Kehamilan tentunya merupakan hal yang ditunggu-tunggu bagi setiap pasangan suami istri sebab memiliki keturunan adalah hal yang didambakan oleh sebagian besar pasangan yang sudah menikah. Meski begitu, ada beberapa kasus di mana pihak wanita mengalami masalah untuk bisa hamil, yakni salah satunya masalah kesuburan atau infertilitas.
Adanya kemungkinan bahwa seorang wanita mengalami ketidaksuburan disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kondisi kesehatan tertentu hingga kebiasaan-kebiasaan yang berkaitan dengan gaya hidup yang buruk dan tak sehat. Untuk itulah, para wanita perlu mengenal sejumlah alasan dibalik terjadinya infertilitas pada wanita.
Usia seorang wanita menentukan tingkat kesuburan di mana ketika sudah masuk pada usia 35 tahun, biasanya terjadi penurunan tingkat kesuburan pada wanita walau memang masih banyak juga yang bisa hamil pada usia tersebut. Kesuburan dapat secara drastis menurun ketika memasuki usia 37 tahun hingga masuk usia 40 hingga 45 tahun yakni masa menopause.
Perlengketan rahim, polip serviks hingga miom atau kista termasuk di dalam kelainan pada rongga rahim. Proses transportasi sperma dan pembuahan pada telur akan terganggu karena juga masalah-masalah seperti gangguan kontraksi rahim serta radang endometrium. Memang ada kemungkinan kecil untuk hamil, namun pada umumnya sang ibu hamil harus melahirkan secara prematur.
Sperma sampai pada bagian saluran mulut rahim penghubung rongga rahim dan vagina karena adanya mulut rahim yang arahnya berhadapan dengan dinding belakang vagina alias mengarah ke depan. Jika terjadi kelainan seperti rahim menghadap justru ke belakang, hal ini dianggap sebagai posisi yang menyimpang sehingga menyebabkan wanita sulit untuk hamil.
Terdapat lendir pada leher rahim wanita di mana saat ovulasi terjadi, lendir tersebut justru lebih encer. Hal tersebut memudahkan sperma untuk melaluinya sehingga pembuahan berhasil dan wanita bisa hamil. Namun ada kalanya beberapa wanita memiliki lendir leher rahim yang pekat sehingga malah menghambat jalannya sperma.
Peradangan pada endometrium di mana terjadi pertumbuhan jaringan endometrium yang terjadi di bagian luar rongga rahim disebut juga dengan endometriosis. Jenis penyakit sistem reproduksi wanita ini memang meningkatkan risiko infertilitas bagi penderitanya dengan gejala seperti rasa nyeri berlebih pada waktu menstruasi, nyeri juga terjadi saat berhubungan intim dan buang air kecil.
Perdarahan pun terjadi secara luar biasa di saat menstruasi atau bahkan darah ikut keluar bersama dengan feses dan urine sewaktu buang air besar dan kecil. Terapi hormon maupun pemberian obat pereda rasa nyeri adalah yang paling tepat, atau jika perlu pun dokter akan menyarankan untuk mengangkat jaringan endometriosis melalui operasi.
Wanita mengalami ketidaksuburan atau sulit hamil juga dapat disebabkan oleh faktor gangguan ovulasi. Ovulasi sendiri merupakan proses sel telur yang terlepas secara berkala dan gangguan bisa hadir ketika seorang wanita memiliki masalah kesehatan lainnya, semacam kegagalan ovarium prematur, sindrom ovarium polikistik, hingga hipotiroid dan hipertiroid.
Tak bersifat kanker, tumor submucosal fibroid adalah tumor jinak yang pertumbuhannya ada pada area rahim. Perkembangan tumor ini terjadi di bagian lapisan otot dinding rahim bagian dalam, namun sayangnya tumor dapat menjalar sampai pada rongga rahim. Meski belum diketahui jelas mengapa kesuburan dapat terpengaruh, ada dugaan bahwa penanaman embrio di dalam rahim tercegah oleh fibroid tersebut.
Seorang wanita yang melakukan operasi berulang khususnya dalam kasus kista ovarium rupanya berisiko besar mengakibatkan kerusakan fisik ovarium. Ini yang kemudian memicu kegagalan ovulasi sekaligus potensi timbulnya jaringan parut. Karena ovulasi terganggu, kesuburan wanita pun terkena dampaknya, bahkan bisa menimbulkan infeksi juga yang berujung pada infertilitas.
Kerusakan pada tuba falopi yang juga dikenal dengan istilah tabung saluran indung telur bisa menjadi salah satu faktor peningkat risiko ketidaksuburan wanita. Karena hal ini, pembuahan sel telur oleh sperma menjadi ikut sulit. Bahkan pergerakan sel telur yang telah melewati masa pembuahan menuju rahim pun terhalang.
Konsumsi alkoho yang terlalu sering atau jangka panjang mampu memicu gangguan ovulasi pada wanita. Bahkan risiko endometriosis pun meningkat karena asupan alkohol yang terus-menerus masuk ke dalam tubuh. Mulailah membatasi alkohol atau bahkan menghindarinya supaya kesehatan tetap terjaga baik.
Selain merusak kesehatan sistem saraf otak, kulit serta paru-paru, aktivitas merokok merupakan penyebab rusaknya tuba falopi serta serviks. Bahkan merokok pun ditengarai sebagai pemicu dari kehamilan ektopik serta penuaan dini indung telur. Dengan demikian, maka akan sulit bagi seorang wanita untuk hamil karena kebiasaan ini.
Kesuburan wanita juga dipengaruhi oleh obat-obatan yang dikonsumsi atau sempat digunakan. Jenis obat seperti obat antipsikotik, antidiuretik, obat jenis-jenis narkoba, kemoterapi, serta obat anti-inflamasi nonsteroid menjadi kelompok obat-obatan yang mampu menurunkan tingkat kesuburan seorang wanita. Hal ini akan jauh lebih besar risikonya kalau konsumsi dilakukan jangka panjang sekaligus dalam dosis tinggi.
Berat badan berlebih atau obesitas menjadi faktor pula yang bisa meningkatkan risiko ketidaksuburan pada seorang wanita, begitu pula dengan berat badan yang kurang dari idealnya. Frekuensi ovulasi serta potensi dapat hamil lebih besar saat berat badan termasuk sehat.
Beberapa wanita suka dengan olahraga yang sangat ekstrem bukan? Olahraga sebenarnya baik karena kurang olahraga mampu memudahkan tubuh terserang penyakit. Namun olahraga terlalu ekstrem pun bisa berbahaya dan malah memicu ketidaksuburan pada wanita. Hindarilah bahaya olahraga yang berlebihan apalagi sampai mengancam kondisi kesehatan reproduksi.
Supaya mampu mengetahui secara pasti penyebab ketidaksuburan wanita yang mungkin tengah terjadi pada Anda, segera konsultasikan dengan dokter ahli kandungan. Pemeriksaan oleh dokter biasanya perlu adanya keterlibatan dua pihak, yakni sang istri dan juga suami.