Merk Obat A

Alimta – Fungsi – Obat Apa – Dosis Dan Efek Samping

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Alimta adalah salah satu obat yang sangat terkenal dan biasanya digunakan untuk mengobati beberapa tipe kanker seperti kanker paru-paru dan mensothelioma pada manusia. Alimta sendiri masuk ke dalam golongan obat cytoxic chemotherapy dan dapat digunakan secara sendiri atau juga bisa digunakan bersama obat lain atau dikombinasikan dengan maksud untuk memberikan efek penundaan atau memperlambat hingga menghentikan tumbuh berkembangnya sel kanker dalam tubuh.

Kandungan Alimta

Alimta mengandung sebuah obat bernama Premetexed yang merupakan obat anti kanker dan anti melatbolit. Cara kerja dari Premetexed adalah dengan menghambat sintase timidilat (TC), digidrofolat-reduktazu (DGFR), dan Glycinamide ribonucleotide-formyltransferase (GARFT) yang kemudian mempengaruhi salah satu enzim yang bergantung pada folat kunci dalam pross biosintesis timidin dan purin nukleotida. Pemetrexed  akan memasuki sel melalui berkurangnya transporter folat dan folat sistem transportasi protein yang mengkat. Lalu Pemetrexed  akan diubah menjadi lebih cepat dan efisien menjadi bentuk poliglutamat oleh sebuah enzim bernama folil-poliglutamat sintetase.

Fungsi Alimta

Fungsi atau indikasi penting yang dimiliki Alimta diantaranya:

  • Biasa digunakan sebgai obat yang membantu proses kemoterapi terhadap penyakit kanker paru-paru
  • Dapat juga digunakan dalam proses kemoterapi penyakit mensothelioma pleura yang ganas.

Dosis Penggunaan Alimta

Dalam menggunakan Alimta, terdapat dua buah macam dosis yang dapat ditetapkan, diantaranya:

  • Penderita dewasa dengan penyakit Malignant Pleural Mesathelioma
    • Pada dosis awal, diberikan sebanyak 500mg/m2 Alimta melalui infus selama 10 menit mulai dari hari pertama hingga hari ke 21 menggunakan cisplatin
    • Cisplatin sebanyak 75mg/m2 diberikan melalui infus selama 2 jam pada awal dan 30 menit setelah pemberian Alimta.
    • Sebelum menggunakan Alimta, kurangi reaksi yang berkaitan dengan kulit dengan cara memberikan Alimta sebanyak 4 mg melalui mulut dua kali sehari pada hari sebelum, pada hari tersebut dan pada hari setelah pemberian Alimta.
    • Untuk mengurangi keracunan, pendertia Alimta akan diinstruksikan untuk menggunakan asam folic dengan dosis yang rendah atau asam folic multivitamin sebagai kebiasaan atau awalan. Asam folic sebesar 400mcg-1000mcg dikonsumsi sehari sekali dalam waktu 7 hari sebelum hari pertama pemberian Alimta dan dilanjutkan dengan terapi setelah 21 hari dari dosis terakhir pemberian Alimta.
    • Penderia harus mendapatkan injeksi intermuscular Vitamin B12 sebanyak satu kali dalam satu minggu pertama pemberian Alimta dan selama 3 dosis setelahnya.
  • Penderita dewasa dengan penyakit kanker paru-paru
    • Pada dosis awal diberikan sebanyak 500 mg/m2 Alimta melalui infus 10 menit sehari selaam 21 hari
    • Pada pengobatan awal, Alimta digunakan untuk mengurangi adanya resiko kecelakaan atau reaksi yang tidak wajar. Pemberian Alimta diberikan sebanyak 4 mg melalui mulut selama dua kali dalam sehari, di hari sebelum, pada hari terapi dan hari setelah pemberian Alimta.
    • Untuk mengurangi resiko keracunan, penderita harus mengonsumsi dosis rendah dari asam folic dalam rangka persiapan atau multivitamin asam folic untuk keseharian.
    • Pada dosis awal, asam folic dapat diberikan sebanyak 100mcg – 1000 mcg sekali sehari melalui mulut selama 7 hari sebelum dosis pertama Alimta dan diteruskan selama terapi dalam 21 hari setelah terakhir dosis Alimta diberikan.
    • Penderita juga dapat diberikan suntikan Vitamin B12 selama 7 hari setelah diberikan dosis pertama Alimta dan selama 3 siklus selanjutnya. Vitamin B12 juga bisa disuntikkan di hari yang sama pada pemberian Alimta.

Efek Samping Alimta

Dalam mengonsumsi Alimta, terdapat beberapa kemungkinan penderitnaya mendapatkan efek samping baik salah satu efek samping maupun beberapa efek samping sekaligus. Berikut dibawah ini macam-macam efek samping yang mungkin didapatkan oleh pengguna Alimta:

  • Mengalami reaksi hipersesitivitas atau alergi pada tubuh seperi sulit bernafas atau asma ringan, pembangkakakn pada bibir, lidah, wajah atau tenggorokan serta gatal-gatal.
  • Mengalami demam, dingin dan badan terasa sakit.
  • Merasa flu dan gejala sakit ternggorokan
  • Muncul bercak putih atau rasa sakit di area mulut dan bibir.
  • Kulit tampak pucat, kepala terasa lebih ringan dan sulit untuk berkonsentrasi.
  • Mengalami nafas tersengal dan detak jantung cepat.
  • Menjadi mudah memar, pendarahan yang tidak biasa dan berlebihan dari hidung, ulut, anus atau vagina.
  • Muncul bercak kemerahan atau keunggulan di bawah kulit penderita.
  • Menjadi merasa haus dan panas.
  • Merasa sulit buang air kecil dan keluar keringan berlebihan atau gerah
  • Kulit menjadi kering
  • Buang air kecil sedikit atau tidak sama sekali
  • Merasa lemas, lemah, bingung.
  • Mudah haus
  • Penambahan berat badan
  • Muncul rasa terbakar di sekujur tubuh
  • Sakit perut
  • Konstipasi
  • Rambut rontok

