Tindakan Medis

Operasi Otak – Jenis, Tujuan, Prosedur dan Bahaya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Operasi otak merupakan sebuah tindakan medis yang bertujuan utama untuk memperbaiki gangguan atau adanya masalah struktural pada otak. Ada beberapa jenis operasi otak yang bisa ditempuh di mana ditentukan oleh daerah pada otak serta kondisi dari otak yang tengah mendapatkan perawatan. Proses dari prosedur ini memang sangat rumit dan berikut ini merupakan beberapa informasi mengenai operasi otak.

Jenis Operasi Otak

Seperti telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa jenis operasi otak yang tergantung dari area dan kondisi otak yang mendapatkan perawatan. Berikut ini adalah jenis-jenis operasi pada otak yang perlu untuk kita ketahui bersama.

  1. Biopsi

Prosedur biopsi ini mungkin sudah cukup sering kita mendengarnya di mana tindakan ini biasanya digunakan dengan tujuan sebagai cara mengeluarkan jaringan otak atau tumor dalam jumlah kecil. Jaringan kecil tersebut bisa kita sebut dengan sampel yang kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa dan dianalisa lebih lanjut di bawah mikroskop. Pada proses ini, akan ada sayatan kecil yang perlu dibuat serta lubang di bagian tengkorak.

  1. Kraniektomi

Jenis operasi ini diketahui melibatkan sayatan pada kulit kepala demi untuk menciptakan lubang yang kita sebut sebagai flap tulang pada tengkorak. Pada umumnya, lubang tersebut perlu diciptakan berikut juga sayatan pada bagian dekat dengan area otak yang bermasalah dan sedang dirawat. Untuk langkah operasi otak terbuka ini, dokter bedah pun kemudian bisa memilih untuk:

  • Meniriskan cairan atau darah dari infeksi.
  • Membuang jaringan otak yang diketahui mengalami keabnormalan.
  • Menghilangkan tumor.
  • Mengatasi aneurisma.

Sesudah dokter selesai dengan prosedur operasi ini, flap tulang pada umumnya akan diamankan di tempatnya dengan kabel atau jahitan. Pada kasus tumor, pembengakan otak atau infeksi, biasanya dokter justru hanya akan membiarkan lubang terbuka dan saat membiarkannya terbuka inilah prosedur disebut dengan istilah kraniektomi.

  1. Rangsangan Otak Dalam

Jenis operasi selanjutnya pada otak adalah rangsangan otak dalam yang prosedurnya terbilang mirip dengan biopsi di mana lubang kecil akan dibuat di tengkorak. Lubang ini akan menjadi jalan bagi ahli bedah untuk memasukkan elektroda kecil pada otak bagian dalam. Elektroda ini kemudian akan dihubungkan pada baterai di dada yang bisa dibilang persis seperti alat pacu jantung. Kemudian sinyal listrik pun akan ditransmsisikan sehingga gejala gangguan yang berbeda bisa tertolong, contohnya pada kasus penyakit Parkinson.

  1. Operasi Endoskopi Endonasal Minimal Invasif

Dokter bedah akan memiliki peluang lebih besar dalam mengeluarkan tumor dengan menggunakan atau melakukan prosedur operasi jenis ini lewat sinus atau hidung pasien. Bila cara inilah yang dipilih, maka proses mengakses bagian dalam otak tak akan perlu dilakukan melalui pembuatan sayatan seperti jenis operasi otak lainnya.

Karena memanfaatkan endoskopi yang memiliki lampu serta kamerah, ahli bedah pun akan dapat melihat bagian mana saja yang sedang diamati dan dikerjakan. Penggunaan alat ini pun biasanya bertujuan untuk memeriksa tumor di kelenjar pituitari, tumor bada bagian bawah otak, serta tumor di dasar tengkorak.

  1. Neuroendoskopi Minimal Invasif

Jenis operasi ini memiliki prosedur yang hampir mirip dengan operasi endoskopi endonasal minimal invasif di mana endoskopi lagi-lagi dimanfaatkan selama proses tindakan medis ini berlangsung. Tujuan penggunaan endoskopi sendiri adalah untuk menghilangkan tumor di otak dan ahli bedah pun kemungkinan akan menciptakan lubang dengan ukuran kecil pada bagian tengkorak. Melalui lubang itulah dokter bisa mengakses bagian otak selama berlangsungnya operasi.

