Serangan jantung tentu adalah penyakit yang sudah tak diragukan lagi kengeriannya. Bahkan serangan jantung termasuk di dalam penyebab kematian paling tinggi di dunia. Saat jantung sudah kehilangan fungsi maksimalnya, ini biasanya dikarenakan adanya penggumpalan darah yang menyumbat pembuluh darah atau nadi koroner yang menjadi kencang. Kondisi ini sama sekali tak bisa disepelekan apalagi terlambat penanganannya.
Serangan jantung adalah satu dari jenis-jenis penyakit jantung yang patut diwaspadai karena meski ada yang ringan, namun ada pula yang bisa mengancam jiwa. Jika serangan jantung yang diderita termasuk tahap ringan, maka biasanya komplikasi tak akan terjadi. Hanya saja, Anda tetap perlu waspada terhadap beberapa komplikasi yang cukup membahayakan seperti di bawah ini.
(Baca juga: perbedaan sakit jantung dan gerd)
Saat sudah muncul gejala serangan jantung, maka sebaiknya memang penderita tidaklah menyepelekan. Justru harus langsung mendapatkan penanganan yang cepat agar komplikasi nantinya tidak terjadi. Jantung ruptur atau pecah berpotensi terjadi saat katup, otot atau dinding jantung mengalami pembelahan.
Hal tersebut kemungkinan bisa terjadi apabila otot jantung yang rusak sudah pada level yang sangat serius. Dari sejak serangan jantung dialami penderita, 1-5 hari setelahnya sangatlah berpeluang untuk terjadi jantung ruptur. Meski tergolong komplikasi umum, hal ini tak boleh diabaikan begitu saja karena mampu menjadikan nyawa penderita dalam keadaan bahaya di mana gejalanya cukup sama dengan syok kardiogenik.
Sebagai solusinya, operasi adalah pengobatan yang paling baik untuk ditempuh penderita, yakni operasi pembukaan jantung. Tujuan operasi ini adalah untuk membuat jaringan serta otot jantung yang rusak menjadi jauh lebih baik. 5 hari sesudah jantung ruptur nampak, pada banyak kasus ada 50 persen penderita yang berpotensi meninggal.
Saat darah tak dapat terpompa secara sempurna oleh jantung untuk mengalir ke seluruh tubuh, inilah yang dinamakan dengan gagal jantung. Serangan jantung adalah jenis penyakit yang mampu merusak otot jantung sehingga akhirnya gagal berfungsi dengan normal. Keadaan ini pada umumnya terjadi dan dialami pada jantung sebelah kiri.
Waspadai gejala gagal jantung akibat serangan jantung ini, di mana tanda-tandanya antara lain adalah seperti bengkak di bagian kaki dan lengan, kelelahan, dan juga sesak nafas. Dokter biasanya hanya akan memberikan obat-obatan khusus sebagai solusi. Namun kalau memang sudah dirasa perlu, penderita akan dianjurkan untuk menempuh metode operasi.
(Baca juga: gejala awal penyakit jantung)
Komplikasi yang juga paling umum pada penderita serangan jantung adalah kondisi serangan jantung berulang. Ada kurang lebih 20 persen dari pasien serangan jantung yang diketahui mampu terserang kembali kondisi yang sama sekitar 6 minggu pasca kejadian yang pertama. Serangan yang dialami dapat terjadi di area yang berbeda atau juga di area yang sama.
Jika hal ini sudah terjadi, maka penderita wajib memperoleh penanganan yang tepat dan secepatnya. Ada baiknya setelah serangan jantung yang pertama, Anda berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah serangan yang berikutnya. Turutilah segala anjuran dokter supaya serangan jantung tak terjadi lagi dengan mudah.
Katup jantung bisa mengalami kerusakan di mana memang terjadi sebagai akibat serangan jantung. Pada umumnya, kondisi ini datang dengan bentuk inkontinensia katup satu arah sehingga memicu keadaan kebocoran katup. Istilah lain yang cukup sering juga terdengar dan disebutkan ialah inkontinensia katup sehingga Anda perlu untuk mendiskusikan hal ini lebih jauh dengan dokter.
(Baca juga: tanda sakit jantung)
Saat dinding ventrikel sebelah kiri mengalami kerusakan atau infark, maka ini memengaruhi sirkulasi darah yang lebih lambat dari normalnya. Inilah yang kemudian memicu pembentukan bekuan dan kondisi ini terkadang bisa menggiring ke arah deep vein thrombosis. Kasus deep vein thrombosis alias bekuan vena bisa terjadi di bagian kaki.
Hal tersebut didukung khususnya apabila penderita terlalu lama beristirahat (rawat inap) atau melakukan penerbangan yang lama dan panjang. Gumpalan pun berpotensi untuk pindah melalui hati ke organ paru-paru. Jangan sepelekan karena ini bisa menjadi pemicu emboli paru dan lebih mengancam jiwa penderita.
Tidak normalnya detak jantung kerap disebut juga dengan istilah aritmia di mana ini terjadi sebagai efek dari otot jantung yang sudah rusak. Gejala aritmia yang wajib diwaspadai antara lain adalah cepat lelah, sering kehabisan nafas, sering sakit kepala, sensasi jantung berdetak kencang hingga sampai ke tenggorokan, dan rasa nyeri pada dada.
(Baca juga: pertolongan pertama serangan jantung)
Darah akan menjadi tak dapat terpasok ke seluruh tubuh secara sempurna saat otot jantung sudah berkondisi rusak parah. Gejala dari syok kardiogenik yang sebaiknya langsung ditangani antara lain seperti gangguan mental (mulai sering kebingungan), nafas cepat, detak jantung lebih kencang, dinginnya kaki dan tangan, kulit memucat, serta menurunnya jumlah urin yang keluar. Tanda-tanda tersebut sudah cukup untuk menunjukkan bahwa tubuh sedang tak berfungsi dengan normal.
Serangan jantung juga berpotensi menimbulkan perikarditis, yakni radang di bagian kantong perikardial, di mana ini meliputi jantung. Kondisi komplikasi ini biasanya dialami tak lama sesudah serangan jantung dan di dalam kantong tersebut bakal terisi dengan cairan. Gejala yang wajib diwaspadai pada perikarditis ini adalah seperti batuk, nyeri dada seperti ditusuk-tusuk, kesulitan bernapas, dan sulit menelan. Biasanya nyeri bakal memudar apabila penderita dalam posisi membungkuk ke depan dan dalam posisi duduk.
(Baca juga: ciri-ciri jantung koroner)
Serangan jantung bukanlah kondisi penyakit yang bisa diabaikan begitu saja. Deretan komplikasi tersebut adalah tanda bahwa serangan jantung sangat mematikan. Maka dari itu, segeralah ke dokter apabila sudah terjadi serangan jantung pertama dan cegah segala bentuk komplikasinya.