Terdapat gejala lain yang harus anda anggap serius. Gejala dibawah ini adalah gejala-gejala overdosis yang bisa saja dialami oleh penderitanya. Diantaranya:

  • Memar yang berlebihan
  • Bibir kemerahan, sakit pada area mulut dan tenggorokan
  • Munculnya pendarahan yang tidak biasa secara berlebihan
  • Demam, meriang, batuk dan sakit tenggorokan
  • Mucnulnya tanda infeksi
  • Merasakan lelah yang berlebihan
  • Perubahan warna kulit menjadi pucat
  • Sakit kepala hebat dan pusing
  • Mengalami bingung
  • Sulit tidur dan detak jantung sangat cepat.

Kontraindikasi Alimta

Alimta tidak memiliki kontraindikasi tertentu yang bisa membahayakan penggunanya, namun terdapat beberapa jenis obat yang memiliki interakhis khusus apabila digunakan bersamaan dengan Alimta, diantaranya:

  • Aceclofenac
  • Acemetacin
  • Amtolmetin Guacil
  • Aspirin
  • Bromfenac
  • Bufexamac
  • Celecoxib
  • Choline Salicylate
  • Clonixin
  • Dexibuprofen
  • Dexketoprofen
  • Diclofenac
  • Diflunisal
  • Dipyrone
  • Etodolac
  • Etofenamate
  • Etoricoxib
  • Felbinac
  • Fenoprofen
  • Fepradinol
  • Feprazone
  • Floctafenine
  • Flufenamic Acid
  • Flurbiprofen
  • Ibuprofen
  • Ibuprofen Lysine
  • Indomethacin
  • Ketoprofen
  • Ketorolac
  • Lornoxicam
  • Loxoprofen
  • Lumiracoxib
  • Meclofenamate
  • Mefenamic Acid
  • Meloxicam
  • Morniflumate
  • Nabumetone
  • Naproxen
  • Nepafenac
  • Niflumic Acid
  • Nimesulide
  • Oxaprozin
  • Oxyphenbutazone
  • Parecoxib
  • Phenylbutazone
  • Piketoprofen
  • Piroxicam
  • Pranoprofen
  • Proglumetacin
  • Propyphenazone
  • Proquazone
  • Rofecoxib
  • Salicylic Acid
  • Salsalate
  • Sodium Salicylate
  • Sulindac
  • Tenoxicam
  • Tiaprofenic Acid
  • Tolfenamic Acid
  • Tolmetin
  • Valdecoxib

Hal Yang Harus Diperhatikan

Dalam menggunakan Alimta, terapat beberapa hal yang harus diperhatikan dengan baik, yaitu:

  • Tidak diperkenankan untuk menngonsumsi minuman beralkohol selama dalam pengobatan Alimta
  • Tidak diperkenankan untuk mengonsumsi Alimta tanpa pengawasan ahli medis
  • Tidak diperkenankan untuk menggandakan dosis dengan alasan apapun tanpa seijin ahli medis
  • Untuk penderita anemia atau kekurangan sel darah merah, penggunaan Alimta harus diperhatikan.
  • Untuk penderita yang memiliki masalah dengan sumsum tulang harus diawasi dengan baik saat menggunakan Alimta.
  • Bagi penderita yang memiliki neutropenia atau kadar sel darah putih yang rendah, penggunaan Alimta harus dibawah pengawasan ahli medis.
  • Bagi penderita yang mengalami thromobocytopenia atau rendahnya trombosit dalam darah, penggunaan Alimta harus sanbat hati-hati karena bisa memperburuk keadaan
  • Untuk penderita ginjal, penggunaan Alimta harus diperhatikan karena mampu menimbulkan efek samping berupa lamatnya pembuangan obat dari tubuh.
  • Sejauh ini penderita dengan usia anak belum bisa menggunakan Alimta sebgai terapi oengobatan karena terlalu beresiko
  • Untuk penderita usia lanjut atau lansia, penggunaan Alimta harus diawasi oleh tenaga medis ahli dan harus selalu dipantau perkembangannya. Jika muncul gejala yang tidak wajar, bisa dilakukan pengurangan dosis atau penghentian terapi Alimta.
  • Jauhkan dari jangkauan anak-anak
  • Tidak diperkenankan untuk disimpan di tempat yang panas atau terkena paparan sinar matahari langsung. Simpan di tempat yang sejuk.

Alimta Untuk Wanita Hamil

Untuk saat ini belum ada sumber atau pihak yang menyatakan dengan bukti ilmiah berupa penelitian bahwa oenggunaan Alimta untuk wanita hamil dan menyusui berbahaya. Jadi, apabila dirasa manfaatnya lebih banyak dari pada efek sampingnya, bisa dimungkinkan wanita hamil atau menyusuli dapat mengonsumsi Alimta. Namun, untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, konsultasikan selalu dengan ahli medis atau dokter kandungan yang ahli mengenai baik atau tidaknya mengonsumsi Alimta saat hamil atau menyusui.

Selain itu konsultasikan dosis penggunaan Alimta lebih lanjut agar dapat mengantisipasi hal yang tidak seharusnya terjadi.