Keracunan makanan merupakan kasus yang sangat umum di mana hal ini dapat terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau air minum yang sudah terkontaminasi oleh bahan kimia atau mikroorganisme tertentu. Untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan orang-orang tercinta di sekitar kita, perlu pengenalan akan penyebab keracunan makanan supaya dapat mewaspadainya dengan benar.
Tak hanya tubuh yang kurang daya tahannya yang bisa terserang virus, nyatanya makanan pun dapat terkontaminasi virus. Bila kita memakan makanan tersebut, hasilnya pasti kita akan menjadi korban keracunan makanan karena virus telah masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan atau minuman yang kita nikmati. Berikut merupakan jenis-jenis virus paling umum yang mampu menyebabkan keracunan makanan.
Tak hanya virus, bakteri pun dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan keracunan makanan melalui proses kontaminasi dan berikut adalah bakteri-bakteri yang dimaksud:
Selain bakteri dan virus, beberapa jenis parasit pun perlu diwaspadai karena mampu membuat makanan terkontaminasi dan memicu keracunan makanan, seperti:
Makanan dapat juga terkontaminasi oleh jenis jamur Aspergillus flavus di mana jamur ini mampu menghasilkan aflatoksin yang berupa racun. Senyawa tersebut masih termasuk di dalam golongan karsinogenik dan mikotoksin sehingga akan sangat mudah memicu kanker bagi hewan dan manusia serta mengancam jiwa.
Daging mentah yang biasanya tak diolah atau dimasak secara sempurna kemungkinan masih terdapat mikroorganisme tertentu di dalamnya. Ketika kuman-kuman masih hidup dan kita memakannya, maka tubuh pun dapat terserang. Itulah mengapa teknik pengolahan daging setengah matang sebaiknya dihindari atau bahkan menikmati makanan mentah.
Salah satu faktor penyebab keracunan makanan yang paling umum ditemukan adalah makanan yang sisi higienisnya sangatlah rendah. Sebelum diolah, makanan yang tak dicuci dengan bersih tentu masih menyimpan berbagai macam kuman sehingga dapat membahayakan tubuh pengonsumsinya, terutama bila juga tak diolah secara matang.
Kontaminasi silang juga dapat terjadi pada makanan sehingga menjadi penyebab dari keracunan makanan. Contoh paling umum yang biasanya kurang diperhatikan kebanyakan orang setiap kali memasak adalah penggunaan pisau maupun talenan yang sebelumnya digunakan mengolah daging mentah langsung digunakan untuk mengolah roti, sayur dan sebagainya. Bila daginglah yang lebih dulu diolah, maka sebaiknya alat memasak bisa dicuci lebih dulu, atau baliklah penggunaannya, yakni menggunakan pada sayur, roti dan sebagainya barulah menggunakan pisau dan talenan untuk daging.
Makanan-makanan yang mentah dan bahkan produk olahan susu sebaiknya disimpan di dalam lemari es secara langsung. Hal tersebut bertujuan agar organisme yang ada pada makanan tak dapat bertahan hidup karena pada dasarnya bakteri tak akan bisa bertahan ketika berada di atas suhu 45 derajat Celsius dan di bawah 9 derajat Celsius.
Jika seseorang yang sedang sakit, terutama jenis penyakit menular dan menyentuh makanan menggunakan tangan yang tak dicuci bersih lebih dulu, maka makanan bisa saja terkontaminasi. Penyakit tifus biasanya disebabkan oleh faktor ini.
Keracunan makanan dapat terjadi pada seseorang bukan hanya semata-mata karena menikmati makanan yang telah terkontaminasi organisme tertentu. Keracunan makanan lebih besar risikonya dengan keterlibatan faktor-faktor berikut ini.
Itulah serangkaian penyebab keracunan makanan yang perlu diwaspadai. Jika gejala seperti mual, diare, tubuh lemas, selera makan turun, serta demam ditambah tubuh menggigil, segera periksakan ke dokter karena dapat berpotensi bahwa tubuh sedang mengalami efek keracunan makanan.