Anti-maag termasuk golongan obat antasida, yaitu obat yang dapat menetralkan asam lambung yang berlebih di dalam lambung. Obat ini merupakan obat bebas yang bisa Anda beli di apotek maupun toko obat tanpa menggunakan resep dokter.
Komposisi
Anti-maag mengandung magnesium karbonat sebagai zat aktif. Magnesium karbonat bekerja secara lokal di dalam lambung. Magnesium karbonat akan bereaksi dengan asam lambung (asam klorida) membentuk garam magnesium klorida sehingga jumlah asam lambung dapat dikurangi, obat ini dapat menyebabkan peningkatan pH di dalam saluran pencernaan
Indikasi
Anti-maag diindikasikan untuk pengobatan:
Gejala dispepsia adalah gangguan pada lambung yang meliputi gejala-gejala berupa rasa nyeri di perut bagian atas, perut terasa penuh, mual dan kembung yang bisa disebabkan oleh asam lambung berlebih, adanya infeksi bakteri Helicobacter pylori atau adanya tukak lambung (luka pada saluran pencernaan, bisa terjadi di lambung maupun usus).
- Heartburn atau rasa terbakar di kerongkongan/dada
Gejala ini biasanya merupakan manifestasi klinis dari penyakit GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Gejala ini timbul akibat adanya refluks (aliran balik) makanan dari lambung ke kerongkongan, makanan ini sudah tercampur dengan asam lambung dan memiliki nilai pH yang rendah. Asam lambung memiliki pH yang sangat rendah (pH = 2) sehingga akan menimbulkan iritasi dan rasa terbakar di kerongkongan. Pemberian antasida dapat meringankan gejala heartburn ini.
Dosis dan Cara Pemberian
- Dosis yang dianjurkan adalah 1-2 tablet 4 kali sehari dan sebelum tidur atau bila diperlukan (sebaiknya obat diminum dengan cara dikunyah)
- Obat sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong (yang dimaksud dengan perut kosong adalah 30 menit sebelum makan, namun apabila Anda sudah terlanjur makan sebelum meminum obat ini, maka minumlah obat 2 jam setelah makan)
- Obat maag golongan antasida (obat maag yang memiliki kandungan alumunium dan/atau magnesium) sebaiknya diminum dengan cara dikunyah agar obat dapat menetralkan asam lambung dengan cepat. Jika antasida langsung ditelan tanpa dikunyah, obat ini tetap akan menghasilkan efek penetralan asam lambung, hanya saja akan membutuhkan waktu yang lebih lama sampai efeknya muncul
Kontraindikasi
Obat ini tidak boleh digunakan oleh pasien yang memiliki kondisi-kondisi berikut:
- Penyakit ginjal berat (obat ini dieksresikan melalui ginjal sehingga akan memperparah kondisi ginjal pada penderita penyakit ginjal berat)
- Hipofosfatemia / kondisi di mana kadar fosfat di dalam darah berada di bawah batas normal (magnesium karbonat dapat menurunkan kadar fosfat dalam darah sehingga dapat memperparah kondisi hipofosfatemia
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi dari penggunaan obat ini antara lain:
- Diare
- Sakit perut (terdapat berbagai jenis sakit perut, namun biasanya sakit perut yang muncul akibat penggunaan obat akan hilang setelah penggunaan obat dihentikan)
- Hipermagnesemia yang bisa menyebabkan gangguan irama jantung
- Gejala hipersensitifitas (alergi)
Tidak semua pasien yang menggunakan obat ini mengalami efek samping di atas, terutama efek samping berupa gejala hipersensitivitas sangat jarang terjadi pada pasien pengguna Antimaag. Namun jika Anda merasakan efek samping apapun setelah mengkonsumsi obat ini, segera konsultasikan ke dokter dan/atau apoteker untuk segera ditindaklanjuti.
