Clobium adalah obat yang digunakan untuk gangguan pada syaraf otak akibat akitivitas berlebihan dari segrombolan sel neuron (epeilepsi). Reaksi yang ditimbulkan seperti, kesemutan, kejang-kejang, dan kontrasi otot. Obat kejang ini tergolong dalam kelompok antikonvulsan.
Kandungan Clobium
- Clobium mimiliki kandungan zat aktif berupa Clobazam.
Fungsi Clobium
Clobazam yang termasuk obat golongan antikonvulsan bertugas mengontrol kejang dengan menstabilkan peredaran listrik di dalam otak. Obat dengan resep dokter ini juga difunngsikan untuk mengendorkan atau melemaskan otot yang sedang tegang dan juga meredakan rasa cemas.
Dosis Penggunaan Clobium
Berikut gambaran informasi penggunaan Clobium dibeberapa kondisi :
- Epilepsi
- Dosis Dewasa : 20-30 mg/hari. Untuk dosis awal cukup satu kali dalam sehari. Dosis maksimal 60 mg/hari. Jika dibutuhkan kenaikan dosis dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
- Anak dibawah usia 6 tahun : cukup 5 mg/hari. Satu kali dalam sehari. Satu Dosis maksimal 60 mg/hari.
- Lansia : 5 mg/hari, dengan satu kali pemakian. Untuk kenaikan dosisi, dapat dibawaah pengawasan dokter.
- Gangguan Kecemasan parah
- Dewasa : menggunakan dosis 20-30 mg/hari, dapat dikonsumsi sehari sekali atau dapat dibagi sesuai kebutuhan, selama 2 hingga 4 minggu. Dosis maksimal 60 mg/hari.
- Lansia : 5 mg/hari, dengan satu kali pemakian. Untuk kenaikan dosisi, dapat dibawaah pengawasan dokter.
Catatan :
- Obat ini dapat diminum atau dikonsumsi sebelum, saat, atau sesudah makan.
- Penggunaan Clobium bagi penderita epilepsi biasanya ditambah dengan obat lain.
- Clobium tergolong obat yang harus dengan resep dokter. Untuk mengetahui manfaat serta resiko yang akan timbul sebaiknya libatkan dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan menggunakan obat ini.
Efek Samping Clobium
Efek samping yang ditumbulkan akibat Clobium, diantaranya :
- Menyebabkan demam
- Menyebabkan kantuk
- Menyebabkan infeksi atau gagguan pada sistem pernapasan atas
- Menyebabkan Gelisah
- Menyebabkan insomnia
- Menyebabkan keseimbangan tubuh terganggu, kelelahan atau cepat lelah dan mudah marah
- Menyebabkan batuk
- Menyebabkan konstipasi atau sebelit
- Menyebabkan drooling
- Penyebab halusinasi
Segera hubungi dokter terdekat dan hentikan penggunaan Clobium jika terjadi efek samping serius serta keadaan mengkhawatirkan.
Kontraindikasi Clobium
Penggunaan Clobium memiliki kontraindikasi terhadap keadaan serta obat-obatan tertentu. Berikut, dibawah ini diantaranya :
- Kontraindikasi terhadap obat cimetidine, omeprazole, fluconazole yang bisa menaikkan kadar obat dalam darah.
- Kontraindikasi terhadap obat anti nyeri golongan opid dan dapat menggangu sistem pernapasan seperti koma, berhentinya napas hingga paling parah kematian.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan selama penggunaan Clobium, berikut antara lain :
- Pastikan dosis penggunaan Clobium sesuai ajuran dokter.
- Selalu berkomunikasi dengan keluarga, karena obat ini dapat memicu keinginan untuk bunuh diri.
- Jauhi aktifitas yang menuntut berkonsentrasi tinggi, obat ini dapat membuat kantuk.
- Jika ingin tidak menggunakan obat ini, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kepercayaan. Obat ini sebagai penyebab halusinasi, psikosis, tremor, dan rasa gelisah jika penggunaan Clobium diberhentikan secara mendadak.
Clobium untuk Wanita Hamil
Sejauh ini belum ditemukan peneletian menunjang untuk menyatakan adanya resiko obat Clobium terhdapat wanita hamil. Menurut, Food and Drugs Administration (FDA) atau badan pengurus obat dan makanan Amerika Serikat mengatagorikan obat kejang dan epilepsi ini kedalam resiko kehamilan katagori C (dibaca : mungkin berisiko).
Untuk menembah wawasan, berikut informasi katagori obat berrisiko bagi wanita hamil menurut FDA :
- A yang artinya Tidak berisiko
- B yang artinya Tidak berisiko dalam beberapa penelitian
- C yang artinya Mungkin berisiko
- D yang artinya Ada bukti positif dari resiko
- X yang artinya Kontraindikasi
- N yang artinya Tidak diketahui