Seorang wanita dari Finsbury Park, London bernama Zu Rafalat mengalami pembesaran perut seperti penampakan seorang wanita yang sedang hamil 6 bulan. Ia mengira dan merasakan bahwa dirinya sedang kembung, namun ketika diperiksakan nyatanya justru mengejutkan karena rupanya hasi diagnosa dokter menyatakan dirinya positif terkena kanker usus.
Tak tanggung-tanggung, kanker usus yang ia derita pun menurut pemeriksaan dokter sudah berada pada stadium empat. Awalnya, wanita usia 38 tahun ini menduga bahwa gejala dan keluhan yang ia rasakan adalah tanda mengaami gastroenteritis. Gastroenteritis sendiri adalah istilah medis untuk flu perut yang menyebabkan seseorang diare dan muntah oleh akibat peradangan atau infeksi di usus dan lambung.
Ia juga sempat mengira dirinya muntaber pada waktu menikmati liburannya pada bulan Desember 2018 lalu. Bahkan gara-gara kondisi perutnya yang terus membesar itu, melansir dari Daily Mail, Zu bahkan sampai harus membeli jeans khusus yang biasa dikenakan oleh para ibu hamil.
Setelah ke dokter dan menempuh pemeriksaan pemindaian berupa CT scan, nampak dari hasilnya terdapat benjolan pada indung telur Zu. Rupanya benjolan itulah yang kemudian berkembang lebih ganas hingga berubah jadi kanker usus lalu terjadi penyebaran sampai organ lainnya. Sebagai langkah penanganan, dokter pun secara terpaksa mengambil keputusan pengangkatan rahim supaya sel kanker dapat berkurang.
Di usianya yang tergolong masih muda, ia tak menyangka harus terserang kanker usus karena ia merasa selalu fit dan sehat. Kenali seperti apa kanker usus, mulai dari penyebab, gejala, metode diagnosa yang harus ditempuh dan juga metode pengobatan yang biasanya diberikan kepada pasien.
Penyebab dan Gejala
Penyebab pasti dari kanker usus sendiri belum dapat dijelaskan bahkan oleh para dokter di bidangnya sekalipun. Hanya saja kanker usus biasanya terjadi saat mutasi atau perubahan dalam DNA dialami pada sel-sel sehat usus besar. Jadi sel-sel sehat yang seharusnya tumbuh sempurna dan membelah teratur supaya fungsi tubuh tetap normal justru dapat membelah walau sel-sel baru tak diperlukan sebagai akibat dari kerusakan sel DNA dan perubahannya menjadi kanker.
Bila terjadi penumpukan sel, pembentukan tumor pun terjadi di mana tumor ini bisa saja berubah menjadi kanker ganas yang menyerang dan bahkan membuat jaringn normal di sekelilingnya hancur. Masalahnya, sel kanker tak hanya menyebar namun juga berpotensi membentuk endapan di bagian tubuh lain yang kita sebut dengan istilah metastasis.
Meski mutasi DNA menjadi penyebab dasarnya, tentu tetap ada sejumlah faktor yang mampu meningkatkan risiko terkena kanker usus, mulai dari gaya hidup tak sehat hingga penyakit tertentu.
Diagnosa dan Pengobatan
Ketika keluhan gejala sudah dibawa ke dokter, maka biasanya dokter akan meminta pasien menempuh metode pemeriksaan berupa kolonoskopi, biopsi, dan juga tes darah. Pada kasus Zu, ia perlu menjalani CT scan agar mampu memastikan apa yang terjadi di bagian ususnya.
Pengobatan yang diberikan dokter pastinya tergantung dari kondisi pasien, apakah ada gangguan kesehatan lain, seberapa parah kanker tersebut, dan juga seberapa luas penyebaran sel kanker. Hanya saja, langkah-langkah pengobatan inilah yang paling umum direkomendasikan oleh pihak medis:
Zu sendiri menjalani pengobatan yang termasuk kemoterapi sambil berharap dapat melanjutkan kebiasaan sehat lamanya. Ia terbiasa melakukan latihan Yoga serta berjalan kaki 10 ribu langkah setiap hari sebelum menyadari bahwa ia terkena kanker usus, dan ia bertekad untuk melanjutkan gaya hidup sehat ini.