Obat C

Calcium Chloride – Obat Apa – Kegunaan – Fungsi – Komposisi – Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Penyakit bisa datang kapan saja dan dimana saja bagi semua orang. Sehingga saat mengalami suatu penyakit mau tidak mau orang akan berobat ke dokter atau rumah sakit terdekat. Dalam pemeriksaan akan ada proses dimana dokter meresepkan obat yang sesuai dengan penyakit tersebut. Tujuannya yaitu untuk membantu pemulihan pasien secepat mungkin. Diantaranya beberapa orang tentu pernah mendapatkan resep dari dokter berupa obat-obatan yang mengandung kalsium klorida.

Sebagian orang tentu tidak paham apa sebenarnya manfaat obat tersebut. Termasuk mengapa diresepkan oleh dokter dan bagaimana cara penggunaan yang tepat. Oleh sebab itu, di bawah ini akan dibahas lebih lengkap mengenai kalsium klorida. Tujuannya untuk memberikan informasi lengkap tentang kegunaan obat, fungsi serta komposisi dan efek sampingnya. Sehingga dalam menggunakan obat tersebut, tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan bermanfaat mempercepat kesembuhan pasien.

Obat Apa

Kalsium klorida merupakan salah satu jenis obat yang berfungsi untuk mengobati kekurangan kalsium dalam darah. Kondisi ini dikenal juga dengan penyakit hypocalcemia. Disini obat kalsium klorida berperan penting dalam menjaga kadar kalsium dalam darah supaya tetap optimal sehingga memperbaiki kesehatan tulang, otot, sistem saraf serta sistem kerja jantung.

Kegunaan

Kalsium klorida dalam dunia medis dimanfaatkan untuk berbagai macam pengobatan. Tentunya sebagian besar orang mengira bahwa segala macam pengobatan yang berbau kalsium berarti fungsinya yaitu sebagai salah satu cara mengatasi kekurangan kalsium pada tubuh dan membantu pertumbuhan tulang maupun gigi. Namun sebenarnya tidak hanya sebatas hal tersebut. Setiap obat memiliki kegunaan spesifik lainnya sesuai dengan senyawa molekul kimia obat tersebut. Adapun selama ini penelitian menunjukkan kegunaan atau fungsi obat ini pada umumnya yaitu termasuk juga meliputi sebagai berikut:

  1. Untuk menangani terjadinya luka bakar yang diakibatkan oleh terkena asam fluorida.
  2. Menangani gejala terjadinya keracunan magnesium pada tubuh.
  3. Untuk menurunkan level toksisitas pada pembuluh darah jantung.
  4. Melindungi miokardium dari konsentrasi kadar kalium yang melebihi batas normalnya atau disebut pula dengan konsdisi hiperkalemia.
  5. Mengatasi keracunan yang terjadi pada saluran kalsium sebagai akibat efek samping dari obat-obatan yang tergolong diltiazem.
  6. Pada beberapa kasus gagal jantung dapat pula diresepkan obat ini. Namun beberapa penelitian menunjukkan efek samping yang kurang baik.
  7. Digunakan pula untuk mengobati gigitan atau sengatan serangga yang terjadi pada tubuh.
  8. Mengobati gejala reaksi sensitivitas atau ciri-ciri alergi, terutama yang disebablan oleh penyakit urtikaria.
  9. Mengobati jantung pasca dilakukan operasi.
  10. Bermanfaat untuk menghindari penyakit cardiovascular lainnya yang berkaitan dengan penyakit jantung.

Komposisi

Obat kalsium klorida umumnya berupa senyawa garam dengan padatan kristal yang tidak berwarna dan berbau. Obat ini memiliki rumus kimia CaCl2(H2O) dan merupakan hidrasi padat untuk pengendali debu. Saat ini di pasaran obat ini hanya tersedia sebagai obat generic dan belum terdapat merek dagang paten lainnya. Tergolong sebagai obat-obatan yang mengandung mineral dan elektrolis serta umumnya hanya dipergunakan dalam bentuk cairan yang diinjeksikan melalui infus kepada penderita.

