Merk Obat B

Betaflox – Fungsi – Obat Apa – Dosis Dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Betaflox termasuk ke dalam golongan obat keras yang hanya bisa didapatkan dengan menggunakan resep dokter.

Komposisi

Betaflox mengandung antibiotik ofloksasin 200 mg sebagai senyawa aktifnya

Indikasi

Betaflox diindikasikan untuk pengobatan berbagai infeksi bakteri, antara lain

  1. bronkitis
  2. pneumonia
  3. infeksi kulit
  4. sistitis tanpa komplikasi
  5. infeksi saluran kencing dengan komplikasi.

Mekanisme Kerja Obat

Bakteri merupakan makhluk hidup yang melakukan reproduksi dengan pembelahan sel. Setiap sel memiliki DNA sebagai materi genetik pada inti selnya, oleh karenanya bakteri perlu membuat DNA baru untuk dimasukkan ke dalam sel hasil pembelahan. Pembuatan DNA yang baru dilakukan dengan membuat salinan dari DNA yang sudah ada. DNA terdiri dari 2 untai rantai asam nukleat yang berpilin menjadi satu, pilinan ini perlu dilepaskan untuk sementara agar salinan DNA bisa dibuat. Setelah proses penyalinan selesai, 2 untai rantai DNA yang lama akan kembali terpilin dan 2 untai rantai DNA yang baru juga akan terpilin. DNA baru inilah yang kemudian akan dimasukkan ke dalam sel baru hasil dari pembelahan sel.

Proses pelepasan pilinan rantai DNA tersebut dilakukan oleh enzim DNA girase, tanpa adanya enzim ini bakteri tidak bisa membuat salinan DNA dan tidak akan bisa berkembang biak. Enzim inilah yang akan menjadi target kerja ofloksasin. Ofloksasin adalah antibiotik golongan fluoroquinolon yang bekerja dengan cara menghambat kerja enzim DNA girase sehingga bakteri tidak bisa membuat salinan DNA. Dengan demikian, bakteri tidak bisa berkembang biak dan dapat lebih mudah dikalahkan oleh sistem imun kita

Dosis dan Cara Pemberian

  • Dosis Betaflox untuk bronkitis, pneumonia, infeksi kulit: 400 mg setiap 12 jam selama 10 hari
  • Dosis Betaflox untuk sistitis tanpa komplikasi: 200 mg setiap 12 jam selama 3-7 hari
  • Dosis Betaflox untuk infeksi saluran kencing dengan komplikasi: 200 mg setiap 12 jam selama 10 hari
  • Telanlah tablet Betaflox dengan bantuan sedikit air dalam keadaan utuh (jangan dikunyah, digerus atau dihancurkan), sebaiknya dikonsumsi setelah makan

Kontraindikasi

Pasien yang memiliki kondisi-kondisi berikut tidak diperbolehkan menggunakan Betaflox:

  • Hipersensitif (alergi) terhadap antibiotik golongan kuinolon

Kategori Keamanan bagi Ibu Hamil dan Menyusui

  • Ofloksasin termasuk ke dalam kategori C, yaitu obat yang hanya boleh digunakan oleh ibu hamil jika manfaat yang diperoleh melebihi risiko efek samping terhadap janin yang mungkin timbul
  • Ofloksasin didistribusikan oleh tubuh ke dalam ASI, beritahukan kepada dokter jika Anda masih menyusui, mungkin dokter akan mengganti obat Anda atau menyarankan Anda untuk tidak menyusui selama menggunakan Betaflox

Efek Samping

Berikut adalah efek samping yang mungkin terjadi setelah penggunaan Betaflox:

  1. Mual
  2. Muntah
  3. Sakit kepala
  4. Insomnia
  5. Diare
  6. Merasa pusing
  7. Sakit perut
  8. Perut kembung
  9. Ruam pada kulit
  10. Cepat lelah

Tidak semua pasien akan mengalami efek samping di atas setelah menggunakan Betaflox. Namun, jika Anda merasakan efek samping apapun, baik yang telah disebutkan di atas maupun efek samping lainnya setelah menggunakan Betaflox, segeralah konsultasikan hal tersebut kepada dokter atau apoteker agar bisa segera ditindaklanjuti.

