Trachoma adalah salah satu penyakit mata yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Bakteri yang dimaksud adalah bakteri intraselluer obligat Chlamydia trachomatis. Dan yang biasanya diserang terlebih dahulu adalah bagian kelopak mata dengan gejala awal berupa iritasi dan gatal ringan.
Seperti umumnya penyakit yang disebabkan oleh bakteri, trachoma dapat dengan mudah menular. Chlamydia trachomatis dapat disebarkan melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi mata atau hidungnya. Selain itu, kontak tidak langsung dapat juga menyebabkan penularan. Misalnya, kontak dengan pakaian atau benda yang pernah disentuh oleh penderita trachoma. Lalat dapat memindahkan bakteri yang menyebabkan infeksi trachoma dengan meletakkan telurnya di kotoran manusia.
Karena penularannya yang sangat mudah dan cepat ini, maka penyakit ini adalah penyakit menular yang menjadi penyebab kebutaan tertinggi di dunia dengan kasus terbanyak terjadi di Afrika. Trachoma aktif terutama menyerang pada anak usia 4 sampai 6 tahun, kemudian menularkannya kepada wanita yang mempunyai frekuensi kedekatan dengan anak-anak lebih banyak daripada laki-laki.
Bakteri C. trachomatis setelah menyerang kelopak mata dan menimbulkan gejala awal, kemudian menyebabkan peradangan di dalam kelopak mata dan infeksi. Infeksi yang terus berlanjut mengakibatkan kelopak mata berlipat ke dalam, pertumbuhan bulu mata menjadi ikut tumbuh ke dalam menyentuh kornea mata. Akhirnya akan menimbulkan jaringan parut pada kornea yang mengakibatan kebutaan. Jaringan parut pada kornealah yang kemudian mengeluarkan lendir dan nanah.
Pada dasarnya, penyebab trachoma adalah penularan infeksi bakteri Chlamydia trachomatis. Baik secara langsung mapun tidak langsung. Penularan trachoma dengan jalan ini terjadi ketika jaringan parut kornea mengeluarkan nanah dan lendir. Nanah yang mengandung bakteri tersebut dapat menempel pada orang lain dan menularkannya. Karena bakteri C. trachomatis menjadi satu-satunya penyebab, ada beberapa hal yang meningkatkan resiko terhadap penyakit ini. Di antara yang beresiko tinggi, yaitu :
Populasi yang hidup miskin dan tinggal di daerah yang padat penduduk, menyebabkan penularan bakteri trachoma dengan sangat cepat. Satu saja penderita trachoma, dalam hitungan hari beberapa yang lain akan ikut menysul. Terutama individu yang sering kontak langsung dengan penderita.
Karena padatnya penduduk, maka sanitasi di lingkungan juga buruk. Ditambah tingkat kesehatan individu yang rendah, yang disertai tingkat kesadaran akan kesehatan juga rendah. Contohnya, jumlah toilet tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang ada. Ketiga hal tersebut akan mempermudah bakteri trachoma hidup dan berkembang.
Jika suatu daerah mempunyai populasi lalat yang tinggi tak terkendali (biasanya daerah dengan tingkat kebersihan minim), maka penularan akan semakin mudah. Lalat akan membawa bakteri dari kotoran manusia ke mana saja dia hinggap, sehingga menularkan trachoma dalam jarak yang cukup jauh.
Hampir semua penyakit menular menjadikan anak sebagai target. Selain memang tubuh anak lebih rentan terhadap berbagai penyakit, anak juga merupakan individu yang belum atau sulit dikendalikan tingkah lakunya. Harus dijaga selalu kebersihannya. Salah satu resiko tinggi terhadap penularan trachoma adalah anak berusia 4 sampai 6 tahun.
Perempuan umumnya beresiko lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Karena perempuanlah yang melakukan segala macam perawatan, termasuk orang sakit. Seringnya kontak dengan penderita trachoma dewasa maupun anak-anak menyebabkan perempaun lebih beresiko tinggi tertular infeksi bakteri trachoma.
Gejala trachoma sudah kita singgung sedikit dalam pembukaan artikel ini. Namun, di atas hanyalah awal dari trachoma. Beberapa gejala trachoma yang wajib diketahui, yaitu :
Gejala trachoma membutuhkan proses 5 sampai 12 hari untuk masa inkubasi atau masa berkembangnya menjadi penyakit. Oleh karena itu, seharusnya jika sudah diketahui gejala dari awal dan melakukan pengobatan maka kebutaan tidak terjadi dan trachoma tidak sampai tingkat parah.
World Health Organization (WHO) yang merupakan organisasi kesehatan dunia di bawah PBB, mencatat beberapa hal tentang endemic trachoma. Di antaranya pembagian tahapan perkembangan penyakit trachoma. WHO membaginya menjadi 5 tahap, yaitu :
Jaringan folikel adalah jaringan yang mengandung limfosit, salah atu jenis sel darah putih. Karena masuknya benda asing berupa bakteri, maka limfosit akan memberikan reaksi. Akhirnya timbul peradangan pada jaringan folikel. Jaringan ini terletak pada bagian atas kelopak mata sebelah dalam. Peradangan ini yang menyebabkan iritasi dan gatal yang dirasakan kelopak mata.
