Istilah Medis V

Validitas : Pengertian – Jenis – Contoh – Cara Penentuannya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Validitas merupakan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1986), atau dengan kata lain, validitas adalah suatu standar yang menunjukkan seberapa tepat suatu instrumen dalam mengukur hal yang seharusnya diukur. Tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan akurat. Dengan validitas, kita dapat melihat sejauh mana ketepatan alat ukur melakukan fungsi pengukurannya.

Jika ingin mengukur berat badan seseorang yang beratnya 50 kg, maka timbangan harus menunjukkan angka 50 kg, bukan 49 kg atau 51 kg. Hal ini menunjukkan bahwa timbangan tersebut bersifat valid. Validitas dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan keakuratan suatu alat ukur dalam mengukur hal yang seharusnya diukur. Hal ini dilakukan agar dapat memastikan data yang diperoleh relevan dan sesuai dengan tujuan pengukuran yang telah dilakukan.

Jenis-jenis Validitas

1. Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi adalah kesesuaian isi alat ukur dengan topik yang diukur oleh alat ukur yang bersangkutan. Validitas isi dilakukan untuk memastikan apakah alat ukur sudah sesuai dengan topik penelitian. Validitas isi juga melihat apakah alat ukur sudah dapat merepresentasikan topik penelitian yang sudah ditentukan

Biasanya validitas isi ini dikaji dengan professional judgement atau dilakukan penilaian oleh orang yang ahli pada bidang yang bersangkutan. Ahli bidang tersebut akan menentukan apakah alat ukur sudah memadai untuk dijadikan sebagai alat ukur dari topik yang bersangkutan.

Sebagai contoh, jika ingin meneliti mengenai kesehatan anak, maka peneliti yang telah membuat alat ukur (seperti kuesioner) mengenai kesehatan anak dapat memeriksakan kuesioner yang telah dibuat pada dokter anak atau suster yang bertugas di rumah sakit anak.

2. Validitas Konstruk (Construct Validity)

Validitas konstruk adalah kecukupan dari definisi operasional dari variabel untuk dipakai dalam penelitian tersebut. Dengan kata lain, kemampuan alat ukur untuk mengukur pengertian yang terkandung dalam definisi topik atau variabel yang telah ditentukan. Definisi yang abstrak memerlukan penjelasan yang lebih spesifik sehingga dapat memiliki validitas konstruk yang baik. Dengan kata lain, definisi yang abstrak tersebut harus memiliki indikator-indikator yang jelas sehingga memudahkan peneliti untuk mengukur topik dan variabel yang diinginkan.

Sebagai contoh, seorang peneliti yang ingin meneliti mengenai influenza harus memahami definisi influenza. Setelah itu, peneliti akan membuat indikator yang dapat diamati dari definisi flu atau influenza tersebut, seperti penyebab hidung gatal, batuk, bersin, dan lain-lain. Indikator yang spesifik akan memudahkan peneliti dalam proses pengambilan data dan meningkatkan nilai validitas konstruk dari alat ukur tersebut.

3. Validitas Konkuren (Concurrent Validity)

Validitas konkuren juga disebut sebagai validitas sejalan. Jenis validitas ini merujuk pada apakah tingkat kemampuan atau karakteristik pada suatu topik yang diukur sejalan dengan tingkat kemampuan atau karakteristik lain yang mempunyai kesamaan. Validitas konkuren dapat dihitung dengan menggunakan korelasi. Sebagai contoh, peneliti mengkorelasikan hasil alat ukur yang diuji dengan hasil alat ukur lain yang dijadikan sebagai pembanding. Jika nilai korelasi yang didapatkan tinggi, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut memiliki nilai validitas konkuren yang baik.

