Darah merupakan salah satu bagian tubuh yang sangat penting. Darah mengandung elektrolit yang mempunyai fungsi penting dalam sirkulasi. Secara umum fungsi darah diantaranya untuk:
Pada umumnya, darah dikelompokkan dalam sistem ABO. Yaitu golongan A, B, O, dan ABO. Sifat dan ciri-ciri darah berdasarkan golongannya tak bisa dilihat dengan kasat mata, melainkan dengan melakukan percobaan kimia sehingga didapatkan reaksi yang berbeda dalam setiap golongan. Penggolongan darah ini perlu diketahui saat dibutuhkan transfusi darah. Diketahui, seseorang hanya bisa menerima transfusi darah dari orang lain yang bergolongan sama. Ternyata, golongan darah juga dikelompokkan dalam sistem rhesus.
Dalam penggolongan sistem ABO, darah terbagi menjadi empat golongan, yaitu A, B, O, dan ABO. Sedang dalam penggolongan sistem rhesus, darah dibedakan menjadi rhesus negatif dan positif. Rhesus adalah protein (yang juga disebut dengan antigen) yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Digolongkan sebagai rhesus positif bila mempunyai faktor protein, sedangkan bila tidak ada digolongkan ke rhesus negatif.
Fungsi Penggolongan Darah dengan Sistem Rhesus
Penting untuk mengetahui golongan rhesus apa yang dimiliki. Hal ini dikarenakan manusia yang memiliki darah dengan rhesus negatif sangatlah sedikit, khususnya di Indonesia. Tercatat oleh Biro Pusat Statistik 2010, bahwa penduduk Indonesia dengan rhesus negatif kurang dari 1%.
Dengan jumlah presentasi yang sangat kecil tersebut, maka sulit sekali menemukan donor dengan darah rhesus negatif. Di dalam sistem rhesus terdapat aturan khusus tentang transfusi darah. Seseorang yang memiliki darah rhesus negatif tidak boleh menerima darah rhesus positif. Penyebabnya adalah darah (Rhesus Positif) dari pendonor dianggap sebagai ‘benda asing’ yang harus dilawan oleh tubuh si reseptor (penerima donor). Hal serupa seperti saat tubuh bertemu dengan virus penyakit atau bakteri.
Bentuk perlawanan yang akan dilakukan tubuh adalah memproduksi antirhesus. Saat transfusi pertama, kadar antirhesus masih belum cukup tinggi sehingga relatif tak menimbulkan masalah serius. Tapi pada tranfusi kedua, akibatnya bisa sangat fatal karena antirhesus kadar yang diciptakan cukup tinggi. Darah antirhesus ini nantinya akan menyerang dan memecah sel-sel darah merah yang didapat dari pendonor, sehingga ginjal harus bekerja ekstra keras mengeluarkan sisa pemecahan sel-sel darah merah tersebut. Hal ini lah yang nantinya akan memperparah keadaan pasien penerima darah.
Ibu hamil sangat perlu mengetahui informasi mengenai golongan rhesus. Jika ada wanita yang memiliki Rhesus Negatif (Rh-) kemudian menikah dengan pria yang mempunyai Rhesus Positif (Rh+), maka hampir bisa dipastikan anaknya akan memiliki Rhesus Positif (Rh+). Inkompatibilitas Rhesus yang bisa berakibat fatal bisa terjadi pada janin dengan Rhesus Positif (Rh-) yang dikandung oleh h wanita dengan Rhesus Negatif (Rh-).
Jenis Pembagian Berdasar Sistem Rhesus dan Ciri-cirinya
Penggolongan darah dengan sistem rhesus dibagi dalam dua macam:
Orang-orang dengan darah rhesus negatif memiliki beberapa ciri yang berbeda dari kebanyakan. Berikut beberapa ciri yang terlihat dari orang-orang yang bergolongan darah rhesus negatif:
Darah rhesus negatif paling banyak ditemukan di Spanyol Utara dan Prancis Selatan, terutama pada orang-orang Basque. Yang lain terdapat pada Orang Timur/Yahudi Asli. Sekitar 40 – 45% bangsa Eropa bergolongan RH-negatif, sisanya hanya sekitar 3% terdapat pada keturunan Afrika dan sekitar 1% keturunan Asia atau Amerika yang memiliki rhesus negatif.
