Merk Obat A

Anatensol – Fungsi – Obat Apa – Dosis Dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Obat Anatensol adalah merupakan jenis obat yang masuk kedalam obat-obatan Antipsikotik atau Neuroleptik atau transquilizer mayor, yang biasanya digunakan untuk terapi pengobatan psikosis yang ditandai oleh skizofernia.

Obat Anatensol sendiri mengandung senyawa Flufenazin Hidroklorida, yang bekerja dengan cara memblokir jalur reseptor dopamin di otak, sehingga menurunkan efek psikosis yang dialami oleh penderita gangguan jiwa mental dan juga penderita skizofernia.

Obat Anatensol sendiri dibuat dan dipasarkan secara terbatas, dalam kemasaan tablet 5 mg dengan komposisi Flufenazin Hidroklorida 5 mg. Sebagai informasi tambahan, obat Anatensol ini di produksi oleh Bristol-Myers Squibb manufacture, yang dimana oleh BPOM di kategorikan sebagai obat keras dengan label huruf K didalam lingkaran merah. Obat Anatensol ini tidak boleh dijual secara bebas dan dalam penggunaannya pun harus berdasarkan anjuran dan juga resep dari dokter.

Indikasi:

Berikut adalah merupakan daftar indikasi yang manfaatnya dapat dirasakan oleh pengguna saat mengkonsumsi obat Anatensol ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Trankuilizer major.
  2. Ketegangan tubuh akibat gangguan jiwa mental lainnya
  3. Mengobati Skizofrenia (kondisi mental yang menyebabkan delusi, halusinasi dan kekacauan pikiran)
  4. Digunakan untuk terapi psikosis, termasuk penyakit gangguan jiwa atau gila.
  5. Meredakan perasaan depresi ataupun murung.
  6. Mengobati stupor katatonik (kemampuan motorik yang melambat sehingga penderitanya sering tidak menyadari lingkungan sekitar).
  7. Apatis (Berkurangnya emosi dan antusiasme penderitanya).
  8. Menghilangkan agresi (keresahan dan kegelisahan) yang hebat
  9. Terapi agitasi psikomotor (motorik dan juga kognitif penderita menjadi lebih hiperaktif atau overaktif, dan kondisi tersebut adalah merupakan respons akibat tekanan mental).
  10. Mengobati gangguan neurotik (jenis gangguan mental yang disebabkan oleh stres berlebihan yang dimana penderitanya tidak tahu cara mengatasi stresnya tersebut).
  11. Meredakan depresi psikotis (tingkat depresi yang parah, yang dimana penderitanya dapat melakukan tindakan yang irasional, seperti bunuh diri).
  12. Digunakan untuk mengobati penyakit mania (Jenis gangguan mental yang ditandai dengan perasaan gembira yang berlebihan, namun dapat dengan tiba-tiba berubah perasaan menjadi sedih berkepanjangan).
  13. Menangani gangguan perilaku pada penderita demensia (Sindrom yang disebabkan akibat penurunan fungsi otak, seperti menurunnya kemampuan berpikir, berkurangnya daya ingat, dan menurunnya kecerdasan mental).

Dosis & Cara Penggunaan:

Berikut adalah merupakan daftar dosis penggunaan obat Anatensol yang perlu diketahui oleh pengguna sebelum menggunakan obat Anatensol ini, yaitu sebagai berikut:

Dosis untuk terapi pengobatan skizofrenia:

  • Dosis awal untuk pasien dewasa sebanyak 2.5 – 10 mg per hari selama 23 hari dan dosis lanjutan harus disesuaikan dengan respons pengguna terlebih dahulu, dosis lanjutan dapat diberikan hingga sampai 20 mg per hari.
  • Dosis awal untuk pasien lanjut usia sebanyak 2.5 mg per hari selama 23 hari dan dosis lanjutan dapat diberikan hingga sampai 10 mg per hari.
  • Tidak boleh diberikan kepada anak-anak

Dosis untuk terapi pengobatan penyakit manila:

  • Dosis awal untuk pasien dewasa sebanyak 5 – 10 mg per hari selama 23 hari dan dosis lanjutan harus disesuaikan dengan respons pengguna terlebih dahulu, dosis lanjutan dapat diberikan hingga sampai 20 mg per hari.
  • Dosis awal untuk pasien lanjut usia sebanyak 2.5 mg per hari selama 23 hari dan dosis lanjutan dapat diberikan hingga sampai 10 mg per hari dengan perhatian khusus.
  • Tidak boleh diberikan kepada anak-anak