Kalsium klorida dalam bentuk generic umumnya memiliki komposisi hampir sepenuhnya berisi kandungan murni kalsium klorida. Namun beberapa merek lain dapat berupa campuran komposisi antara kalsium klorida, magnesium klorida, potassium klorida, sodium asetat, sodium klorida dan sodium sitrat. Penggunaan komposisi yang tepat biasanya akan diresepkan dokter berdasarkan tingkat penyakit serta kebutuhan penyakit yang dialami oleh pasien.

Dosis

Untuk mengkonsumsi obat ini, sebaiknya perhatikan dosis yang diberikan oleh dokter atau apoteker. Jangan sampai meminum obat berdasarkan perkiraan sendiri. Berikut ini dosis yang biasanya digunakan pada orang dewasa:

  1. Dosis bagi pengidap Hypocalcemia yaitu sebesar 10-25 mmol dengan interval pemberian obat selama 1 sampai dengan 3 hari. Lamanya pengobatan tergantung pada kondisi kesehatan pasien dan kadar kalsium yang terus dipantau. Biasanya untuk mengobatai hal ini pemberian obat dilakukan melalui injeksi dengan infus dengan jalan perlahan.
  2. Dosis bagi penderita Hypocalcemia yang akut umumnya sebesar 2.25 mmol diberikan memaui infus dan dilanjutkan dengan dosis lanjutan sebesar 9 mmol per hari.
  3. Dosis bagi para penderita kejang otot akibat gangguan kelenjar paratiroid yaitu sebesar 2.25 mmol dan dapat diulang kembali jika perlu, selanjutnya akan diikuti dengan dosis sebesar 9 mml per hari.
  4. Untuk pasien penderita Hyperkalaemia atau dikenal juga dengan kondisi dimana kadar potassium dalam darah meningkat tajam, dosis yang diberikan umumnya 5-10ml dari 10% larutan serta diberikan pada pasien dalam rentang waktu beberpa menit. Maksimal yaitu sebesar 5 menit. Dosis dapat diulang kembali jika diperlukan dan perlu dilakukan monitoring ECG untuk mendiskusikan apakah dosis dapat diselesaikan atau masih harus diberikan hingga penderita benar-benar sembuh.
  5. Pada pengobatan yang berfungsi untuk antidot dalam Hypermagnesaemia yaitu sebesar 5-10ml dari 10% larutan.

Adapun hingga saat ini belum ada penelitian lebih lanjut tentang dosis yang dapat digunakan pada anak kecil. Ditunjang dengan kebutuhannya yang memang umumnya belum diperlukan pada masa usia kanak-kanak. Pada beberapa penyakit spesifik seperti kondisi Hyperkalaemia yang parah, maka dosis dapat diberikan sebesar 20mg/kg dan dapat diulang kembali setiap 10 menit dengan petunjuk dokter.

Saat ini di pasaran obat kalsium klorida masih dapat diperoleh dengan mudah. Namun umumnya pengobatan ini tersedia dalam bentuk larutan maupun cairan infus saja. Oleh sebab itu biasanya penggunaannya terbatas hanya untuk penderita yang dirawat di rumah sakit. Sehingga dibutuhkan diagnose yang kuat sebelum memutuskan untuk memberikan pengobatan ini.

Efek Samping

Sama halnya dengan obat-obatan yang lain, setiap obat tentu memiliki efek samping. Demikian juga dengan kalsium klorida. Jika meminum obat ini, sebaiknya perhatikan gejala-gejala sebagai berikut:

  1. Pada beberapa orang dapat menimbulkan reaksi alergi seperti terjadi ruam pada kulit, warna kemerahan di wajah atau tubuh, gatal-gatal, pembengkakan di area wajah maupun gejala lainnya seperti mual dan rasa ingin muntah. Sebaiknya hentikan penggunaan obat dengan segera jika timbul reaksi alergi.
  2. Bagi penderita penyakit tertentu, dapat berbahaya jika mengkonsumsi obat ini. Oleh sebab itu perhatikan jika terjadi denyut nadi yang melemah atau detak jantung yang berdebar keras dan diiringi nyeri atau sakit kepala. Hal tersebut berarti obat memicu kerja jantung menjadi cepat dan beresiko menaikkan tekanan darah.
  3. Beberapa kasus melaporkan terjadinya gangguan pada system pencernaan termasuk pada lambung, rasa mual dan peningkatan asam lambung.
  4. Efek samping yang terjadi termasuk rasa haus berlebihan sehingga ingin terus minum.
  5. Terdapat pula keluhan seperti frekuensi urine yang berubah, entah terlalu sering atau bahkan menjadi sangat sedikit.
  6. Dilaporkan ada beberapa efek gejala psikosomatis namun hanya terdapat pada beberapa keluhan dan cukup jarang terjadi.
  7. Pada beberapa orang dapat menyebabkan rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu seperti misalnya nyeri otot kaki maupun tangan.
  8. 8. Efek samping yang terjadi termasuk bisa mendatangkan rasa nyeri berlebih di kepala atau lebih tepatnya sakit kepala sebelah atau mengalami migrain. Umumnya karena salah satu komposisi obat yang tidak dapat ditolerir oleh tubuh.

