David Ireland pria berusia 50 tahun merasakan adanya keluhan gejala yang mirip dengan gejala flu. Tubuhnya demam dan bahkan terasa nyeri, hanya saja gejala tersebut kian parah setelah empat hari. Rasa nyeri yang ia rasakan makin hebat pada tubuhnya sehingga tak menunggu lama dirinya langsung ke UGD.
Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa ia terdiagnosa necrotizing fasciitis, yakni sebuah kondisi infeksi bakteri pemakan daging. Bakteri tersebut akan menyebabkan kerusakan di jaringan otot sekaligus kulit dan karena hal inilah menurut laporan dari Live Science, keadaan David makin kritis saja.
Jody, istri David mengatakan bahwa awalnya sang suami baik-baik saja, namun ia sakit di menit selanjutnya. Tak hanya satu kali operasi yang ia butuhkan, David rupanya harus menempuh tiga operasi demi proses penyingkiran kulitnya sebanyak 25 persen. Operasi menyingkirkan 25 persen kulit meliputi pergelangan tangan sampai dengan bagian atas tubuhnya.
Beberapa jenis bakteri memang mampu menyebabkan necrotizing fasciitis, hanya saja pada kasus paling sering terjadi justru bakteri Streptococcus grup A penyebabnya. Sama dengan kasus David, bakteri itulah yang menginfeksi tubuhnya yang diduga ada luka terbuka pada kakinya lalu ini menjadi peluang bagi si bakteri untuk masuk.
David pun diketahui merupakan seorang penderita diabetes sehingga saat bakteri pemakan daging menginfeksinya, risiko besar harus ia hadapi. Penyebaran infeksi bakteri pemakan daging bisa begitu cepat terjadi dalam tubuh sehingga penderitanya berpotensi harus diamputasi pada bagian tubuh yang terinfeksi. Selain amputasi, risiko bahaya lainnya adalah kematian menurut CDC atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.
Kasus seperti David bukanlah pertama kalinya sebab di beberapa negara kasus ini sedang merebak. Necrotizing fasciitis sendiri paling dapat terjadi dan mudah menyerang ketika ada luka terbuka di kulit kita. Kenali tanda-tanda tubuh sedang terkena bakteri pemakan daging, yakni:
Sang istri membuka lama donasi untuk membantu agar suaminya lekas sembuh. Pada laman tersebut Jody mengatakan bahwa kondisi sang suami masih kritis, hanya saja selalu ada perkembangan baik setidaknya satu saja setiap hari. Ia berdoa agar ada keajaiban terjadi atas kondisi suaminya karena hidupnya tak akan lagi sama tanpa David.