Tindakan Medis

Transplantasi Organ – Metode – Manfaat – Bahaya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Transplantasi organ adalah suatu proses pemindahan sebagian atau bahkan seluruh organ dari satu tubuh manusia yang sehat ke tubuh manusia lainnya yang organnya dalam kondisi rusak atau bermasalah. Dengan prosedur transplantasi organ inilah, nyawa seseorang yang organnya sudah dalam kondisi serius dapat diselamatkan.

Organ-organ yang pada umumnya dapat dipindahkan melalui prosedur transplantasi antara lain adalah organ liver, paru-paru, ginjal, usus halus dan juga pankreas. Bahkan ada pula istilah transplantasi double di mana ada dua organ yang dipindahkan, seperti misalnya pankreas dan ginjal, atau paru-paru dan jantung. Organ yang paling jarang ditransplantasi adalah usus halus, sementara yang paling banyak dilakukan adalah transplantasi ginjal.

Metode

Tentu saja dalam proses transplantasi organ, harus dibicarakan secara mendetil dengan dokter Anda. Anda juga perlu menunggu kabar terlebih duu apakah telah ada kandidat organ yang sesuai dari pendonor dan barulah setelah memperolehnya, jadwal untuk operasi akan dipastikan. Persiapan dan langkah prosedur transplantasi menjadi bagian informasi yang perlu kita ketahui.

Persiapan

Persiapan mental adalah yang utama sebelum menjalani transplantasi organ, bahkan tidak masalah bila Anda mengutarakan apapun yang dirasakan kepada tim medis sebelum menjalani prosedur medis ini. Akan ada kemungkinan-kemungkinan yang dokter akan beritahukan kepada Anda baik itu selama proses atau sesudah prosedur, seperti efek samping atau risiko bahayanya.

Tak hanya pasien penerima donor organ, pendonor organ pun akan melalui proses pemeriksaan secara mendetil untuk menghilangkan kemungkinan penyakit serius atau adanya penyakit menular seperti HIV AIDS atau kanker dan sebagainya. Ini adalah bagian dari persiapan yang sangat penting untuk mencegah hal-hal tak diinginkan dalam upaya penyelamatan nyawa penerima donor. Selain itu, berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai bagian dari persiapan transplantasi:

  • Tingkat kesesuaian jaringan serta darah antara pendonor dan penerima harus sama karena dari kesesuaian inilah transplantasi akan lebih mudah dan efek pasca operasi pun bisa berkurang.
  • Tingkat kesesuaian donor akan dipastikan melalui tes darah sehingga perlu ditempuh baik oleh pendonor maupun pasien calon penerima donor.
  • Evaluasi kesehatan mental pun menjadi hal yang penting karena hasil transplantasi cukup dipengaruhi oleh masalah keuangan, tingkat stres pasien, berikut juga dukungan keluarga dan kerabat.
  • Tes diagnostik adalah proses yang sama pentingnya supaya mampu menentukan apakah memang pasien benar-benar perlu dan layak untuk menjalani transplantasi organ.

Prosedur

Operasi transplantasi organ membutuhkan beberapa jam dalam proses pelaksanaannya, namun untuk berapa jam waktu tersebut akan ditentukan oleh organ apa yang ditransplantasikan. Untuk pasien yang sudah pernah menjalani operasi pada bagian organ yang sama, hanya membutuhkan waktu lebih sebentar dalam pelaksanaan prosedur.

Pada umumnya, operasi organ ginjal-pankreas atau operasi liver berjalan sekitar 5-8 jam lamanya. Sementara untuk operasi ginjal, waktu yang dibutuhkan adalah sekitar 4-5 jam. Terhitung paling sedikit waktu yang dibutuhkan adalah ketika pelaksanaan operasi pankreas dijalankan, yakni hanya sekitar 2-4 jam saja. Namun akan lebih baik jika bertanya langsung pada dokter Anda tentang berapa lama perkiraan waktu operasi Anda.

Ketika sudah terdapat kesesuaian antara organ pendonor dan penerima donor dan sudah berada dalam tahap verifikasi, tentu dalam proses pemindahannya, dibutuhkan penggunaan anestesi. Pembedahan terhadap pasien adalah langkah selanjutnya untuk memindahkan organ; prosedur tergantung dari organ apa yang dipindahkan.