Dosis untuk terapi pengobatan ansietas berat, agitasi psikomotor, eksitasi, dan perilaku impulsif yang berbahaya:

  • Dosis awal untuk pasien dewasa sebanyak 2 kali per hari, masing-masing sebanyak 5 mg dan dosis lanjutan dapat disesuaikan dengan respons pengguna, dosis lanjutan maksimal dapat diberikan hingga sampai 2 kali per hari, masing-masing sebanyak 10 mg
  • Dosis awal untuk pasien lanjut usia sebanyak 5 mg per hari dan dosis lanjutan dapat diberikan hingga sampai 10 mg per hari dengan perhatian khusus.
  • Dosis awal untuk pasien anak-anak sebanyak 2.5 mg per hari dan dosis lanjutan dapat diberikan hingga sampai 10 mg per hari dengan perhatian khusus.

Kontra Indikasi:

Berikut adalah merupakan daftar kontra indikasi dari penggunaan obat Anatensol yang perlu di diketahui oleh pengguna sebelum menggunakan obat Anatensol ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Pengguna yang sedang melakukan pengobatan untuk penyakit kardiovaskular, dilarang keras menggunakan obat Anatensol ini
  2. Pengguna yang sedang mengalami koma, sangat dilarang untuk diberikan obat Anatensol ini
  3. Pengguna yang sedang mengkonsumsi obat untuk penyakit jantung, dilarang keras diberikan obat Anatensol ini
  4. Pengunaan obat Anatensol ini tidak boleh diberikan kepada pengguna yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap obat-obatan yang masuk kedalam golongan obat Anti-psikosis
  5. Hindari penggunaan obat Anatensol ini untuk pengguna yang sedang mengalami cedera otak, baik cidera ringan ataupun berat
  6. Penderita depresi akut atau depresi CNS, sangat tidak dianjurkan mengkonsumsi obat Anatensol ini, karena dapat memperburuk depresi yang diderita
  7. Ibu menyusui dilarang menggunakan obat Anatensol ini, karena diketahui bahwa obat Anatensol ini dapat terlarut dalam ASI sehingga dapat terkonsumsi oleh bayi yang sedang menyusu.
  8. Sangat tidak disarankan memberikan obat Anatensol ini pada pengguna yang mengidap penyakit Epilepsi, baik karena bawaan lahir ataupun karena faktor tertentu.
  9. Sangat tidak dianjurkan untuk memberikan obat Anatensol ini kepada orang lanjut usia, karena dapat membahayakan diri penggunanya.
  10. Untuk penderita penyakit kelainan darah, seperti thalassemia, Polisitemia Vera, Multiple Myeloma, ataupun Sindrom Mielodisplasia, tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat Anatensol ini.
  11. Dilarang menggunakan obat Anatensol ini untuk pengguna yang telah memiliki riwayat penyakit gangguan hati, baik sedang maupun berat
  12. Tidak diperbolehkan menggunakan obat Anatensol ini, apabila pengguna sedang mengalami gangguan fungsi ginjal ataupun penyakit ginjal lainnya.
  13. Pengguna yang mengidap penyakit Parkinson, sangat dilarang mengkonsumsi obat Anatesol ini.
  14. Pada pengguna yang mengalami kondisi medis pheochromocytoma (Tumor yang dapat mensekresi hormon yang ada pada kelenjar adrenal), tidak diperkenankan mengkonsumsi obat Anatesol ini.
  15. Penggunaan obat Anatensol ini di kontra indikasikan untuk anak-anak yang berusia dibawah 12 tahun.
  16. Obat Anatensol ini dikategorikan sebagai obat kategori X oleh FDA (Food and Drug Administration), karena telah terbukti dapat mempengaruhi janin, baik pada janin kelinci percobaan ataupun janin ibu hamil. Oleh sebab itu penggunaannya dilarang diberikan kepada ibu hamil.
  17. Pengguna yang mengalami glaukoma (gangguan penglihatan akibat adanya tekanan di dalam mata), tidak boleh mengkonsumsi obat Anatensol ini.