Interaksi Obat

Berikut adalah obat-obat yang mungkin menimbulkan interaksi jika digunakan bersamaan dengan Betaflox:

  1. Obat-obat berikut dapat menurunkan absorpsi ofloksasin pada saluran cerna sehingga efek ofloksasin dapat berkurang: alumunium hidroksida, fero fumarat, fero glukonat, fero sulfat, kalsium karbonat, magnesium hidroksida, sukralfat
  2. Obat-obat berikut berpotensi menimbulkan gangguan irama jantung seperti ofloksasin sehingga penggunaannya bersamaan dengan Betaflox dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping tersebut: amiodaron, amisulpride, amitriptilin, amoxapine, artemether, astemizole, cisapride, desipramin, disopyramide, doxepine, eritromisin, flukonazol, ibutilide, imipramin, indapamide, itrakonazole, ketokonazole, klaritromisin, klorpromazin, ondansetron, pimozide, quinidine, terfenadine
  3. Ofloksasin dapat meningkatkan efek obat-obat berikut: acarbose, digoksin, glimepirid, glipizide, gliburid, insulin, metformin, pioglitazon, rosiglitazon, tolbutamid, warfarin
  4. Obat-obat berikut dapat meningkatkan efek ofloksasin jika digunakan secara bersamaan: amiodarone, digoksin
  5. Penggunaan asam aminolevulinat bersamaan dengan ofloksasin akan saling meningkatkan toksisitas keduanya

Selalu konsultasikan mengenai obat apapun (sintetis maupun herbal) yang sedang atau akan Anda gunakan kepada dokter dan/atau apoteker untuk memastikan bahwa penggunaan obat tersebut bersamaan dengan Betaflox tidak akan menimbulkan efek samping yang merugikan bagi Anda. jika ternyata obat tersebut tidak bisa digunakan bersamaan dengan Betaflox, dokter atau apoteker mungkin akan menyarankan pemberian jeda waktu antara pemberian Betaflox dengan pemberian obat lainnya atau mengganti salah satu obat dengan obat lain sebagai alternatif.

Perhatian

  1. Jangan memulai atau mengulangi pengobatan dengan menggunakan Betaflox tanpa menggunakan resep dokter
  2. Jangan mengubah dosis Betaflox yang telah diresepkan oleh dokter
  3. Betaflox sebaiknya tidak digunakan oleh anak-anak karena dapat menimbulkan efek samping berupa arthropathy atau kerusakan pada sendi
  4. Habiskan Betaflox yang telah diresepkan untuk Anda. Jika Anda tidak menghabiskannya, bakteri yang menginfeksi Anda dapat mengembangkan resistensi (kekebalan) terhadap ofloksasin dan tidak terbasmi secara tuntas. Saat sistem kekebalan tubuh Anda sedang menurun, bakteri tersebut bisa kembali menginfeksi Anda dan akan memerlukan antibiotik yang lebih kuat daripada ofloksasin untuk membasminya.
  5. Betaflox adalah antibiotik, yaitu obat yang digunakan untuk infeksi bakteri dan tidak bisa digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus seperti influenza
  6. Jika Anda lupa mengkonsumsi Betaflox, segeralah mengkonsumsinya jika jadwal minum obat berikutnya tidak terlalu dekat. Jika jadwal minum obat berikutnya sudah dekat, lewatkan dosis yang terlewat dan minumlah Betaflox pada waktu minum obat berikutnya dengan dosis normal (jangan menggandakan dosis untuk menggantikan dosis yang terlewat)
  7. Jika Anda akan mengkonsumsi obat-obat untuk penyakit lambung seperti antasida (alumunium hidroksida atau magnesium hidroksida) atau sukralfat, berilah jeda waktu 2 jam dengan konsumsi Betaflox untuk menghindari terjadinya interaksi obat yang telah disebutkan di atas
  8. Sebaiknya jangan melakukan vaksinasi selagi Anda masih menggunakan Betaflox karena ofloksasin dapat menurunkan efek dari vaksin yang berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan
  9. Penggunaan Betaflox pada pasien dengan diabetes perlu dimonitor secara ketat karena ofloksasin dapat mneingkatkan efek beberapa obat antidiabetes seperti acarbose, glimepirid, glipizide, gliburid, insulin, metformin, pioglitazon, rosiglitazon, tolbutamid sehingga berpotensi menimbulkan hipoglikemia (kadar glukosa darah berada di bawah nilai normal). Jika Anda merasakan gejala-gejala hipoglikemia seperti berkeringat, jantung berdebar-debar, pusing, tubuh gemetar dan merasa lapar, segeralah konsumsi makanan yang mengandung glukosa seperti permen atau air gula
  10. Jika kondisi Anda tidak kunjung membaik setelah menghabiskan Betaflox yang telah diresepkan, segeralah kembali memeriksakan diri ke dokter
  11. Sebelum mengkonsumsi Betaflox atau obat apapun, selalu perhatikan kondisi obatnya, jika Anda melihat ada perubahan warna (misalnya terdapat bercak-bercak warna pada tablet) atau perubahan bentuk obat, jangan gunakan obat tersebut dan segera tanyakan kepada apoteker mengenai apa yang harus Anda lakukan,
  12. Selalu perhatikan tanggal kadaluwarsa Betaflox atau obat apapun yang akan Anda konsumsi, pastikan obat tersebut belum melewati tanggal kadaluwarsanya