Perawatan

Dokter pada umumnya akan memberikan obat imunosupresif yang berguna sebagai pencegah penolakan organ donor oleh tubuh pasien. Pemberian obat ini biasanya dilakukan pasca operasi transplantasi dilakukan. Sementara itu, petugas medis pun akan membuat kepastikan apakah organ yang ditransplantasikan memang bekerja secara baik dan maksimal. Tentunya pasien harus menunggu beberapa hari hingga organ cukup kuat sebelum akhirnya boleh pulang.

Pemeriksaan lanjutan pun masih perlu ditempuh oleh pasien demi mencegah adanya efek samping dari usainya penempuhan transplantasi organ. Memeriksakan diri sampai tubuh benar-benar pulih dan organ yang dipindahkan dapat bekerja secara maksimal. Tips diet sehat juga dapat menjadi panduan agar pola hidup lebih baik sehingga organ tubuh terjaga kesehatannya.

Manfaat dan Bahaya

Seperti tindakan medis atau jenis operasi bedah lainnya, tentu ada manfaat dan tujuan yang ditawarkan kepada pasien melalui proses tersebut. Namun, para pasien transplantasi organ juga perlu memahami bahwa tak hanya ada manfaat, tapi juga ada beberapa risiko bahaya yang bisa mengancam selama atau setelah proses transplantasi dilakukan.

Manfaat

Transplantasi organ memiliki beberapa tujuan dan menawarkan beberapa manfaat sebagai berikut:

  • Memulihkan fungsi dari organ tertentu.
  • Memulihkan sel tertentu yang mengalami kelainan atau bahkan kerusakan agar berfungsi normal kembali.
  • Memulihkan jaringan yang mengalami kelainan atau kerusakan agar bekerja dengan normal kembali.
  • Menyembuhkan tubuh pasien dari satu atau lebih penyakit, misalnya saja ginjal atau jantung yang rusak.

Bahaya

Sejumlah bahaya pun turut mengancam dan berikut ini merupakan sejumlah kondisi kesehatan dikarenakan obat yang digunakan usai transplantasi, organ yang diterima, atau karena prosedur transplantasi itu sendiri.

  • Kondisi dari Efek Obat

Ada obat-obatan tertentu yang dokter berikan kepada pasien untuk dikonsumsi supaya sistem imun dapat ditekan pasca transplantasi. Karena merupakan obat keras, maka beberapa efek samping pun dapat dialami. Contohnya saja: anemia, mual, muntah, darah tinggi, rambut rontok, gemetaran, masalah kulit, tumbuh bulu di sejumlah bagian tubuh, suasana hati mudah berubah, susah tidur, kenaikan berat badan, kesemutan, sakit kepala, arthritis, diare, tubuh melemah, pembengkakan pada wajah, dan kolesterol tinggi.

  • Gangguan Seksual

Kehilangan gairah seksual kemungkinan menjadi efek yang terjadi pasca penerimaan transplantasi organ. Selain dari pengaruh obat, gangguan seperti ini bisa diakibatkan oleh kombinasi dari stres, pengaruh obat hingga masalah kesehatan justru setelah menerima organ hasil transplantasi.

Penerima organ hasil transplantasi biasanya bisa mengalami gangguan pada pencernaan yang merupakan efek dari obat hingga perawatan yang kurang tepat setelah selesai dioperasi. Hindari lebih dulu konsumsi minuman beralkohol, kafein, hingga makanan sembarangan sebelum kondisi Anda pulih benar.

Berapa kisaran biaya transplantasi organ?

Diketahui, secara normal biaya yang harus dikeluarkan untuk menempuh transplantasi organ tubuh adalah Rp 300 juta dan jumlah tersebut adalah kisarannya saja dan merupakan tarif resmi. Pendonor pun perlu mengetahui jumlah biaya di mana seluruhnya bisa dibayarkan sesudah prosedur sudah selesai dilaksanakan.

Tak sembarangan, tentunya sebelum transplantasi pun penerima maupun pendonor wajib menjalani proses verifikasi yang sebelumnya sudah disebutkan. Tahap verifikasi sangatlah vital karena pemeriksaan oleh tim advokasi transplantasi harus dilaksanakan dengan tujuan agar hal-hal seperti jual-beli organ tubuh yang ilegal bisa dicegah dan terdeteksi.

Itulah sejumlah informasi terkait transplantasi organ yang perlu kita ketahui sekaligus waspadai sebab bukan hanya manfaat yang ditawarkan, melainkan juga ada sejumlah risiko kesehatan yang berpotensi muncul.