Namun, tak perlu khawatir. Di Indonesia saat ini sudah ada komunitas Rhesus Negatif Indonesia (yang disebut juga RNI). Komunitas tersebut terbentuk karena anggotanya memiliki rhesus darah yang sama dan memiliki ketergantungan yang tinggi antar sesamanya. RNI adalah komunitas non profit atau bergerak dalam bidang sosial kemasyarakatan. Tujuannya adalah apabila nanti salah satu di antara pemiliknya membutuhkan transfusi bisa ditangani dengan cepat.
Beberapa orang Indonesia yang memiliki darah rhesus negatif diketahui aktif dan siap menjadi donor setiap kali dibutuhkan. Mengingat jumlah ini sangat sedikit, mereka yang memiliki Rh negatif tidak bisa sering melakukan donor, seperti yang memiliki rhesus positif. Seseorang dengan rhesus negatif disarankan untuk tetap menjaga kesehatan agar kondisinya selalu siap saat darahnya dibutuhkan.
Perbedaan Rhesus dengan Golongan Darah
Seperti yang dijelaskan di atas, pembagian golongan darah yang dikenal saat ini ada dua, yaitu sistem ABO dan Rhesus. Penggolongan yang didasarkan pada ketersediaan zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah disebut dengan sistem ABO.
Ada atau tidaknya antigen D di permukaan sel darah merah dijadikan dasar penentuan rhesus yaitu sistem penggolongan darah, sebutan lainnya adalah faktor rhesus atau faktor Rh. Penggolongan darah manusia dapat dibedakan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
Cara Mengecek Rhesus
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang termasuk dalam golongan rhesus positif atau negatif. Meski sebagian besar keturunan ASIA, termasuk Indonesia sebagian besar ber-rhesus positif, namun tidak menutup kemungkinan bahwa anda memiliki golongan rhesus negatif. Pengecekan golongan rhesus bisa diketahui melalui:
Penyakit-penyakit yang Berhubungan dengan Rhesus
Pentingnya mengetahui golongan rhesus yang dimiliki berguna untuk menghindari akibat fatal yang mungkin saja terjadi. Selain akan terjadi penolakan terhadap tubuh penerima, perbedaan golongan darah juga akan mengakibatkan hal yang fatal pada ibu dan janin.
Jika sang ibu dan janin memiliki golongan darah dengan rhesus yang berbeda, maka kemungkinan sang calon bayi akan mengalami eritroblastosis fetalis, yaitu penyakit yang diakibatkan karena perbedaan rhesus pada ibu dan janin yang dikandung.
Apabila sang ibu tidak memiliki antigen Rh (golongan rhesus negatif) dan bayi yang dikandung memiliki antigen Rh (golongan rhesus positif). Perbedaan rhesus tersebut yang mampu berakibat terjadinya penyakit eritroblastosis fetalis yang terjadi karena antibodi yang dibentuk oleh sistem imun ibu menyerang sel darah merah.
Untuk melindungi darinya dari Rh yang dimiliki oleh bayi, sang Ibu dibekali dengan imun yang membentuk antibodi, karena dianggap sebagai benda asing. Bayi dengan Rhesus negatif akan diserang oleh antibodi hasil bentukan sistem imun dalam diri sang ibu. Hal tersebutlah yang menyebabkan terjadinya eritroblastosis fetalis
Efek dari penyakit ini cukup mengkhawatirkan, di antaranya adalah anemia, pembengkakan hati dan limfa, hingga masuknya cairan dari janin ke jaringan. Pastikan untuk memeriksakan diri sebelum menikah sehingga perbedaan rhesus pada ibu dan calon anak bisa diketahui lebih awal.