Ada beberapa kasus yang disebut dengan keguguran, yakni istilah untuk kondisi kematian bayi dalam kandungan sebelum 20 minggu usia kandungan tersebut. Ada pula sejumlah kasus di mana bayi dapat meninggal pasca persalinan atau setelah dilahirkan di mana hal ini disebut juga dengan istilah neonatus. Kali ini, penting untuk memerhatikan apa saja faktor penyebab bayi meninggal setelah dilahirkan.
Kondisi bayi yang kemudian meninggal setelah dilahirkan dapat meningkat dua kali lipat lebih besar apabila kesehatan sang ibu kurang terjaga dengan baik. Jika pada waktu kehamilan sang ibu mengalami salah satu atau beberapa kondisi kesehatan ini, kemungkinan bayi meninggal pasca persalinan cukup tinggi.
Risiko kematian bayi pasca dilahirkan bisa saja tinggi karena kebiasaan buruk atau pola hidup yang kurang sehat dari sang ibu selama hamil. Beberapa kebiasaan yang dapat memperburuk kondisi selama kehamilan dan memperbesar potensi bayi meninggal pasca persalinan antara lain:
Bayi meninggal sesudah dilahirkan bisa saja disebabkan oleh kelahiran yang prematur alias belum waktunya dan masih terlalu dini. Bayi yang dilahirkan secara prematur berkemungkinan mengalami ketidaksiapan atau belum sempurnanya bagian organ dalam yang vital, misalnya saja paru-paru sehingga dapat meninggal karenanya.
Tak berapa lama setelah waktu persalinan, bayi dapat meninggal apabila proses persalinannya termasuk sangat lama atau mengalami hambatan sehingga ada kemacetan. Berikut merupakan faktor-faktor yang berkaitan dengan lamanya proses kelahiran dan mampu meningkatkan risiko kematian bayi sesudah lahir.
Ketika usia seorang ibu ketika hamil adalah masih sangat muda, yakni 15 tahun ke bawah atau bahkan 35 tahun ke atas, maka risiko untuk bayi bisa meninggal pasca dilahirkan makin besar. Perencanaan kehamilan perlu diketahui dan dilakukan oleh setiap wanita dan pasangan suami istri supaya mampu menghindari hal-hal tak diinginkan seperti ini.
Bayi baru lahir dan kemudian meninggal bisa disebabkan oleh asfiksia/asfiksia neonatorum, yakni sebuah kondisi kekurangan oksigen pada bayi tersebut sehingga ia menjadi lemah. Kurangnya oksigen akan menyebabkan si kecil sulit bernapas, namun sebenarnya asfiksia sendiri pada umumnya telah terjadi sewaktu dalam masa kehamilan. Asfiksia berkaitan juga dengan beberapa kondisi kesehatan ibu yang tengah terganggu, proses melahirkan yang penuh tekanan, atau kelainan rahim.
Bayi dapat meninggal sesudah dilahirkan tanpa alasan yang jelas bisa kita sebut dengan kondisi SIDS atau sindrom kematian bayi mendadak. Usia bayi yang berisiko tinggi mengalami hal ini adalah 1 bulan-1 tahun, namun banyak kasus justru lebih rentan terjadi pada bayi usia 1-4 bulan.
Kelainan atau cacat lahir yang dialami sang bayi sewaktu lahir dapat menjadi penyebab banyaknya kasus bayi meninggal setelah dilahirkan. Kelainan struktural pada bayi terjadi karena berbagai faktor, baik itu kelainan kromosom, maupun faktor lainnya seperti lingkungan dan genetik. Walau demikian, kelainan struktural juga terjadi tanpa bisa mengetahui sebab pastinya.
Penyebab bayi meninggal setelah dilahirkan bisa dari berbagai faktor. Untuk mencegah hal seperti ini, pemeriksaan kehamilan rutin perlu untuk para ibu lakukan sekaligus selalu melakukan tips diet sehat khusus bagi ibu hamil. Mengonsumzi makanan dan minuman bernutrisi seimbang dan juga banyak istirahat akan membantu menjaga kesehatan sang ibu berikut janin; hal ini tentunya dapat meminimalisir kematian bayi sesudah dilahirkan.