Tujuan Operasi Otak

Operasi pada otak dilakukan ketika terjadi kelainan atau gangguan pada otak di mana tujuan utamanya adalah untuk memperbaiki ketika obat-obatan tak lagi efektif dalam menanganinya. Kondisi kelainan tersebut bisa saja dikarenakan penyakit, luka, cacat bawaan atau gangguan-gangguna lain. Berikut adalah berbagai kondisi yang memerlukan penanganan berupa operasi otak.

  • Pendarahan pada otak.
  • Pembekuan darah.
  • Aneurisma
  • Pembuluh darah abnormal
  • Abses
  • Epilepsi
  • Kerusakan jaringan pelindung yang istilahnya adalah dura.
  • Penyakit Parkinson
  • Kerusakan saraf atau terjadinya iritasi di bagian saraf otak.
  • Tumor otak.
  • Stroke
  • Fraktur tengkorak
  • Penimbunan cairan di dalam otak.
  • Tekanan terjadi sehabis terjadinya cedera kepala.

Hal ini tak lantas menjadikan seluruh kondisi kemudian harus diatasi dengan pembedahan pada otak, namun pada umumnya masalah-masalah tersebutlah yang paling bisa ditangani dengan pembedahan. Pembedahan atau operasi dipilih khususnya apabila memang kondisi-kondisi yang disebutkan tersebut menimbulkan risiko kesehatan serius, seperti pada kasus aneurisma otak yang sebenarnya tak memerlukan adanya operasi otak terbuka, namun bila pembuluh darah sampai pecah, maka operasi terbuka adalah solusinya.

Prosedur dan Bahaya

Untuk proses operasi otak ini sendiri biasanya dokter sendirilah yang akan memberikan instruksi secara lengkap tentang apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum menjalaninya, seperti misalnya:

  • Informasikan kepada dokter yang menangani Anda tentang apa saja obat yang sedang dikonsumsi, tentu saja hal ini termasuk suplemen gizi dan juga obat bebas tanpa resep dokter.
  • Pasien biasanya perlu menghentikan konsumsi obat apapun beberapa hari sebelum prosedur pembedahan otak dilaksanakan.
  • Informasikan dokter Anda tentang riwayat kesehatan dan juga alergi atau proses operasi yang pernah ditempuh sebelumnya. Bahkan ketika Anda mengonsumsi banyak alkohol juga perlu dilaporkan kepada dokter.
  • Sebelum operasi, biasanya pasien juga akan diberi sabun khusus yang dipergunakan sebagai pencuci rambut.
  • Karena memerlukan proses rawat inap, tentunya mengemasi barang yang penting dan dibutuhkan adalah suatu keharusan sewaktu Anda menginap di rumah sakit.

Setelah proses dari operasi selesai, sebagai langkah perawatan dokter akan tetap memonitor keadaan Anda dengan tujuan memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan dengan baik. Posisi Anda biasanya tidak berbaring telentang sesudah operasi, tapi justru agak duduk demi mencegah pembengkakan pada otak dan wajah Anda.

Jenis operasi pada otak akan menjadi faktor yang menentukan pemulihan pasien pasca pembedahan. Perawatan di rumah sakit sendiri biasanya bisa sampai 1 minggu atau bisa lebih dari itu. Lamanya rawat inap tergantung dari bagaimana tubuh pasien merespon prosedur operasi itu sendiri dan bila tubuh merespon dengan baik, akan lebih cepat bagi Anda untuk pulang.

Akan ada beberapa penjelasan yang dokter akan berikan setelah Anda diperbolehkan pulang ke rumah selain dari pemberian obat untuk rasa sakit pasca pembedahan. Cara merawat luka pasca operasi pun akan dibimbing oleh dokter yang menangani Anda supaya tak terjadi kesalahan yang bisa membahayakan kondisi kepala dan otak.

Pada berbagai prosedur pembedahan, beberapa risiko perlu diwaspadai, termasuk juga pada prosedur pembedahan otak di mana kemungkinan bahaya risikonya antara lain:

  • Pendarahan di dalam otak.
  • Pembengkakan pada otak.
  • Kejang-kejang
  • Stroke
  • Masalah pada ingatan.
  • Infeksi pada otak atau bagian tepat di bagian yang dirawat.
  • Gangguan keseimbangan, koordinasi, penglihatan serta cara bicara.
  • Bekuan darah.
  • Reaksi alergi terhadap anestesi.
  • Koma

Ikuti segala saran dan anjuran dokter sebelum, selama dan juga pasca operasi otak agar dapat menghindari serta meminimalisir risiko yang bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh Anda.