Penggunaan Validitas dalam Karya Ilmiah Kesehatan

Validitas tentu saja digunakan dalam semua jenis penelitian atau karya tulis ilmiah, kesehatan juga tidak terkecuali. Penggunaan validitas dalam kesehatan, contohnya kuesioner mengenai hubungan konsentrasi anak dengan konsumsi sarapan di pagi hari. Kuesioner tersebut dapat dikatakan valid jika item-item yang digunakan memenuhi salah satu, tetapi tidak terbatas pada syarat validitas berikut:

  • Validitas Isi: Kuesioner dikatakan lolos dari pendapat atau penilai pakar atau dokter anak.
  • Validitas Konstruk: Peneliti berhasil mendefinisikan ‘konsentrasi’ pada anak, mengingat indikator konsentrasi anak dan orang dewasa memiliki karakteristik yang berbeda. Selain itu, ‘konsumsi sarapan’ juga harus memiliki definisi dan indikator yang baik.
  • Validitas Konkuren: Peneliti melakukan penilaian korelasi pada variabel ‘konsentrasi’ dengan variabel yang lain memiliki karakteristik yang sama dengan variabel ‘konsentrasi’. Hal yang sama juga dilakukan pada variabel ‘konsumsi sarapan’.

Cara Menentukan Validitas Menurut Jenisnya

1. Validitas isi (Content Validity)

  • Penilaian Rater

Setelah alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian selesai dibuat, maka alat ukur dapat dikonsultasikan ke orang yang ahli di bidang yang bersangkutan untuk mendapatkan validitas isi. Pakar yang telah dipilih, atau biasa disebut rater, akan memberi skor yang mengindikasikan apakah item yang dibuat sesuai atau relevan dengan keseluruhan topik penelitian.

Validitas isi ditentukan oleh nilai yang diberikan oleh rater, semakin tinggi nilai yang diberikan, semakin tinggi relevansi item dengan topik penelitian, semakin tinggi juga validitas isi alat ukur tersebut. Untuk memudahkan rater memberikan nilai pada setiap item yang terdapat pada alat ukur yang telah dibuat, peneliti dapat membuat tabel skor untuk rater. Tabel ini nantinya juga akan memudahkan peneliti untuk menjumlahkan skor pada setiap item.

  • Profesional Judgement

Setelah proses pembuatan alat ukur selesai, maka peneliti dapat mengonsultasikannya kepada pakar yang bersangkutan untuk dilakukan profesional judgement. Berbeda dengan penilaian rater, profesional judgement lebih bersifat subjektif dan tidak menggunakan angka dalam penilaiannya. Peneliti bergantung pada pendapat pakar yang telah dipilihnya dan melakukan revisi sesuai dengan pendapat yang dikatakan oleh pakar.

  • Validitas Muka (Face Validity)

Validitas muka merupakan cara paling sederhana dalam menentukan validitas isi tetapi validitas muka merupakan validitas yang signifikansinya paling rendah karena hanya berdasarkan penilaian sekilas mengenai isi dari alat ukurnya. Jika isi alat ukur tampak sesuai dengan apa yang akan diukur dalam penelitian, maka dapat dikatakan alat ukur tersebut memenuhi syarat validitas muka.

Karena kepraktisannya, banyak peneliti yang menggunakan validitas muka untuk menilai alat ukurnya. Akan tetapi, hal ini sangat tidak disarankan karena nilai validitas yang didapat yang sangat lemah.

2. Validitas Konstruk (Construct Validity)

Validitas konstruk biasanya digunakan pada alat ukur yang dimaksudkan untuk mengukur variabel yang bersifat abstrak atau konseptual, seperti minat, konsep diri, motivasi dan lain-lain. Untuk mendapatkan nilai validitas konstruk yang tinggi, peneliti harus melakukan penelaahan teoritis yang dalam dari konsep variabel yang ingin diukur. Tahapan ini dimulai dengan merumuskan konstruk, menentukan dimensi dan indikator, kemudian menjabarkan setiap indikator menjadi item-item yang akan dimasukkan dalam alat ukur.

3. Validitas Konkuren (Concurrent Validity)

Validitas konkuren dapat didapat dengan cara mengadministrasikan dua tes yang memiliki karakteristik yang sama terhadap kelompok yang sama pula. Kemudian hasil dari kedua tes tersebut dikorelasikan. Jika nilai korelasi bersifat signifikan, maka alat tes yang diukur validitasnya dapat dikatakan memiliki nilai validitas konkuren yang baik. Sebaliknya, jika nilai korelasi bersifat tidak signifikan, maka alat tes tersebut tidak dapat dikatakan memiliki validitas konkuren yang baik. Nilai korelasi ini dapat dihitung dengan program statistik yang berjudul SPSS.

Demikian penjelasan validitas serta jenis-jenisnya. Semoga bermanfaat.