Proses mendengar terjadi karena adanya integrasi dari sistem pendengaran yang meliputi telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Setiap bagian telinga tersebut memiliki fungsinya masing-masing, yaitu
Berfungsi sebagai penangkap dan penghantar getaran suara
Befungsi untuk memperbesar dan memperkuat getaran suara,
Berfungsi mengubah energi mekanik getaran suara menjadi impuls listrik, untuk kemudian diantarkan melalui saraf ke otak untuk diinterpretasikan sebagai bunyi atau suara yang memiliki makna.
Gangguan yang terjadi pada saat terjadinya proses mendengar dapat disebabkan oleh masalah atau terganggunya salah satu bagian pada sebelah atau kedua belah telinga; sehingga mengakibatkan seseorang tidak dapat mendengar suara atau memproses suara dengan baik, atau bahkan malah tidak dapat mendengar sama sekali alias tuli.
Gangguan fungsi pada bagian telinga dapat menyebabkan tuli konduktif dan tuli sensorineural. Tuli konduktif adalah gangguan yang terjadi pada telinga dimana suara dari luar tidak bisa masuk ke telinga bagian dalam karena terjadinya masalah pada saluran telinga, gendang telinga, maupun telinga tengah.
Sedangkan Tuli sensorineural diakibatkan oleh adanya kerusakan pada bagian saraf telinga dalam yang membawa suara dari area pendengaran ke otak, dan biasanya terjadi karena terdapat sel saraf (sel rambut) dalam rumah siput yang hilang atau rusak.
Gangguan pendengaran sensorineural disebut juga tuli saraf biasanya bersifat permanen dan dapat menyerang siapa saja di segala usia dengan etiologi yang berbeda- beda.
Tuli sensorineural memiliki tingkat kerusakan dari yang ringan, menengah, dan berat, dimana merupakan masalah bagi jutaan orang, karena dari seluruh kasus kehilangan pendengaran, 90% merupakan tuli sensorineural.
Sebelum melanjutkan, anda juga bisa membaca artikel kami lainnya seputar THT seperti jenis-jenis penyakit yang menyerang hidung, kemudian efek samping pasca operasi sinusitis, lalu ada juga artikel mengenai komplikasi Rhinitis, dan juga efek samping infeksi telinga yang berbahaya bagi manusia.
Telinga memiliki struktur yang rapuh dan dapat dirusak dengan berbagai macam hal sehingga tidak selalu ada kemungkinan untuk mencegah tuli.
Risiko terjadi kerusakan pendengaran tergantung pada seberapa keras suara dan seberapa lama seseorang terpapar oleh suara keras tersebut. Beberapa cara yang mungkin dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya tuli dari pengaruh suara yang keras antara lain:
Namun karena satu atau lain hal anda tetap merasa kesulitan dalam mendengar, sebelum memeriksakan diri lebih lanjut, ada baiknya anda mengetahui gejala yang ditimbulkan oleh tuli sensorineural.
Adapun gejala awal terjadinya tuli sensorineural adalah tidak jelas dalam mendengar suara; seperti jika seseorang berbicara, maka akan terdengar seperti menggumam, kesulitan dalam mendengar dengan jelas perkataan orang apabila ada suara latar yang bising, dan sering menaikkan volume televisi atau radio secara terus menerus karena kesulitan mendengar.
Terdapat beberapa penyebab terjadinya tuli sensorineural, antara lain:
Baca juga beberapa tulisan kami terkait THT seperti ciri radang tenggorokan pada anak dan juga dampak radang tenggorokan yang tidak bisa dianggap remeh, kemudian cara membersihkan kotoran telinga dengan bawang putih serta mengenai 10 pengobatan alternatif gangguan pendengaran yang ampuh.
Jika anda merasa kesulitan mendengar, ada baiknya anda segera memeriksakan diri ke dokter spesialis THT; dimana dokter akan memeriksa kondisi telinga anda dengan melakukan:
Jika setelah melakukan pemeriksaan anda dinyatakan positif menderita tuli sensorineural, maka pengobatan yang dapat dilakukan akan disesuaikan dengan penyebab terjadinya tuli sensorineural itu sendiri. Jika tuli sensorineural terjadi akibat:
Demikianlah segala hal terkait tuli Sensorineural untuk Anda ketahui yang semoga dapat menambah wawasan anda terkait penyakit tersebut, dan dapat segera melakukan tindakan pencegahan apabila menemukan gejala-gejalanya.