Cara Penyimpanan

Supaya komposisi obat terjaga dengan maksimal, perhatikan cara menyimpan obat yang benar. Sebaiknya lakukan hal-hal berikut di bawah ini supaya obat tersimpan dengan baik:

  1. Simpan obat di suhu ruang, jangan di tempat yang panas ataupun dingin.
  2. Usahakan untuk menyimpan obat di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. Jika tidak maka obat dapat meleleh dan berubah komposisinya.
  3. Sebaiknya tidak membekukan obat ataupun menyimpan obat di dalam freezer kulkas karena dapat mengurai komposisinya.
  4. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan, supaya tidak terjadi kesalahan fatal seperti obat tertelan dan menimbulkan reaksi yang berat.
  5. Hindari membuang obat sembarangan terutama ke dalam toilet atau selain di tempat sampah karena bisa jadi komposisi obat terurai dan merusak lingkungan sekitar.
  6. Selalu perhatikan masa berlaku obat, hindari memakai obat yang kadaluarsa serta segera buang obat yang telah melampaui batas waktunya. Jika masa berlaku obat terlewatkan biasanya komposisi obat sudah berubah dan dapat menimbulkan keracunan.

Interaksi

Obat-obatan akan dapat bereaksi dengan beberapa hal. Oleh sebab itu ada beberapa poin kondisi-kondisi yang sebaiknya dihindari untuk mencegah reaksi obat yang kurang baik akibatnya. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencegah obat berinteraksi:

  1. Gunakan air putih untuk meminum obat. Hindari minuman beralkohol karena dapat membuat komposisi obat berubah dan memberikan reaksi dalam tubuh yang tidak baik. Hal ini membuat penyakit bukan menjadi sembuh namun bisa jadi malah semakin parah.
  2. Jangan gunakan minuman yang mengandung kafein seperti teh dan kopi untuk meminum obat. Karena kandungan tersebut berbahaya dalam bereaksi dengan obat-obatan. Kemungkinan besar dapat menghasilkan racun yang merusak sistem tubuh. Jika terserang racun maka fungsi ginjal menjadi tidak maksimal dan malah dapat mengakibatkan penyakit gagal ginjal.
  3. Konsultasikan pada dokter apabila sedang mengkonsumsi obat-obatan antibiotic yang lain. Karena bisa jadi berinteraksi antara obat-obatan tersebut. Yang mana bisa jadi hasilnya berbahaya bagi kesehatan tubuh.
  4. Sebaiknya ibu hamil dan menyusui terlebih dahulu menghindari mengkonsumsi obat. Sekalipun kalsium klorida masih belum terbukti efeknya pada kehamilan maupun bayi, namun untuk lebih amannya hindari konsumsi obat di masa kehamilan atau menyusui. Karena jika tidak maka dapat beresiko keguguran atau merusak janin.
  5. Apabila terlewatkan satu dosis, sebaiknya jangan menggandakan dosis pada saat yang bersamaan. Lebih baik menunggu hingga waktu berikutnya supaya tidak terlalu banyak mengkonsumsi obat. Jika terjadi over dosis sebaiknya segera bawa penderita ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan yang lebih sesuai dalam mempercepat kesembuhannya.

Demikian beberapa penjelasan tentang obat kalsium klorida beserta komposisi, kegunaan dan cara pakainya. Selalu konsultasikan dengan dokter tentang cara minum obat ataupun efek yang telah dicapai selama pengobatan. Jika tidak ada perubahan, bisa jadi dokter akan menyarankan terapi pengobatan yang lainnya untuk mempercepat pemulihan pasien.