Marasmus mungkin merupakan istilah yang jarang sekali terdengar sehingga tak begitu familiar bagi kita, padahal sebetulnya marasmus ini masih termasuk dalam kondisi kekurangan gizi yang kerap terjadi di negara-negara berkembang. Gizi buruk merupakan hal yang serius dan paling sering ditemui pada balita. Hanya saja, terkadang orang-orang merasa kesulitan untuk membedakan kondisi marasmus dan kwashiorkor.
Kwashiorkor pun masih sejenis dengan marasmus di mana kondisi tersebut adalah suatu bentuk kekurangan gizi buruk akibat asupan protein yang tidak tercukupi dan sangat kurang. Marasmus merupakan sebuah kondisi yang banyak dijumpai diderita oleh anak-anak balita yang usianya 0-2 tahun dengan ciri-ciri tertentu yang mudah dikenali.
Marasmus juga dikenal sebagai sebuah keadaan malnutrisi di mana asupan kalori dan protein di dalam tubuhnya sangatlah rendah. Seperti kita tahu, kalori dan protein merupakan zat nutrisi penghasil tenaga bagi tubuh agar bisa beraktivitas dan berfungsi dengan sempurna. Maka bisa dibayangkan bentuk fisik seseorang yang mengalami marasmus ini karena defisit energi di dalam tubuh.
Kondisi marasmus bukanlah sebuah kondisi kesehatan yang bisa diabaikan karena marasmus ini mampu menjadi penyebab dari hilangnya jaringan otot, lemak dan jaringan lain yang ada di dalam tubuh manusia. Terjadinya malnutrisi adalah saat tubuh kita tak memperoleh protein serta karbohidrat yang cukup.
Perlu diketahui oleh kita sekalian bahwa gizi buruk, khususnya kondisi termasuk di dalam bentuk paling parah dari kondisi malnutrisi protein-energi atau PEM di dunia. Marasmus ini paling kerap ditemui di negara yang masih dalam status berkembang. Asia Selatan, Amerika Selatan dan juga Afrika merupakan wilayah-wilayah yang paling banyak dengan kasus seperti ini.
Tak heran apabila di negara-negara berkembang tadi masih banyak kasus marasmus bahkan juga kwashiorkor karena memang persediaan makanan tidaklah memadai. Air di negara berkembang pun ada sebagian yang masih sangat kurang dan juga mengalami kontaminasi. Ketika air terkontaminasi, otomatis air tersebut sudah bercampur dengan parasit dan bakteri lain di mana akan masuk ke tubuh peminumnya nanti.
(Baca juga: akibat kekurangan gizi – penyebab malnutrisi)
Penyebab dari terjadinya marasmus sudah dijelaskan sebelumnya, yakni karena adanya asupan protein dan kalori yang tergolong kurang secara berlebih. Namun selain dari hal tersebut, tentunya ada beberapa faktor lainnya yang turut menjadi pendukung atau peningkat risiko terjadinya marasmus. Di bawah inilah beberapa faktor risiko yang perlu dikenali.
Masalah kelaparan kronis bisa saja kemudian menjadi faktor penyebab marasmus. Kelaparan kronis artinya adalah bahwa persediaan makanan di wilayah tempat tinggal penderita sangatlah terbatas. Tak semua makanan yang ada mengandung nutrisi tinggi sehingga selain kekurangan makanan, nutrisi pun juga tak cukup sehingga kelaparan kronis mampu menjadikan seseorang mengalami marasmus.
Faktor lain yang mampu meningkatkan potensi seseorang terkena marasmus adalah kurangnya asupan vitamin, seperti vitamin E, vitamin K dan vitamin A. Ketiga vitamin tersebut merupakan contoh vitamin yang vital bagi tubuh dan ketika tubuh mengalami defisit ketiga vitamin tersebut, akibatnya pun marasmus terjadi pada orang tersebut.
Konsumsi makanan yang tak seimbang juga mampu menjadikan seseorang mudah terserang marasmus. Makanan tak seimbang itu seperti misalnya kurang konsumsi sayuran, buah-buahan, serta biji-bijian. Selain protein, tubuh manusia juga membutuhkan asupan nutrisi lainnya dari makanan-makanan tersebut, baik itu mineral maupun vitamin. Kalori pun bisa didapatkan dari buah serta sayur.
(Baca juga: penyakit akibat kekurangan protein)
Kondisi infeksi bisa juga menjadi faktor yang meningkatkan potensi seseorang untuk mengalami marasmus dari lahir. Infeksi yang terjadi bisa saja ketika si anak masih berupa janin alias masih berada di dalam kandungan. Hal ini tidak bisa dianggap sepele karena memang kondisi infeksi mampu menjadikan tumbuh kembang janin atau anak yang sudah lahir menjadi kurang sempurna.