Peradangan jaringan folikel yang semakin parah. Selanjutnya hal ini menyebabkan iritasi dan pembengkakan pada kelopak mata.
Akibat peradangan dan iritasi yang terus menerus tanpa pengobatan, maka akan timbul jaringan parut (luka) pada bagian kelopak mata. Jika dilihat dengan kaca pembesar akan terlihat seperti garis. Apabila berlangsung terus dan belum ada pengobatan sampai saat ini, kelopak mata akan terlipat ke dalam, atau disebut entropion. Biasanya jaringan parut ini bisa terbentuk dari infeksi kulit karena bakteri.
Bulu mata terletak di ujung kelopak mata, yang fungsinya mempercantik dan menahan masuknya benda asing ke dalam mata. Namun, karena kelopak mata berlipat ke dalam maka bulu mata ikut tumbuh ke arah dalam (trikiasis). Pertumbuhan bulu mata ke arah dalam mengakibatkan gesekan dengan kornea.
Menurunnya kualitas penglihatan (corneal clouding) atau penglihatan menjadi samar merupakan tahap akhir perkembangan trachoma sebelum sampai pada kebutaan. Penglihatan menurun akibat gesekan bulu mata secara terus-menerus.
Apabila seseorang mengalami gejala sakit mata, sebelum ada diagnosa dokter, disarankan untuk melakukan beberapa hal berikut :
Jika merasa mendapatkan gejala sakit mata, selain melakukan hal-hal yang sudah disebutkan di atas, segeralah konsultasi ke dokter. Hal ini penting atau memastikan apakah gejala yang dialami termasuk trachoma atau penyakit mata biasa. Ini juga akan memudahkan penanganan dan pengobatan.
Dokter spesialis mata akan mendiagnosa penderita sakit mata yang diduga trachoma dengan beberapa cara berikut :
Pengobatan akan diberikan setelah dokter memastikan bahwa gejala yang dialami pasiennya dalah trachoma. Pengobatan ini dilakukan sesuai tahapan perkembangan penyakit yang sudah diderita. Beberapa pengobatan tersebut, yaitu :
Karena penyebab trachoma adalah bakteri, pengobatan yang paling pertama adalah memberikan obat yang mengandung jenis-jenis antibiotik dan manfaatnya. Contoh antibiotik yang dapat diberikan oleh dokter adalah tablet azithromycin yang dapat diminum sesuai aturan atau salep mata tetracylin yang dapat dioleskan pada kelopak mata.
Pemasangan perekat di atas bulu mata dilakukan untuk mencegah bulu mata tumbuh ke arah dalam yang menggores kornea. Dengan perekat bulu mata diharapkan meskipun kelopak mata berlipat ke dalam posisi bulu mata tidak berubah.
Selain pemasangan perekat, pencabutan bulu mata juga efektif untuk mencegah bulu mata tumbuh ke arah dalam.
Pemutaran kelopak mata dilakukan dengan membuat sayatan pada kelopak mata dan mengarahkan bulu mata ke luar. Tahap ini dilakukan apabila penggunaan perekat dan pencabutan bulu mata sudah tidak dapat dilakukan.
Jika kornea sudah mengalami kerusakan dan membuat kebutaan karena terlambat mendeteksi ciri-ciri mata tidak sehat, maka hal ini tidak dapat lagi dilakukan penyembuhan. Pengobatan hanya dapat dilakukan untuk menghilangkan bakteri C.trachomatis. Penglihatan yang sudah terlanjur tidak dapat dikembalikan. Prosedur transplantasi kornea adalah langkah terakhir namun tidak dapat langsung dilakukan. Menunggu ada donatur kornea mata.
Mengingat akibat dari trachoma yang dapat menyebaban kebutaan, maka langkah pencegahan adalah upaya yang sangat penting. Selain aman, pencegahan tidak memerlukan biaya yang banyak seperti pengobatan. Pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu :
Selalu menjaga kebersihan dan kesehatan, terutama jika akan bepergian ke daerah yang endemik trachoma. Hal yang bisa dilakukana adalah sellau mencuci tangan dan muka.
Jika Anda terinfeksi trachoma, maka Anda yang harus menghindari kontak dengan orang lain, teruatama keluarga dan anak-anak yang di dekat Anda sampai sembuh. Namun, jika Anda yang dalam kondisi sehat, maka harus menghindari kontak langsung dengan penderita trachoma.
Lalat merupakan hewan terbang yang bisa hinggap di mana saja dan dapat dengan mudah menularkan penyakit. Apabila di sekitar terlihat banyak lalat, maka tandanya kebersihan harus ditingkatkan. Lalat menyukai tempat yang kotor.
Ketahui cara menjaga kesehatan mata paling alami dan baik. Menjaga kebersihan lingkungan, membuat sanitasi yang layak, menyediakan air bersih yang cukup termasuk salah satu cara mencegah penyakit trachoma paling efektif. Ini pula yang dilakukan WHO di beberapa negara endemik trachoma.
Sekian penjelasan tentang trachoma mulai dari penyebab, faktor risiko, gejala, hingga cara diagnosa, pengobatan dan pencegahan yang bisa disimak dan memberikan kita pengetahuan lebih supaya mampu mewaspadainya.