis – Kegunaan – Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Obat Apa ?

Obat Chlordiazepoxide merupakan jenis obat penenang dan perangsang tidur (hipnotik). Obat ini masuk dalam jenis obat – obatan kelas Benzodiazepin. Obat ini merupakan jenis pertama dari obat – obatan kelas Benzodiazepin yang dibuat. Obat – obatan kelas Benzodiazepin sendiri merupakan kelas obat – obatan psikoaktif yang memiliki struktur kimia berupa gabungan dari cincin diazepine dan cincin benzena. Obat – obatan psikoaktif merupakan jenis obat – obatan yang mengandung kandungan kimia yang mempengaruhi fungsi kerja otak serta memicu perubahan pada tingkah laku, kesadaran, suasana hati dan daya paham. Obat Chlordiazepoxide ini ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1955 oleh Leo Sternbach.

Obat Chlordiazepoxide ini biasanya dimanfaatkan sebagai obat untuk pengobatan kecanduan alkohol maupun penyalahgunaan obat – obatan, pengobatan insomnia dan kecemasan. Pada bagian – bagian selanjutnya dari artikel ini akan dijelaskan mengenai dosis, kegunaan dan efek samping dari obat tersebut.

Dosis

Perlu Anda ketahui bahwa obat Chlordiazepoxide ini termasuk obat psikoaktif yang perlu pengawasan dan konsultasi dengan dokter terkait atau dengan kata lain perlu resep dokter untuk memperoleh obat ini. Anda diharapkan tidak menggunakan obat ini secara berlebihan, karena obat ini termasuk obat psikoaktif yang sering disalahgunakan oleh pihak – pihak yang tidak bertanggungjawab. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai dosis dari obat ini, namun dosis tersebut hanyalah untuk pengetahuan umum saja, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui dosis yang tepat untuk Anda. Dosis yang disajikan disini dilansir dari www.medscape.com.

  • Dewasa
  1. Untuk penderita gangguan kecemasan tingkat ringan hingga sedang, dosis obat Chlordiazepoxide yang diberikan sebanyak 5 – 10 mg melalui mulut (diminum dalam bentuk kapsul), setiap 6 hingga 8 jam sehari.
  2. Untuk dewasa yang mengalami kekhawatiran dan kecemasan sebelum menjalani operasi atau dikenal juga dengan istilah pra operasi, dosis obat Chlordiazepoxide yang diberikan sebanyak 5 – 10 mg melalui mulut (diminum dalam bentuk kapsul), setiap 6 hingga 8 jam sehari.
  3. Untuk lansia obat Chlordiazepoxide ini tidak disarankan untuk digunakan, karena memiliki efek penenang yang berkepanjangan dan terdapat kecenderungan mengalami keretakan pada tulang. Namun, terdapat dosis yang dianjurkan untuk lansia yang mengalami gangguan kecemasan yaitu sebanyak 5 mg melalui mulut (diminum dalam bentuk kapsul) setiap 6 hingga 12 jam setiap hari. Dosis tersebut merupakan dosis terendah dan dikurangi secara bertahap bila terdapat reaksi dan akibat yang berkaitan dengan efek sampingnya.
  4. Untuk lansia yang mengalami gangguan ginjal atau penyakit ginjal, dosis yang diberikan untuk penderita gangguan kecemasan sebesar 50% dari dosis rekomendasi yang disebutkan pada poin 3 atau sebesar 2,5 mg setiap 6 hingga 12 jam sehari, melalui mulut (diminum dalam bentuk kapsul). Ini bisa dilakukan bila kandungan CrCl (Creatinine clearance rate/laju pembersihan kreatinin) kurang dari 10 mL/menit. CrCl sendiri merupakan volume dari plasma darah yang dibersihkan dari kreatinin (zat hasil pemecahan dari creatine phosphate/kreatin fosfat pada otot). CrCl merupakan pengukuran yang tepat dalam memperkirakan laju filtrasi glomerular yang terkait dengan fungsi ginjal.
  5. Untuk dewasa penderita gangguan ginjal dengan CrCl kurang dari 10 mL/menit, dosis yang diberikan sebesar 50% dari dosis rekomendasi untuk tiap pengobatan yang sudah disebutkan di atas. Untuk nilai CrCl lebih dari 10 mL/menit penyesuaian dosis tidak diperlukan, dengan kata lain dosis yang diberikan sesuai dengan dosis biasanya.
  • Anak – anak
  1. Untuk anak – anak penderita gangguan kecemasan berumur kurang dari 6 tahun disarankan untuk tidak mengonsumsi obat Chlordiazepoxide ini, karena keamanan dan kemanjuran dari obat ini belum diketahui.
  2. Untuk anak – anak penderita gangguan kecemasan berumur lebih dari 6 tahun, dosis yang diberikan sebanyak 5 mg melalui mulut (diminum dalam bentuk kapsul) sebanyak 2 atau 4 kali sehari. Dosis tersebut dapat ditingkatkan hingga 10 mg sebanyak 2 atau 4 kali sehari jika diperlukan.

Kegunaan

Seperti yang sudah disebutkan di atas, obat Chlordiazepoxide berfungsi sebagai penenang dan perangsang tidur. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati kecanduan alkohol atau penyalahgunaan obat – obatan serta mengobati gangguan kecemasan. Berikut akan dijelaskan mengenai beberapa kegunaan dari obat Chlordiazepoxide ini.