Kelahiran prematur juga menjadi salah satu pemicu dari seseorang yang kekurangan gizi dan bisa berakibat pada terjadinya marasmus. Bayi yang lahir sebelum 37 minggu usia kehamilan seorang wanita bisa saja menjadi faktor yang menaikkan risiko marasmus pada bayi saat lahir nanti. Diketahui ada sekitar 12 persen bayi yang lahirnya mengalami prematuritas.
(Baca juga: penyakit akibat kekurangan karbohidrat)
Marasmus pun memiliki gejala dan gejalanya cukup bervariasi ditentukan oleh tingkat keparahan kondisi marasmus itu sendiri dan juga tergantung pada penyebab infeksi. Setelah mengenali penyebabnya, penting juga untuk kemudian mengenali apa saja yang menjadi gejala marasmus supaya sang anak bisa diselamatkan.
Diare akut merupakan sebuah kondisi di mana buang air besar terjadi secara cair atau semi cair di mana hal ini terjadi sangat lama. Frekuensinya lebih dari normal dan akan terjadi selama 2 pekan atau kurang. Sedangkan untuk diare kronis, kondisinya sama, hanya saja bisa berlanjut hingga lebih dari 2 minggu dan ini merupakan ciri utama dari marasmus.
Rasa pusing atau sakit kepala juga bisa dirasakan oleh penderita dari marasmus yang biasanya tentu dikarenakan oleh kurangnya asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh. Rasa pusing yang terjadi ada kaitannya dengan otak yang juga tak mendapatkan cukup nutrisi maupun oksigen.
Gizi buruk mampu menjadikan seseorang mengalami penurunan berat badan yang sangat amat drastis. Protein dan kalori dibutuhkan oleh setiap tubuh manusia untuk menambah massa tubuh dan otot. Jadi bisa dibayangkan ketika tubuh kehilangan asupan protein dan kalori secara besar-besaran, maka bobot tubuh pun ikut berkurang.
Tubuh seseorang yang menderita marasmus jelas akan menjadi cepat lelah karena tidak tenaga yang terproduksi sangat sedikit. Protein dan kalori adalah pembentuk energi di dalam tubuh dan energi tersebutlah yang menjadikan manusia bisa kuat dalam menjalani setiap aktivitas sehari-hari. Ketika energi saja kurang, tubuh otomatis menjadi lemas dan mudah lelah.
Jangan salah, memang benar bahwa penurunan berat badan drastis dialami oleh penderita marasmus, tapi untuk bagian perut akan membuncit. Perut akan kelihatan besar walau bagian tubuh lainnya terlihat begitu kurus. Ini bisa menjadi tanda bahwa si anak tengah mengalami marasmus sehingga orang tua perlu mewaspadainya.
Selain perut buncit, ada pula beberapa kasus di mana penderita marasmus mengalami gejala seperti perut yang cekung atau kempes. Biasanya, hal ini lebih sering dijumpai pada anak-anak yang tinggalnya di pedesaan. Di wilayah-wilayah seperti itulah biasanya sulit mendapatkan minuman dan makanan yang sehat.
Seseorang yang mengalami marasmus juga ditandai dengan kondisi muntah-muntah yang terjadi secara terus-menerus. Muntah berkepanjangan dapat terjadi dan inilah kondisi yang kemudian bisa membuat tubuh penderitanya makin lemas dan lemah. Kurangnya nutrisi ditambah muntah berkepanjangan akan otomatis berhubungan juga dengan turunnya berat badan yang secara tiba-tiba.
Bahaya dehidrasi juga bisa menjadi tanda dari terjadinya marasmus pada seseorang karena selain sedikitnya asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh, asupan cairan pun sama halnya. Ini bisa juga terjadi dikarenakan kurangnya persediaan air bersih di wilayah tertentu. Air yang sudah terkontaminasi akhirnya hanya akan menjadi penyebab penyakit dan penyebar bakteri serta virus bagi yang mengonsumsi.
Tanda lainnya yang sangat nampak dari seseorang yang diduga menderita marasmus adalah kondisi kulitnya yang kelihatan begitu kering dan akhirnya menjadi mengelupas. Kondisi ini juga ada kaitannya dengan kekurangan vitamin, terutama vitamin E. Kasus seperti ini pun tak bisa hanya ditangani dengan memberikan pelembab saja tapi tubuh harus mendapatkan nutrisi yang memang dibutuhkan.
