Antikun termasuk golongan obat keras yang hanya bisa diperoleh dengan menggunakan resep dokter, tersedia dalam 3 bentuk sediaan yaitu kapsul (400 mg, 1200 mg), sirup (500 mg/mL), dan injeksi (1 g/5 mL, 3 g/15 mL)
Antikun mengandung pirasetam sebagai senyawa aktif. Pirasetam termasuk ke dalam golongan obat nootropic, yaitu obat yang dapat meningkatkan fungsi kognitif seseorang, seperti meningkatkan kemampuan belajar, konsentrasi, fokus dan kapasitas memori. Walaupun memiliki pengaruh terhadap kemampuan otak, obat ini tidak bersifat stimulan.
Antikun dapat digunakan dalam pengobatan pada:
Pirasetam dapat meningkatkan fungsi kognitif dengan cara meningkatkan aliran darah ke otak serta merangsang otak untuk menggunakan oksigen dan nutrisi secara efisien, selain itu pirasetam juga dapat meningkatkan produksi acetylcholine dan meningkatkan dan/atau memperbaiki fungsi reseptor neurotransmiter acetylcholine dan glutamat di otak.
Kedua neurotransmitter ini adalah senyawa kimia di dalam otak yang berperan penting dalam kemampuan kognitif seseorang, jika neurotransmitter ini tersedia dalam jumlah yang memadai di otak dan reseptornya bekerja dengan baik, maka kemampuan kognitif seseorang dapat ditingkatkan kembali. Selain itu, pirasetam juga dapat merangsang terbentuknya koneksi antar neuron di dalam otak yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan belajar.
Vertigo adalah salah satu jenis sakit kepala di mana penderitanya merasakan ilusi gerakan seperti berputar-putar, yang bisa diakibatkan oleh gangguan sistem vestibular (sistem koordinasi dan penjaga keseimbangan tubuh di dalam telinga) atau gangguan pada otak. Sifat pirasetam yang dapat memperlancar aliran darah dan meningkatkan kerja neurotransmitter dapat mengurangi kekambuhan vertigo. Uji klinis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pemberian pirasetam pada penderita vertigo dapat mengurangi kekambuhan vertigo, namun tidak mengurangi keparahan rasa pusingnya.
Antikun dapat digunakan sebagai terapi tambahan pada penderita mioklonik kortikal, yaitu gerakan motorik tidak terkontrol yang diakibatkan adanya aktivitas elektrik yang abnormal pada korteks sensorimotor di otak
Disleksia adalah suatu kondisi dimana penderitanya mengalami kesulitan untuk memahami informasi dalam bentuk tulisan walaupun ia memiliki tingkat intelegensi dan penglihatan yang normal, terkadang disertai dengan kesulitan menulis. Uji klinis menunjukkan bahwa penggunaan pirasetam dapat meningkatkan kemampuan membaca pada anak yang mengalami disleksia. Efek pirasetam terhadap perbaikan kondisi disleksia baru bisa terlihat setelah pemakaian berbulan-bulan dan harus disertai dengan terapi lainnya.
Disfungsi otak umumnya terjadi saat otak mengalami kekurangan pasokan oksigen dan nutrisi, hal ini dapat terjadi saat pembuluh darah yang menuju ke otak mengalami penyumbatan. Pirasetam dapat mencegah perlekatan eritrosit pada dinding pembuluh darah, memiliki efek vasodilator (melebarkan pembuluh darah), serta menurunkan kadar fibrinogen (senyawa yang berperan dalam pembekuan darah) sehingga pirasetam dapat mencegah dan/atau memperbaiki pembuluh darah yang mengalami penyumbatan.
Eritrosit (sel darah merah) normal memiliki bentuk bulat, namun eritrosit pada penderita anemia sel sabit berbentuk sabit. Eritrosit dengan bentuk sabit ini lebih mudah melekat pada dinding pembuluh darah dan berpotensi menyebabkan terjadinya penyumbatan / penyempitan pembuluh darah. Pirasetam dapat mencegah terjadinya perlekatan eritrosit ke dinding pembuluh darah sehingga bisa digunakan oleh penderita anemia sel sabit.
Antikun sebaiknya diminum sebelum makan dengan dosis sebagai berikut:
Dosis yang diberikan pada setiap pasien dapat berbeda-beda tergantung dari penilaian terhadap kondisi pasien yang harus dilakukan dengan seksama, oleh karena itu jangan pernah gunakan obat ini tanpa resep dokter.
Antikun tidak boleh digunakan oleh pasien yang memiliki kondisi berikut:
Efek samping berikut dapat terjadi pada penggunaan Antikun namun frekuensinya sangat rendah (<2%):
Dapat dilihat dari frekuensi kejadiannya yang sangat rendah, yaitu kurang dari 2%, tidak semua pasien yang menggunakan Antikun akan mengalami efek samping di atas, namun jika Anda merasakan efek samping di atas maupun efek samping lainnya setelah menggunakan obat ini, segera konsultasikan dengan dokter dan/atau apoteker untuk segera ditindaklanjuti.
Berikut adalah obat-obatan yang mungkin menimbulkan interaksi obat jika diminum bersamaan dengan Antikun:
Ingatlah untuk selalu mengkonsultasikan mengenai obat apapun (baik sintetis maupun herbal) yang sedang atau akan Anda gunakandengan dokter dan/atau apoteker untuk memastikan bahwa penggunaan obat-obatan tersebut secara bersamaan dengan Antikun tidak akan menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Jika kedua obat tersebut tidak bisa digunakan secara bersamaan, biasanya dokter atau apoteker akan menyarankan untuk memberi jeda waktu antara pemberian obat yang satu dengan yang lain, atau menyarankan penggantian salah satu obat dengan obat lain sebagai terapi alternatif.