Telinga merupakan salah satu dari 5 panca indra yang dimiliki oleh manusia, yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan mengenal suara. Telinga juga memiliki peran yang besar dalam menjaga keseimbangan dan posisi tubuh.
Setiap bagian telinga memiliki peranan penting dalam menyediakan informasi bunyi dan suara kepada otak. Rangsangan bunyi dan suara yang disampaikan ke otak, akan lewat melalui saraf yang menyambungkan telinga dan otak, yang disebut nervus vestibulokoklearis.
Telinga manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar (outer ear), telinga tengah (middle ear), dan yang terakhir telinga bagian dalam (inner ear), dimana setiap bagian memiliki fungsi dan peran masing-masing di dalam suatu proses mendengar.
Pada telinga sendiri yang merupakan indra pendengar, tidak lepas dari yang namanya resiko gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran adalah gangguan kesehatan di mana Anda dapat kehilangan kemampuan untuk mendengar suara, dan terjadi secara bertahap, mendadak, atau dapat hilang sama sekali.
Terdapat 4 jenis gangguan pendengaran yang diklasifikasikan berdasarkan bagian telinga yang terpengaruh, yaitu gangguan pendengaran atau tuli sensorineural, gangguan pendengaran atau tuli konduktif, gangguan pendengaran atau tuli campuran, dan gangguan pendengaran atau tuli saraf.
Pada kesempatan kali ini kita akan fokus membahas mengenai gangguan pendengaran atau tuli saraf yang dimana gangguan ini terjadi ketika saraf auditori tidak dapat mengirim sinyal ke otak. Hal ini menjadi masalah yang disebabkan oleh hilangnya atau rusaknya saraf pendengaran yang biasanya bersifat parah dan permanen.
Seseorang dapat dikatakan menderita gangguan pendengaran atau tuli saraf setelah terdiagnosa oleh ahli pendengaran, seperti ahli audiologi atau dokter spesialis THT. Mereka (para ahli) akan melakukan uji pendengaran untuk menentukan tipe, bagian dan tingkat kerusakan pada telinga. Sebuah audiogram akan menggambarkan dengan jelas hasil temuan uji pendengaran tersebut.
Tuli saraf pada awalnya dijelaskan sebagai suatu kelainan tunggal yang ditandai dengan adanya gangguan pada nervus koklearis dengan sel rambut luar yang masih normal. Namun kelainan ini ternyata merupakan suatu spektrum yang mempengaruhi berbagai macam auditori dimulai dari sel rambut dalam, sinaps antara sel rambut dalam dan nervus koklearis, hingga nervus koklearis itu sendiri.
Sebelum membaca lebih lanjut mengenai tuli saraf, silahkan membaca artikel kami seputar THT lainnya seperti apa saja jenis-jenis penyakit yang menyerang hidung, lalu apa saja efek samping pasca operasi sinusitis, kemudian kami juga telah menjelaskan dengan rinci mengenai komplikasi Rhinitis, serta beberapa efek samping infeksi telinga yang mungkin terjadi apabila tidak ditanggulangi.
Penyebab Tuli Saraf
Gangguan pendengaran atau tuli adalah kondisi yang sangat umum terjadi, dan kondisi gangguan ini biasanya terjadi pada lansia. Namun gangguan pendengaran atau tuli saraf mungkin jarang terjadi, karena merupakan gangguan pendengaran dengan tingkat parah dan bersifat permanen.
Terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab gangguan pendengaran atau tuli saraf, sebagai berikut:
Gejala Tuli Saraf
Seseorang yang kehilangan atau merasa kehilangan kemampuan mendengarnya, mungkin saja terkena masalah gangguan pendengaran atau tuli saraf. Untuk itu ada baiknya anda mengetahui gejala-gejala yang umumnya muncul akibat gangguan ini:
Pengobatan Tuli Saraf
Jika anda mengalami gangguan pendengaran atau tuli saraf, anda tidak perlu khawatir akan kehilangan indra pendengaran anda selamanya. Ilmu kedokteran yang semakin maju saat ini memungkinkan setiap gangguan yang terjadi pada tubuh anda dapat diatasi secara maksimal maupun sebagian, tapi tidak hilang sama sekali.
Adapun pengobatan yang dapat disarankan untuk dilakukan bagi anda yang menderita gangguan pendengaran atau tuli saraf adalah:
Mengenai pengobatan yang paling tepat, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter spesialis THT untuk mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat.
Pencegahan Tuli Saraf
Gangguan pendengaran atau tuli saraf sebagian besar dapat dicegah dan dihindari dengan menerapkan beberapa langkah pencegahan sederhana. Dan bagi anda yang memiliki pendengaran yang sehat, tidak ada salahnya anda memperhatikan dan mewaspadai tips berikut, yang bertujuan untuk mencegah terjadinya gangguan pendengaran atau tuli saraf:
Pencegahan memang ditujukan untuk segala eksposur yang masih dapat kita kontrol, dan mungkin agak sulit untuk mencegah gangguan pendengaran akibat senyawa organik seperti virus, atau bahkan kerusakan karena faktor genetik.
Jika saat ini anda mengalami gangguan pendengaran atau tuli saraf, anda tidak perlu kecil hati karena sudah banyak terdapat alat bantu dengar, yang meskipun tidak dapat mengembalikan pendengaran anda sepenuhnya, namun dapat meningkatkan kehidupan Anda secara signifikan.
Untuk mengetahui tentang penyakit THT lainnya, silahkan membaca tulisan kami mengenai apa saja ciri radang tenggorokan pada anak, kemudian mengenai beragam dampak radang tenggorokan yang bisa terjadi, lalu tips terkait cara membersihkan kotoran telinga dengan bawang putih dan juga 10 pengobatan alternatif gangguan pendengaran yang sudah terbukti keampuhannya.
Kami harapkan informasi yang kami berikan mengenai segala hal yang terkait dengan tuli saraf ini dapat membantu anda dalam melakukan tindakan pencegahan yang tepat dan dapat terhindar dari penyakit gangguan pendengaran tersebut.