Kanker

Melihat Ikon Komputer Melayang Di Depan Mata, Tumor Otaklah Penyebab Kondisi Pria Ini

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Belum lama ini terdengar kabar tentang pria usia 54 tahun yang menyaksikan bagaimana ikon aplikasi pada komputernya melayang-layang di hadapannya. Ya, ia melihat ikon tersebut keluar dari layar monitor komputer dan bahkan cukup lama, sekitar 10 menit. Kata pria ini, ikon tersebut melayang-layang selama itu sebelum akhirnya berada di sisi kiri dan menghilang.

Karena mengalami hal yang tak beres, ia langsung ke dokter dan memeriksakan diri ke dokter. Dari hasil pemeriksaan, rupanya ditemukan oleh sang dokter bahwa ada kondisi bernama sindrom Alice in Wonderland yang pria ini tengah alami. Kesalahan persepsi mengenai lingkungan di sekeliling dan juga tentang diri sendiri adalah gejala utama dari penyakit ini.

Beberapa faktor risiko seperti kondisi kesehatan mental yang sudah terganggu lebih dulu, infeksi, migrain, efek obat tertentu hingga epilepsi sangat berkaitan erat dengan sindrom tersebut dan bahkan ditengarai sebagai pemicunya. Namun untuk kasus pria 54 tahun ini, rupanya glioblastoma-lah yang sebenarnya sedang terjadi.

Glioblastoma ini merupakan tumor otak ganas yang bisa menimbulkan sejumlah keluhan seperti rasa mual, sakit kepala yang cukup sering, hingga peningkatan sensitivitas terhadap cahaya sehingga dialami secara berlebihan. Jadi bisa dikatakan bahwa ada kemungkinan besar glioblastoma mengakibatkan timbulnya sindrom Alice in Wonderland tersebut menurut hasil laporan para dokter melalui jurnal Neurocase dilansir dari laman Detik Health.

Tak sampai pada tahap pemeriksaan saja, pria ini langsung menempuh pengobatan yang umumnya dijalani para penderita tumor, yakni operasi pengangkatan tumor namun pada kasusnya adalah melalui laser. Tak hanya operasi laser, kemoterapi pun menyertai berikut juga radioterapi dalam perawatannya.

Sayangnya, keberhasilan metode pengobatan tersebut hanya bertahan sebentar saja, yakni kurang lebih setahun. Ini karena tumor yang sama tumbuh kembali dan bahkan saat diperiksa lokasi pertumbuhan tumor berada di tempat sebelumnya. Pertumbuhan kembali tumor ganas bisa saja terjadi karena memang dalam pengobatan tersebut bertujuan sebagai menghentikan pertumbuhan yang tak bisa dikontrol.

Apa perawatan yang tepat untuk penderita tumor otak?

Jenis tumor adalah salah satu faktor yang menentukan perawatan macam apa yang sebaiknya ditempuh oleh pasien, begitu juga dengan faktor lokasi tumor dan ukurannya sudah seberapa besar. Tentu saja perawatan juga harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan usia pasien. Meski begitu, pengobatan inilah yang umumnya harus pasien tumor otak perlu jalani.

  • Operasi pengangkatan tumor – Selain laser, ada pula kraniotomi, di mana dokter harus melakukan pemindaian lebih dulu, baru meneruskan dengan pembelahan tulang supaya tumor bisa diangkat sesuai dengan lokasinya. Setelahnya, dokter pasti akan memasang tulang kembali sambil menambah briket logam kecil sebagai pengamannya. Atau neuroendoskopi, yakni pembuatan lubang kecil pada rangka kepala untuk pengangkatan tumor lebih mudah.
  • Kemoterapi – Pada perawatan ini, obat-obatan antikanker adalah yang diberikan kepada pasien dengan tujuan agar sel-sel kanker bisa dengan mudah dibasmi. Biasanya, pasca operasi pasien harus mengonsumsi obat-obatan khusus agar tumor tak kembali lagi. Namun, tentunya beberapa efek samping kemoterapi tak dapat terhindarkan, seperti tubuh cepat lelah, rambut rontok, nafsu makan menurun, sariawan, mual-mual, dan juga muntah-muntah.
  • Radioterapi – Tujuan pengobatan ini adalah sebagai penyetop pertumbuhan sel kanker, tapi juga dengan serangkaian efek samping setelahnya, seperti tak enak badan, kerontokan rambut dan kelelahan pada tubuh. Stereotactic radiosurgery adalah teknik yang penghancuran tumor tanpa harus rangka kepala melalui pembedahan sebab dokter hanya perlu menggunakan pisau cyber untuk memotong tumor tersebut; selain risiko komplikasi lebih rendah, pasien juga akan pulih secara lebih cepat ketimbang pasca operasi biasa.

Seperti pada kasus pria 54 tahun tersebut, penting untuk segera ke dokter dan mengecek kesehatan apabila memang ada gejala tak wajar yang terjadi pada diri kita. Bahkan ketika sering sakit kepala, mual tanpa alasan, hingga merasa lebih sensitif pada cahaya, Anda harus segera memeriksakan diri.