Kondisi seseorang yang mengidap marasmus juga bisa mengalami pingsan secara tiba-tiba di mana hal ini bukanlah hal yang mudah ditangani. Mirip dengan anemia, kondisi seperti ini terjadi karena tubuh yang sangat lemah dan tentunya kurang asupan nutrisi. Ketika tubuh kekurangan tenaga dan dipakai untuk beraktivitas maka alhasil tubuh tidak akan kuat.
Selain pingsan, seseorang dengan marasmus akan mengalami kelumpuhan pada bagian kakinya, baik itu secara sebagian atau secara penuh. Marasmus merupakan kondisi yang tidak boleh dibiarkan terlalu lama atau penderitanya bakal menjadi tak bisa bergerak sama sekali nantinya. Kelumpuhan saja sudah dianggap sangat serius.
(Baca juga: gangguan pencernaan pada lambung)
Pada penderita marasmus, tanda lainnya yang paling umum adalah hilangnya kontrol terhadap usus maupun kandung kemih di mana hal ini memengaruhi juga proses buang air besar dan buang air kecil. Gejala ini seharusnya menjadi hal yang sangat perlu diwaspadai dan menjadi tanda untuk membawa si penderita ke rumah sakit segera.
Pada anak yang menderita marasmus, tubuhnya akan kelihatan begitu kurus kering sampai-sampai tulang rusuknya secara jelas kelihatan. Tak hanya kelihatan jelas, tulang rusuknya pun terlihat begitu menonjol kalau dibuka pakaiannya. Kondisi anak dengan marasmus sangatlah memprihatinkan karena di banyak kasus tubuh mereka hanyalah seperti tulang yang terbungkus kulit.
Wajah anak penderita marasmus juga mengalami perubahan di mana tampilan wajahnya menjadi kelihatan sangat tua. Istilah dari kondisi ini adalah old man face dan bahkan ukuran wajah pun menjadi lebih lonjong dibanding biasanya. Ini merupakan gejala yang cukup serius dan perlu mendapatkan perhatian sesegera mungkin.
(Baca juga: gizi buruk pada anak dan orang dewasa)
Sebetulnya bukan tidak mungkin untuk penderita marasmus mendapatkan pengobatan yang tepat. Kondisi marasmus masih bisa diperbaiki dan diatasi secara perlahan-lahan di mana cara yang paling tepat adalah dengan meningkatkan asupan kalori penderitanya.
Biasanya setelah dibawa ke dokter, dokter akan mulai melakukan diagnosa terhadap gejala-gejala yang sudah dialami si pasien. Dari situlah dokter akan punya alasan untuk memberikan suplemen protein cair apabila anak memang bermasalah dalam hal mencerna makanan. Dokter bahkan juga sangat kerap merekomendasikan suplemen multivitamin agar kondisi tubuh pasien kembali ternutrisi.
Selain itu, untuk cara meningkatkan nafsu makan, biasanya dokter akan memberi resep obat khusus peningkat selera makan bagi si anak. Hanya saja, jalau memang gejala dianggap sudah sangat serius dan parah, dokter kemungkinan besar akan menyarankan pasien rawat inap. Rawat inap bisa saja dibutuhkan supaya perawatan pasien bisa menjadi lebih maksimal.
Kalau sudah bicara soal pengobatannya, kini kita juga perlu tahu bagaimana cara mencegah marasmus pada anak-anak yang masih balita. Dalam mencegah gizi buruk, konsumsi makanan bergizi melalui pelaksanaan tips diet sehat dan seimbang adalah yang paling dianjurkan. Konsumsi sayuran, buah-buahan segar, protein dan biji-bijian adalah yang paling penting.
Makanan-makanan tersebutlah yang akan membantu mengurangi potensi kurangnya asupan gizi pada tubuh anak. Apabila marasmus ada hubungannya dengan pola makan yang kiranya tak sehat dan buruk, tentunya anak Anda perlu mulai dibiasakan untuk makan makanan yang penuh gizi dan bukannya makanan-makanan sampah yang tak ada gizinya.
Mulai dari kecil, biasakan juga untuk memberikan sang buah hati minuman yang bersih dan yang sama sekali tak terkontaminasi. Ketika tidak ada ide apa yang harus dilakukan dengan diet yang tepat bagi anak, maka ke dokterlah dan konsultasikan tentang segala penerapan diet sehat yang baik dan tepat supaya menghindari kesalahan dalam hal makanan dan kandungan nutrisi.
(Baca juga: makanan yang mengandung protein tinggi – makanan yang mengandung karbohidrat tinggi)
Demikian informasi mengenai marasmus, mulai dari penyebab, gejala hingga pengobatan serta pencegahan yang bisa dilakukan. Kiranya sebelum anak menjadi jauh lebih parah kondisinya, orang dewasa terdekat bisa memberikan penanganan yang tepat.