Efek Samping:

Berikut adalah merupakan daftar efek samping yang dapat timbul akibat penggunaan obat Anatensol ini, oleh sebab itu pengguna perlu memperhatikannya sebelum menggunakan obat Anatensol ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Mengantuk.
  2. Mengalami lesu, lemah dan letih.
  3. Sakit kepala.
  4. Sembelit.
  5. Nafsu makan menurun.
  6. Kekakuan otot tubuh.
  7. Air liur berlebihan.
  8. Mulut kering.
  9. Ruam kulit.
  10. Gatal-gatal.
  11. Infeksi kulit.
  12. Hipertermia.
  13. Hematopoiesis.
  14. Hemostasis
  15. Penurunan tekanan darah.
  16. Takikardia.
  17. Leukopenia.
  18. Agranulositosis.
  19. Eozinofilija.
  20. Anemia.
  21. Pansitopenia.
  22. Mual.

Sementara itu dibawah ini adalah merupakan efek samping lainnya yang jarang sekali terjadi akibat dari penggunaan obat Anatensol ini, yaitu sebagai berikut:

  1. Ikterus kolestatik.
  2. Poliuria.
  3. Retensi urin.
  4. Galaktorea.
  5. Demam
  6. Dismenorea.
  7. Ginekomastia pada pria.
  8. Fotosensitifitas.
  9. Dermatomelasma.
  10. Sindrom neuroleptik maligna.
  11. Gangguan ekstrapiramidal seperti psevdoparkinsonizm, dystonia, ataupun pozdnyaya tardive.
  12. Pigmentnaya retinopati.
  13. Deposito pada lensa dan kornea.
  14. Diare.

Interaksi dengan Obat Lain:

Berikut adalah merupakan daftar efek yang muncul dari interaksi obat Anatensol apabila digunakan bersamaan dengan obat lainnya, sehingga hal tersebut perlu diperhatikan oleh pengguna sebelum menggunakan obat Anatensol ini, yaitu sebagai berikut:

  • Penggunaan obat-obatan yang mengandung senyawa estrogen dan senyawa tamoxifen bersamaan dengan penggunaan obat Anatensol ini dapat menyebabkan hilangnya manfaat dari obat-obatan tersebut.
  • Dilarang menggunakan obat Anatensol ini bersamaan dengan obat-obatan pengencer darah seperti obat phenytoin, karena dapat menyebabkan pendarahan yang hebat bagi penggunanya.
  • Penggunaan alkohol bersamaan dengan obat Anatensol ini sangat dilarang, karena dapat menyebabkan bertambah parahnya penyakit mental yang diderita pengguna.

Peringatan dan Perhatian:

Berikut adalah merupakan daftar peringatan dari penggunaan obat Anatensol yang perlu diperhatikan oleh pengguna sebelum menggunakan obat Anatensol ini, yaitu sebagai berikut:

  • Obat Anatensol ini dapat menyebabkan rasa mengantuk dan juga kelelahan badan pada penggunanya, oleh sebab itu harus dihindari penggunaan kendaraan bermotor di jalan raya pada saat mengkonsumsi obat Anatensol ini
  • Waspadai kemungkinan akan terkenanya kerusakan hati (sirosis hati) pada pengguna, pigmen retinopati dan juga deposito pada lensa dan kornea apabila menggunakan obat Anatensol ini untuk terapi jangka panjang.
  • Apabila pengguna mulai mengalami gejala sindrom neuroleptik maligna (komplikasi serius akibat penggunaan obat antipsikotik), maka segera hentikan penggunaan obat Anatensol ini dan segera bergegas ke unit kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan simtomatik intensif.
  • Pengguna yang sedang mengkonsumsi obat Anatensol ini tidak diperkenankan melakukan banyak kegiatan karena dapat menyebabkan tanggapan tingkah laku jiwa dan motorik yang sangat aktif.
  • Pertimbangkan untuk menghentikan penggunaan obat Anatensol ini pada saat pengguna mulai mengalami gejala tardive dyskinesia (pergerakan sistem saraf yang tidak dapat dikontrol oleh tubuh). Namun untuk kondisi tertentu, penggunaan obat Anatensol ini harus tetap digunakan walaupun pengguna mengalami gejala tardive dyskinesia tersebut
  • Hati-hati dalam menggunakan obat Anatensol ini, apabila pengguna juga sedang menggunakan obat darah tinggi dan obat-obatan yang mengandung insektisida fosfor