  • Mengobati Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan merupakan gangguan kejiwaan yang ditunjukkan dengan perasaan takut dan kecemasan yang berlebihan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengaruh keturunan (genetik), lingkungan (seperti mengalami pelecahan pada masa anak – anak ataupun faktor lainnya seperti ekonomi), stres, kondisi kesehatan (berkaitan dengan hormon tubuh) dan karena penggunaan obat – obatan ataupun konsumsi alkohol.

Obat Chlordiazepoxide dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan untuk kondisi gangguan kecemasan yang dialami penderita. Obat ini bekerja sebagai sebagai penenang dengan mempengaruhi kerja syaraf yang terdapat pada otak. Obat tersebut mempengaruhi neurotransmiter (senyawa pembawa sinyal antar syaraf) sehingga mengirimkan sinyal yang menenangkan. Efek menenangkan yang dihasilkan dapat membantu mengatasi rasa cemas dan takut berlebihan yang dialami penderita.

  • Mengobati Gejala Kecanduan Alkohol maupun Obat-obatan

Obat Chlordiazepoxide memiliki efek yang dapat menyebabkan otot menjadi rileks. Efek yang dihasilkan tersebut dapat membantu meringankan gejala kecanduan alkohol (tentunya bahaya minuman keras bagi kesehatan). Penderita yang mengalami kecanduan terhadap alkohol, memiliki tubuh yang terbiasa terhadap kandungan alkohol dalam jumlah banyak.

Pada saat tubuh tidak mendapat asupan alkohol dalam jumlah yang banyak atau dengan kata lain pecandu alkohol berhenti mengonsumsi alkohol, maka gejala – gejala kecanduan akan timbul. Gejala – gejala tersebut antara lain rasa khawatir yang besar, tubuh gemetar, mual dan muntah, berkeringat dan perasaan menjadi tegang. Obat Chlordiazepoxide dapat digunakan sebagai penenang bila gejala – gejala kecanduan tersebut muncul. Hal ini juga berlaku bagi pengguna penyalahgunaan obat – obatan yang berhenti mengonsumsi obat – obatan terlarang.

  • Sebagai Persiapan Sebelum Operasi

Bagi pasien yang hendak melakukan operasi, biasanya terjadi perasaan khawatir dan takut yang berlebihan karena terbayang akan proses operasi. Kecemasan dan ketakutan berlebihan tersebut dapat mengganggu jalannya operasi, bahkan dapat membuat pasien tersebut mengurungkan niatnya untuk dioperasi. Obat ini dapat dimanfaatkan untuk menenangkan perasaan khawatir dan takut berlebihan yang dialami oleh pasien, sehingga pasien dapat menjalani operasi dan proses operasi dapat berjalan dengan lancar.

Efek Samping

Sebagai obat psikoaktif, Chlordiazepoxide memiliki beberapa efek samping yang cukup signifikan, bahkan bisa dibilang cukup banyak efek samping yang dihasilkan oleh obat tersebut. Selain itu, penggunaan obat ini perlu pengawasan yang ketat karena dapat mengakibatkan beberapa efek overdosis seperti perubahan kesadaran, berkurangnya koordinasi tubuh, kehilangan kesadaran dan rasa kantuk yang tidak normal. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh penggunaan obat tersebut.

  1. Rasa kantuk
  2. Pusing
  3. Konstipasi atau sembelit
  4. Penglihatan kabur
  5. Sakit kepala
  6. Perubahan suasana hati
  7. Suara menjadi tidak jelas
  8. Merasa canggung
  9. Kesulitan dalam berjalan
  10. Penurunan maupun peningkatkan hasrat seksual
  11. Pergerakan yang tidak terkontrol
  12. Muka dan otot berkedut
  13. Susah buang air kecil
  14. Gangguan tidur
  15. Pingsan
  16. Sakit perut
  17. Mual terus – menerus
  18. Muntah – muntah
  19. Kelelahan
  20. Dan lain- lain

Efek samping yang ditimbulkan oleh penggunaan obat tersebut terbilang cukup banyak. Selain itu, penggunaan obat ini juga perlu kewaspadaan yang tinggi untuk kondisi tertentu. Bila Anda hendak mengemudi kendaraan maupun mengoperasikan sebuah mesin, diharapkan tidak mengonsumsi obat tersebut. Hal ini dikarenakan obat tersebut dapat mempengaruhi konsentrasi dan kondisi fisik dari tubuh. Tidak hanya itu, bagi wanita hamil diharapkan tidak mengonsumsi obat ini, dikarenakan obat ini dapat memicu terjadinya cacat bawaan pada kandungan. Oleh karena itu, bagi para ibu hamil diharapkan menghindari konsumsi obat ini pada masa kehamilan.

Obat Chlordiazepoxide ini diharapkan tidak digunakan atau dihindari oleh penderita dengan kondisi penyakit seperti Myasthenia gravis (penyakit neuromuskular yang dapat mengakibatkan otot menjadi lemah); kondisi mabuk parah karena alkohol, obat – obatan narkotika dan senyawa psikoaktif lainnya; ataxia (kondisi neurologikal dimana kurangnya koordinasi dari pergerakan otot); hipoventilasi parah (rendahnya pertukaran udara pada sistem pernapasan); glaukoma sudut sempit parah (penyakit mata yang berkaitan dengan saraf mata dan hilangnya penglihatan); dan lain – lain.

Penggunaan obat psikoaktif memiliki beberapa efek samping dan tidak bisa digunakan untuk penderita dengan berbagai jenis kondisi kesehatan tertentu, oleh karena itu sangat diperlukan konsultasi dengan dokter dalam penggunaan obat tersebut. Sekian informasi yang dapat dipaparkan mengenai obat Chlordiazepoxide ini, semoga informasi tersebut bermanfaat bagi Anda.