Interaksi dengan Obat Lain
Semua obat golongan antasida umumnya dapat menurunkan efikasi (efek) obat lain jika digunakan bersamaan karena antasida bersifat menetralkan asam lambung sehingga akan menimbulkan peningkatan pH di dalam saluran pencernaan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan absorpsi obat dari saluran pencernaan ke dalam darah karena obat-obatan dirancang untuk dapat terserap secara maksimal pada nilai pH saluran pencernaan yang normal. Berikut adalah beberapa obat mungkin menimbulkan interaksi obat saat digunakan bersamaan dengan magnesium karbonat:
- Obat-obatan berikut dapat mengalami penurunan efikasi karena terjadi penurunan absorpsi di saluran pencernaan (akibat magnesium karbonat yang menaikkan pH lambung) jika digunakan bersamaan dengan magnesium karbonat: doksisiklin, tetrasiklin, oksitetrasiklin, demeklosiklin, siprofloksasin, levofloksasin, ofloksasin, pazopanib
- Raltegravir: magnesium karbonat dapat menurunkan kadar raltegravir di dalam darah
- Atazanavir: magnesium karbonat dapat menurunkan efikasi atazanavir karena kelarutan atazanavir akan berkurang seiring dengan meningkatnya pH di dalam saluran cerna
- Dolutegravir: kation magnesium akan mengikat dolutegravir sehingga efikasi dolutegravir dapat mengalami penurunan
- Drospirenon, spironolakton: menurunkan eksresi magnesium melalui ginjal sehingga dapat meningkatkan kadar magnesium dalam darah dan meningkatkan risiko terjadinya hipermagnesemia
- Obat-obatan berikut dapat meningkatkan ekskresi magnesium melalui ginjal sehingga dapat menurunkan efikasi magnesium karbonat jika digunakan secara bersamaan: amikasin, amfoterisin B, klorotiazida, siklosporin, gentamisin, streptomisin, tobramisin
- Vitamin D: dapat meningkatkan kadar magnesium dalam darah sehingga penggunaannya bersamaan dengan magnesium karbonat dapat meningkatkan risiko terjadinya hipermagnesemia
- Kalium fosfat: magnesium dapat mengikat ion fosfat sehingga dapat menurunkan efikasi dari kalium fosfat
Selain obat-obatan di atas, selalu konsultasikan mengenai obat apapun (baik sintetis maupun herbal) yang sedang atau akan Anda gunakan pada dokter dan/atau apoteker untuk mengetahui apakah obat tersebut boleh dikonsumsi bersamaan dengan Anti-maag. Jika ternyata obat-obatan tersebut tidak bisa digunakan bersamaan dengan Antimaag, biasanya dokter atau apoteker akan menyarankan pemberian jeda waktu di antara waktu minum kedua obat tersebut atau menyarankan obat alternatif lain.
Perhatian
- Obat antasida seperti Anti-maag ini biasa digunakan sebagai pengobatan pertama untuk berbagai jenis sakit lambung, namun jika gejala dispepsia yang Anda alami tidak kunjung membaik setelah mengkonsumsi Anti-maag selama beberapa hari (maksimal 3 hari), Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter untuk penanganan atau pengobatan lebih lanjut
- Jika dispepsia yang Anda alami ternyata disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori, biasanya dokter tidak akan meresepkan antasida, melainkan kombinasi obat golongan penghambat pompa proton (Proton Pump Inhibitor) dan antibiotik
- Selalu beritahukan kepada dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat-obatan tertentu
- Dispepsia merupakan gejala penyakit yang kurang spesifik, gejala ini bisa saja hanya berasal dari gangguan lambung atau bisa juga dari penyakit lain yang lebih serius, oleh karena itu jangan remehken gejala ini dan segeralah konsultasikan ke dokter jika Anda merasakan dispepsia yang menetap / tidak kunjung sembuh
- Untuk meningkatkan efektivitas pengobatan dispepsia, hindari konsumsi makanan yang dapat merangsang produksi asam lambung seperti makanan pedas, makanan asam, alkohol, minuman bersoda, kopi, serta makanan yang banyak mengandung bahan pengawet (misalnya mie instan). Selain itu, hindari kebiasaan merokok
- Makanlah secara teratur dengan porsi makanan yang cukup (jangan sampai terlalu kenyang) dan kunyahlah makanan dengan baik sampai halus untuk meringankan kerja lambung
- Usahakan untuk selalu merasa rileks dan tenang karena kondisi stres juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperparah kondisi dispepsia Anda
- Lakukan olahraga secara teratur
- Beri jeda waktu 1-2 jam antara waktu makan dan waktu tidur Anda untuk mengurangi risiko terjadinya refluks makanan dari lambung ke kerongkongan