Daun jati belanda adalah salah satu jenis daun yang banyak diandalkan dan dimanfaatkan sebagai ramuan herbal. Karena kerap dikeringkan, maka daun jati belanda kering lebih sering dibuat menjadi teh atau yang kita kenal juga dengan teh daun jati belanda. Manfaat dari teh daun jati belanda ini adalah menjadi penurun kolesterol tinggi sekaligus pelangsing badan.
Bukan hanya menjadi pelangsing alami sekaligus penurun kolesterol, berbagai masalah kesehatan lainnya seperti patah tulang, luka, disentri dan flu juga dapat diatasi dengan konsumsi daun jati belanda ini. Bagian lainnya, seperti buah, kulit batang serta bagian bijinya pun tak kalah bermanfaat dari bagian daunnya.
Namun selain dari segudang khasiat yang ditawarkan oleh daun jati belanda, selalu ada efek samping dibaliknya. Sebelum mulai mengonsumsinya secara rutin, perhatikan apa saja efek samping daun jati belanda yang kiranya perlu diwaspadai atau dicegah agar tak terjadi.
Banyak pengonsumsi daun jati belanda yang sudah diramu menjadi teh akhirnya malah mengalami buang air kecil yang terlalu sering. Walau memang kelihatannya bukanlah efek samping berbahaya, buang air kecil lebih sering dari biasanya juga termasuk cukup mengganggu karena mampu menghambat segala jenis aktivitas yang sedang dikerjakan.
Salah satu manfaat dari mengonsumsi daun jati belanda, terutama dalam bentuk teh adalah untuk melancarkan susah buang air besar. Masalah sembelit atau konstipasi ternyata juga dapat ditangani dengan mengonsumsi rutin teh daun jati belanda, namun sebagai efeknya pada beberapa kasus si pengonsumsi justru malah terkena diare berkepanjangan.
Dalam mengonsumsi teh herbal daun jati belanda, Anda sebaiknya tidak memberi tambahan gula terlalu banyak. Bila menambahkan gula terlalu berlebihan sebagai pemanis dan konsumsi teh ini dilakukan secara sering dan jangka panjang, maka hal ini justru malah memperbesar potensi naiknya gula darah dalam tubuh.
Karena kadar gula darah naik, otomatis inilah yang kita sebut dengan penyakit diabetes bukan? Maka takaran gula pun perlu diperhatikan saat hendak mengonsumsinya. Tambahkan gula secukupnya saja di mana 1 sendok teh pun sudah menyamarkan rasa pahitnya.
Walau daun jati belanda menawarkan segudang manfaat bagi kesehatan, konsumsi jangka panjang rupanya juga berisiko besar menyebabkan iritasi pada lambung. Jadi sebelum adanya gangguan pencernaan pada lambung semacam iritasi ini, sebaiknya Anda cari tahu lebih dulu aturan minum atau konsumsi daun jati belanda agar tidak membahayakan lambung.
Belum dapat dipastikan jelas apakah kanker pun merupakan salah satu efek samping yang benar-benar terjadi karena konsumsi jangka panjang daun jati belanda. Hanya saja, pastikan bahwa sebelum mengonsumsi Anda sudah tahu cara paling baik dalam pengolahan daun jati belanda tersebut.
Bukan hanya cara pengolahannya saja yang harus benar dan paling baik, ketahui aturan minum melalui takarannya juga. Selain itu, pahami betul kondisi tubuh Anda sebelum memutuskan mengonsumsi sebab adanya kemungkinan kanker dan iritasi pada lambung biasanya berawal dari kondisi medis yang sudah ada pada tubuh sebelumnya. Konsumsi jumlah berlebih pun tidak dianjurkan agar tubuh tak mengalami kondisi berbahaya.
Daun jati belanda sebagai tanaman herbal telah diteliti dan sejumlah ahli menjumpai akan adanya senyawa golongan alkaloid, berikut juga senyawa damar dan zat samak. Itulah mengapa daun jati belanda pun menjadi herbal yang diyakini ampuh serta efektif dalam membatasi produksi lemak sehingga dapat membuat tubuh lebih langsing.
Namun sebelum Anda benar-benar memutuskan mengonsumsinya, melakukan konsultasi dengan herbalis terpercaya lebih dulu tentu amat dianjurkan. Hal ini akan sangat baik bagi Anda supaya efek samping daun jati belanda yang tak diharapkan tidak terjadi ke depannya.