Aspartam atau bahan penambah makanan yang mempunyai kode E951 adalah pemanis buatan yang pada awalnya diklaim lebih banyak mempunyai dampak positif daripada negatif. Bahan ini awalnya diproduksi di Amerika Serikat untuk menggantikan pemanis sukrosa dan ditambahkan ke dalam makanan-makanan tertentu dengan diet sugar free. Selanjutnya, Inggris mengikuti jejak Amerika Serikat untuk memproduksinya dan menyebarkannya ke seluruh dunia dan itulah mengapa hingga hampir di seluruh produk diet soda mengandung bahan ini.
Aspartam memiliki kadar kemanisan hingga 200 kali dibandingkan dengan sukrosa, sehingga untuk produsen berbagai makanan sangat menghemat biaya. Di Indonesia aspartame dikemas dan dikenal dengan merk dagang NutraSweet dan Equal. Pada dasarnya, aspartame ini merupakan bahan yang terdiri dari 2 macam asam amino, yaitu:
Sampai saat ini para ahli masih memperdebatkan beberapa dampak positif dan negatif dari asam aspartam. Dan di bawah ini kita akan membahas beberapa dampak buruk mengkonsumsi aspartam.
Di dalam tubuh manusia, dalam pencernaan, aspartame dipecah manjadi 3 bentuk, yaitu asam aspartame, fenilalanin, dan methanol, Metanol ini meruoakan zat kimia beracun yang berbahaya yang biasanya terdapat dalam alcohol. Dalam jangka panjang konsumsi aspartame sama dengan efek bahaya alkohol bagi kesehatan dan kehidupan sosial.
Aspartam dapat menimbulkan keracunan akut, yaitu 24 jam setelah konsumsi makanan mengandung aspartame. Keracunan ini dapat juga terjadi setelah beberapa lama mengkonsumsi secara rutin aspartame dalam diet makanan. Gejala keracunan aspartame sangat mirip dengan keracunan bias yaitu sakit kepala, mual, muntah, telinga berdenging, penurunan daya ingat, dan mudah tersinggung. Ciri-ciri keracunan makanan karena ini terkadang tidak terdeteksi oleh dokter. Diketahui bahwa aspartame dapat menyebabkan lebih dari 40 jenis keracunan.
Aspartam dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada beberapa organ tubuh. Umumnya, gangguan menyerang dada / jantung, mata, dan telinga. Konsumsi aspartame dalam jumlah banyak dapat menyebabkan dada menjadi sesak dan napas tidak teratur. Ini menunjukkan gejala jantung (jantung berdebar), tekanan darah tinggi, tachycardia. Sementara pada organ mata, dampak buruk aspartame adalah gangguan penglihatan, mata kabur pada saat-saat tertentu, sampai pada kebutaan. Gangguan pendengaran, tinnitus, dan telinga berdenging / berdengung merupakan efek samping aspartame pada telinga.
Meskipun peneilitian American Acossiation for Cancer Research pada tahun 2006 telah membuktikan berdasarkan peneilitian bahwa soda diet yang mengandung aspartame tidak menyebabkan atau meningkatkan resiko kanker, hal ini tetap harus diwaspadai. Penelitian tersebut mengacu kepada konsumsi aspartame dalam jumlah sangat kecil sesuai batasan yang dianjurkan. Oleh karena itu bersikap waspada terhadap kemungkinan dampak buruk aspartam adalah kanker, maka jangan mengkonsumsi aspartame dalam jumlah yang berlebihan atau rutin.
Mengkonsumsi aspartame dari bahan yang tidak alami menyebabkan seseorang mengalami gangguan nurologis, seperti pusing, kebingungan, kehilangan memori, tremor, bahkan gejala epilepsi. Ini kemungkinan karena kandungan alkohol / methanol pada aspartame.
Ada beberapa orang yang secara genetik tubuhnya tidak bisa mencerna fenilallanin. Orang seperti ini disebut mempunyai riwayat fenilketunoria, tidak dapat mengkonsumsi semua jenis pemanis buatan. Fenilalalin yang tidak dapat dicerna dan seharusnya membantu fungsi otak melakukan hal sebaliknya, membuat terjadinya pengerasan otak dan akibatnya pun fungsi otak menjadi terganggu. Perlu diperhatikan bahwa rupanya tidak semua orang tahu bahwa dirinya sedang mengidap fenilketnoria, sehingga bila ragu-ragu sebaiknya tidak mengkonsumsi aspartame secara rutin.
Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi aspartame mempunyai dampak buruk pada fungsi mental seperti efek perilaku dan suasana hati. Namun aspartame tidak mempengaruhi fungsi mental sampai depresi. Kemungkinan akan menjadikan seseorang depresi jika sebelumnya seseorang sudah mempunyai riwayat depresi. Aspartam akan memicu kembali.
Banyak penelitian dilakukan tentang aspartame, sampai saat ini belum ada data yang benar-benar valid. Untuk orang yang sebelumnya sehat, aspartame tidak terlalu berpengaruh pada tubuhnya. Namun, bagi seseorang yang memiliki atau sensitif terhadap insomnia, sakit kepala, dan kejang aspartam dapat menjadi pemicu. Apalagi jika aspartame dicampurkan dalam kopi sebagai pengganti gula. Pada penelitian tahun 1992 di Otoritas keselamatan makanan di Eropa menyebutkan aspartame positif memberi dampak kejang kepada orang yang mengkonsumsi aspartame meskipun tidak mempunyai riwayat kejang sebelumnya.
Sebelumnya aspartame dibuat untuk membuat orang tidak terserang diabebetes karena terlalu berlebihan konsumsi gula dalam bentuk sukrosa. Tidak seluruhnya benar. Diabetes tidak hanya dipengaruhi oleh konsumsi gula. Diabetes dipengaruhi resistensi insulin yang memproduksi gula dalam darah. Artinya, konsumsi aspartame tetap memungkinkan seseorang menjadi penderita diabetes.
Sebagian besar produk makanan dan minuman yang mengandung aspartame juga mengandung kafein. Artinya, konsumsi aspartame juga secara tidak langsung konsumsi kafein. Dan ibu hamil dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi kafein karena berpengaruh pada tekanan darah dan berpengaruh pada janin. Jika pada orang dengan kondisi normal dapat membahayakan dan mempengaruhi fungsi otak, maka kemungkinan aspartame akan mempengaruhi fungsi otak janin dalam kandungan.
Ibu hamil tidak perlu menjaga berat badan dan diet makanan kecuali ada gangguan kesehatan khusus yang diharuskan diet makanan tertentu oleh dokter. Ibu hamil per mengkonsumsi semua jenis makanan alaml yang bergizi. Intinya aspartame dapat berdampak buruk bagi ibu hamil.
Apakah aspartame benar-benar berdampak buruk, sampai sekarang masih diperdebatkan. Tapi konsumsi segala sesuatu yang mengandung bahan kimia buatan memang sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu, jika benar-benar perlu mengkonsumsi aspartame, benar-benar patuhi aturan dari FDA yang membatasi penggunaan perhari 50 mg.
Perhatikan hal tersebut dengan membaca ingredients setiap makanan kemasan. Dapat juga mengkonsumsi pemanis alami pengganti gula, seperti madu, sirup buah maple, sirup agave, jus buah, dan lain-lain karena memang gaya hidup alami diyakini lebih menyehatkan bagi kita semua. Jadi demi menghindari dampak buruk mengkonsumsi aspartam dan bahaya aspartam itu sendiri, pilihlah pemanis yang tepat dan alami saja.