Mulai dari kabar anak penyanyi Denada yang terkena leukemia hingga kanker darah yang Ani Yudhoyono derita, metode dry cleaning disebut-sebut menjadi salah satu pemicu atau faktor risiko penyakit serius ini. Karena adanya kandungan senyawa kimia berbahaya, kandungan inilah yang dikabarkan menjadi peningkat risiko seseorang terkena kanker darah.
Tetrakloroetilen adalah senyawa kimia yang ada pada proses dry cleaning dan inilah zat pelarut yang memang bertugas menjadi pembersih kotoran pada pakaian yang dicuci. Manfaat dari zat ini cukup besar pada dry cleaning karena diketahui mampu menjadi pembersih lilin, kotoran hingga minyak pada kain secara maksimal.
Dr Eng Agus Haryono dilansir dari laman Detik Health menjelaskan bahwa metode pencucian dengan dry cleaning melibatkan pemakaian pelarut organik untuk proses penghilangan kotoran pada pakaian. Dan memang benar kalau tetrakloroetilenlah yang terkandung di dalamnya. Kabar buruknya, menurut penjelasan Agus, tetrakloroetilen masih tergolong senyawa karsinogenik alias senyawa pemicu kanker.
Zat atau senyawa ini memang telah diuji pada binatang dan memang mampu menjadi penyebab kanker pada hewan. Namun hingga kini, bukti bahwa zat tersebut mampu menyebabkan kanker pada manusia secara positif belum terlalu banyak. Agus pun menambahkan bahwa tetrakloroetilen adalah senyawa yang bukan hanya berisiko tinggi memicu kanker darah, melainkan juga kanker serviks, pankreas, liver, dan ginjal.
Menurut penjelasan EPA (Environment Protection Agency), tetrakloroetilen adalah senyawa racun yang sebenarnya tak dapat memicu kanker dari pemakaian barang atau pakaian yang sering di dry cleaning. Seseorang lebih berisiko tinggi terkena kanker ketika terpapar langsung bahan kimia ini melalui udara alias terlalu sering menghirupnya dalam jumlah besar.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa tetrakloroetilen memang bisa sebabkan kanker darah dan bahkan kanker lainnya. Sementara itu, bukti bahwa zat ini melalui proses pencucian dry cleaning bisa sebabkan kanker secara langsung pada manusia dan bahkan menjadi penyebab utama kanker darah di Indonesia belumlah ada. Ini karena memang penelitian secara langsung mengenai hal tersebut belum ada.