Cegukan pasti pernah dialami dari anak-anak hingga orang dewasa di mana ini adalah kondisi kontraksi mendadak di bagian diafragma dan bahkan bisa terjadi tiap menit berulang kali. Singultus adalah istilah medis bagi cegukan dan berbagai faktor dapat menjadi pemicunya, seperti minum minuman beralkohol, minuman bersoda, makan makanan pedas, makan terlalu banyak, merokok, makan terlalu cepat, serta mengunyah atau makan permen.
Terkadang cegukan dapat pula terjadi ketika kita terlalu bersemangat, sedang merasa gugup, atau mengalami perubahan suhu mendadak. Hanya saja, bagaimana kalau cegukan bisa terjadi selama hampir 12 tahun seperti seorang wanita bernama Lisa dari Amerika Serikat? Melansir dari Mirror, ibu dua orang anak ini telah mengalami cegukan dari masa hamil anak pertama lho.
Dokter yang menangani Lisa mengatakan bahwa ada kemungkinan besar bahwa cegukan yang dialaminya dalam jangka panjang adalah efek samping dari stroke selama hamil. Penting untuk mengetahui pula efek samping stroke yang umum terjadi pada kondisi stroke tahap ringan, yakni seperti:
Saat seseorang terkena stroke ringan, efek sampingnya dapat berupa kesulitan dalam koordinasi gerakan tubuh. Kekakuan terjadi ketika penderitanya akan menekan tombol dan menulis, yakni kegiatan motorik halus, serta motorik kasar seperti berjalan dan berdiri. Karena kekakuan ini, otomatis penderitanya jadi gampang goyah dan mengalami ketidakseimbangan.
Sensasi kulit dapat menjadi tak biasa karena serangan stroke ringan di mana hal ini awalnya ditandai lebih dulu dengan kesemutan dan rasa kebas di salah satu sisi tubuh saja. Ketika sensori tubuh mengalami perubahan, otomatis penderita jadi kesulitan membedakan perasaan tekanan, nyeri, dingin dan panas. Perubahan sensasi seperti ini juga terjadi secara tiba-tiba sehingga penderita cukup sulit mengendalikannya.
Perubahan juga terjadi pada penglihatan penderita stroke ringan. Ketika penglihatan mengganda atau menjadi buram, ini merupakan tanda efek dari stroke yang bahkan bisa lebih parah, yakni penglihatan yang menghilang sementara. Efek yang lebih mengancam pun dapat dialami, kebutaan di salah satu maupun kedua mata penderita.
Pada kasus Lisa ini memang merupakan kondisi langka dan hanya beberapa orang saja yang menderitanya. Cegukan yang Lisa derita pun kedua terlama mengikuti rekor masa cegukan terpanjang yang dipegang oleh Charles Osborn berasal dari Iowa, Amerika Serikat selama 68 tahun menurut The British Society of Gastroenterology.
Bunyi ‘hik’ yang ia keluarkan karena cegukan selama 12 tahun itu dalam seharinya bisa sampai 100 kali lebih sehingga banyak orang yang mendengarnya justru menyamakan suara cegukannya dengan suara anjing peliharaan. Sayangnya belum ada pengobatan yang berhasil menyembuhkan cegukan tersebut; namun Lisa mengatakan untungnya ia sudah terbiasa dengan cegukannya.