Pelupa adalah sifat yang pastinya dimiliki oleh kebanyakan orang, baik muda maupun tua di mana sebenarnya hal ini cukup normal. Namun, benarkah menjadi pelupa dan sulit berkonsentrasi secara terus-menerus masih dianggap normal? Berikut ini adalah serangkaian penyebab pelupa dan susah konsentrasi yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan Anda ke depannya.
Menua adalah sebuah perkembangan alami yang pasti dialami oleh setiap manusia sehingga kemampuan mengingat pun pasti juga menurun. Karena otak sebenarnya bakal selalu menghasilkan sel-sel baru pada umur berapapun, sebenarnya bertambahnya usia bukanlah menjadi penyebab hilangnya memori sama sekali. Hanya saja, Anda bisa mengingatnya dengan waktu yang lebih lama.
Kinerja otak akan menjadi lebih lambat saat seseorang berada dalam kondisi stres sehingga otomatis proses mengingat juga terganggu dan pada akhirnya sering lupa. Bila memang pelupa dan susah konsentrasi dikarenakan stres, cobalah untuk menerapkan cara terapi menghilangkan stres yang aman supaya mengembalikan lagi kesegaran otak.
Padatnya kesibukan dan segala kegiatan yang Anda lakukan otomatis membuat otak menerima terlalu banyak informasi. Saking banyaknya informasi yang tersimpan di otak, terkadang hal ini sampai menyebabkan overload yang pada akhirnya mengakibatkan Anda cepat lupa. Untuk kasus ini, pengobatan pada umumnya mirip dengan perawatan pada penderita Alzheimer.
Cedera kepala adalah bentuk trauma fisik yang dimaksud di sini. Pelupa dan sulit berkonsentrasi dapat menjadi dampak dari adanya riwayat trauma fisik. Cedera yang pernah terjadi dapat memengaruhi pusat memori otak sehingga bahkan bisa sampai menimbulkan kondisi salah satu jenis-jenis penyakit amnesia permanen.
Sulitnya berkonsentrasi ditambah mudah lupa bisa saja disebabkan oleh rasa cemas berlebihan di dalam diri Anda. Apabila Anda memang memiliki perasaan seperti ini cukup sering karena saking khawatirnya, cobalah mengambil waktu sejenak untuk melakukan hal-hal yang Anda suka dan Anda anggap menyenangkan. Mencoba aktivitas baru, berwisata atau sekadar mengobrol dengan teman bisa sangat membantu.
Trauma tak hanya ada trauma fisik, tapi juga trauma secara emosional seperti misalnya yang dapat terjadi pada korban pelecehan seksual. Mudah lupa dan sulit untuk konsentrasi berpotensi menjadi efek yang dialami para korban trauma emosional sehingga membutuhkan pertolongan ahli psikolog supaya mencegah berbagai kemungkinan komplikasi yang lebih serius.
Rupanya semasa hamil, seorang wanita bisa saja menjadi lebih mudah lupa dari biasanya dan sulit untuk berkonsentrasi. Ini karena ada perubahan hormonal sewaktu hamil sehingga berpengaruh pada kinerja otak yang bisa ikut kacau, atau istilahnya adalah pregnant brain fog.
Kurangnya hormon tiroid yang diproduksi oleh kelenjar tiroid mampu menyebabkan seseorang mudah lupa dan bahkan sulit untuk fokus. Efek lain yang cukup buruk adalah penderita hipotiroid dapat mengalami gangguan tidur hingga perubahan suasana hati yang cukup serius.
Faktor kurang tidur mampu mengakibatkan seseorang tak berkonsentrasi dengan baik dan gampang lupa. Kurang tidur dapat menurunkan kinerja otak sehingga tak heran pula kalau seseorang yang kurang tidur pun akan mudah linglung alias gampang kebingungan.
Alzheimer merupakan suatu kondisi di mana sebagian besar memori penderitanya hilang, termasuk kemampuan bahasa dan kognitif. Penurunan daya ingat yang biasanya terjadi pada lansia ini juga turut disertai dengan perubahan perilaku karena otak terganggu secara progresif.
Penyebab Lain Seseorang Menjadi Pelupa dan Susah Berkonsentrasi
Masih ada serangkaian kondisi yang berkemungkinan menjadi penyebab seseorang mudah lupa dan susah konsentrasi, seperti misalnya:
Ada berbagai macam penyebab pelupa dan susah konsentrasi bukan? Mulai dari kondisi yang ringan hingga tergolong penyakit serius mampu menyebabkan keluhan mudah lupa dan sulit fokus. Segeralah perbaiki pola hidup Anda dengan cukup tidur, cukup minum air putih, cukup olahraga, dan makan makanan yang bergizi. Ke dokterlah bila mencurigai adanya keluhan kesehatan yang tak normal.