Indikasi
Aerius D-12 berguna sebagai alat untuk mengobati beberapa jenis alergi didalam tubuh manusia dan berindikasi kepada beberapa jenis alergi seperti :
- Obat Rhinitis Alergi
Aerius D-12 akan bekerja dan berfungsi sebagai sarana untuk mengurangi gejala rhinitis alergi (hay fever) seperti bersin, hidung meler, rasa gatal atau terbakar pada mata ataupun gelaja alergi lainnya yang termasuk kedalam jenis alergi rhinitis intermiten dan rhinitis persisten. Namun, penggunaan obat ini haruslah digunakan keapda pasien atau penderita yang memiliki usia diatas 12 - Chronic Idiopathic Urticaria
Aerius D-12 juga bekerja dan berfungsi untuk mengurangi tingkat keparahah gejala alergi yang disebabkan oleh gejala alergi pruritus pada pasien yang berusia diatas 12 tahun.
Kontraindikasi
Sama seperti obat-obatan yang berguna untuk mengurangi gejala alergi lainnya, maka Aerius D-12 juga memiliki beberapa kontra indikasi bila digunakan terhadap beberapa pasien tertentu. Oleh sebab itu, selalu perhatikan penggunaan obat ini kepada beberapa pasien seperti :
- Aerius D-12 Tablet sangat tidak dianjurkan dan tidak diperbolehkan untuk digunakan oleh pasien yang berusia dibawah 5 tahun. Jika terpaksa digunakan, maka haruslah dengan perhitungan yang cermat dan penuh kehati-hatian
- Jangan dikonsumsi atau digunakan oleh bayi yang baru lahir, terlebih yang lahir secara prematur
- Tidak boleh digunakan kepada seseorang yang mengalami gangguan pernafasan seperti sesak nafas ataupun asma akut.
- Jangan diberikan kepada seseorang pasien yang memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi (hipersensitivitas) terhadap zat aktif Desloratadine atau loratadine, atau Pseudoephedrine karena akan dapat menimbulkan gejala yang lebih parah.
- Dianjurkan untuk tidak dikonsumsi oleh pasien atau penderita yang memiliki sensitivitas kepada jenis obat simpatomimetik lainnya seperti ephedrine, phenylpropanolamine,phenylephrine.
- Aerius D-12 juga akan memiliki reaksi berlawanan ataupun kontra indikasi ketika digunakan oleh pasien yang masih menggunakan berbagai jenis obat yang termasuk kedalam golongan monoamine oksidase (MAO) inhibitors. Penyebabnya adalah Aerius D-12 diketahui dapat memicu terjadinya peningkatan tekanan darah
- Sangat tidak dianjurkan untuk digunakan, diberikan dan dikonsumsi oleh orang-orang yang memiliki penyakit seperti Diabetes Tipe 1, Diabetes Tipe 2, penyakit jantung, retensi urin, hipertensi berat, penyakit arteri koroner berat, hipertrofi prostat, hipertiroid, dan closed angle galucoma.
- Dapat berkontraindikasi ketika digunakan oleh pasien yang memiliki penyakit stroke hemoragik ataupun seseorang yang memiliki risiko untuk terkena penyakit stroke hemoragik . Karena, kandungan ataupun aktifitas α-mimesis pseudoephedrine yang dikombinasikan dengan vasokonstriktor lain seperti bromokriptin,lisurida, cabergolin, ergotamin, pergolida, lisurida, cabergolin, ergotamin, dihidroergotamin.
- Jangan diberikan kepada pasien yang menggunakan obat dekongestan hidung, baik melalui jalur oral atau melalui hidung seperti beberapa jenis obat ephedrine, phenylpropanolamine, phenylephrine, oxymetazoline, naphazoline.
Efek samping
Aerius D-12 juga memiliki beberapa efek samping dari penggunaan ataupun pengonsumsian obat ini. Beberapa efek sampingnya adalah :
- Terjadinya sedasi atau retardasi psikomotor pada seseorang yang menggunakan obat ini, karena biasanya obat golongan antihistamin akan mengeluarkan efek samping tersebut meskipun sangat jarang terjadi.
- Pengguna obat ini juga kemungkinan besar akan mengalami efek samping berupa takikardia,sakit kepala, kelelahan, insomnia, mengantuk, gangguan tidur dan kegugupan, mulut kering, pusing, hiperaktivitas psikomotorik, faringitis, anoreksia, konstipasi.
Perhatian
Sebelum menggunakan obat ini, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan untuk menghindari terjadinya efek samping yang buruk ataupun hal-hal yang tidak diinginkan ketika menggunakan obat ini. Beberapa hal yang perlu kamu perhatikan adalah :
- Untuk mengonsumsi obat ini harus dihentikan paling tidak sekitar 48 jam sebelum melakukan tes alergi, seperti alergi kulit karena dapat mengganggu dan memanipulasi hasil tes yang dilakukan.
- Hentikan penggunaan obat ini ketika terjadi beberapa efek samping seperti timbulnya gejala ruam, pruritus, urtikaria, edema, dyspnea, dan anafilaksis.
- Sewaktu mengonsumsi obat-obatan ini, pengguna mengalami beberapa gejala seperti hipertensi, takikardia, palpitasi atau aritmia jantung, mual atau tanda neurologis seperti Sakit Kepala setelah Bangun Tidur, maka segera hentikan penggunaan obat ini.
- Sewaktu penggunaan obat ini timbul beberapa gejala stimulasi sistem saraf seperti kejang-kejang, kolaps kardiovaskular disertai hipotensi, maka segera hentikan penggunaan obat. Karena kemungkinan mengalami overdosis.
- Pasien yang memiliki penyakit aritmia jantung, Tanda tanda Darah Tinggi atau hipertensi serta memiliki riwayat penyakit infark miokard, diabetes mellitus, obstruksi leher kandung kemih atau anamnesia positif bronkospasme, tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat Aerius D-12 ini.
- Hati-hati untuk menggunakan obat ini pada pasien yang memiliki masalah dengan ulkus peptikum stenosing, obstruksi serviks pyloroduodenal dan vesikal. Selain itu berhati-hatilah ketika memberikan obat ini kepada pasien yang masih mengonsumsi obat sympathomimetics lain seperti dekongestan, anorexogenics atau agen antihipertensi, antidepresan trisiklik dan antihistamin psikostimulan tipe amfetamin lainnya.
- Hati-hati untuk memberikan obat ini kepada pasien yang memiliki penyakit migrain dan sedang melakukan perawatan ergot alkaloid vasokonstriktor.
- Obat ini diketahui dapat masuk kedalam ASI yang diberikan oleh ibu menyusui, untuk itu jangan digunakan kepada ibu menyusui. Jika harus dikonsumsi, maka konsultasikanlah kepada dokter.
- Penggunaan obat Aerius D-12 dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat menyebabkan terjadinya overdosis Pseudoephedrine dan Desloratadine.