Tak dipungkiri lagi bahwa sabun terbuat dari bahan-bahan kimia yang tak untuk dikonsumsi tubuh, jadi apakah ketika mengonsumsinya bakal membuat si pengonsumsi meninggal dunia? Dilansir dari laman Detik Health, dr. Indra Wijaya yang merupakan seorang dokter spesialis penyakit dalam angkat bicara bahwa sebenarnya jarang adanya kasus konsumsi sabun yang mengakibatkan pengonsumsinya meninggal.
Tentu sabun yang dikonsumsi tersebut harus dilihat lebih dulu apakah terdiri dari bahan kimia korosif. Bahkan kondisi lambung dari pengonsumsi sabun juga harus ikut dipertimbangkan karena ketika kondisi lambung tak mampu beradaptasi, hal ini akan mengancam kesehatan si pengonsumsi sabun.
Pada dasarnya, dr. Indra pun menjelaskan bahwa sifat sabun adalah tidak korosif dan sifatnya basa. Itu artinya, sabun sebenarnya tak mampu membuat saluran pencernaan rusak dalam sekali atau dua kali konsumsi, namun tentu saja kalau mengonsumsi terlalu banyak bakal berdampak buruk bagi lambung. Lambung yang bersifat asam bisa terganggu fungsinya karena kandungan sabun.
Sabun pada dasarnya adalah pembersih kulit yang tak mengandung gizi sama sekali sehingga tak selayaknya untuk dikonsumsi meski hanya sedikit. Untuk mengetahui apakah sabun bisa berbahaya bagi tubuh manusia yang memakannya, harus dilihat dulu dari jenis sabun tersebut karena beberapa jenis sabun mampu menyebabkan gangguan pencernaan dan iritasi lambung.
Beberapa gejala yang perlu diwaspadai setelah mengonsumsi sabun adalah seperti ketiga kondisi paling umum ini:
Keluhan-keluhan tersebut mirip dengan kondisi saat keracunan makanan dan itulah yang perlu dipahami serta diwaspadai dengan tidak coba-coba makan sabun walau risiko fatalnya cukup kecil. Ada bahaya komplikasi yang dapat terjadi ketika dengan sengaja terus-menerus mengonsumsi benda yang tak seharusnya dikonsumsi, termasuk sabun, seperti:
Walau tampak lazim bagi beberapa orang dengan kebiasaan makan sabun dan sekali dua kali makan tak mengalami masalah apapun pada kesehatannya, selalu lihat dan waspada terhadap efek jangka panjangnya. Bahan-bahan kimia yang tak seharusnya dikonsumsi itulah yang mampu meningkatkan risiko komplikasi.