Saat ini tidak jarang kita temui penderita epilepsi dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa kita pahami apa saja yang menjadi faktor resiko epilepsi. Terutama apabila sewaktu-waktu penderita mengalami serangan mekanisme terjadinya epilepsi. Bisa jadi orang-orang di sekitarnya menjadi panik serta bingung langkah apa yang harus dilakukan. Karena itu sebaiknya pahami apa saja yang menjadi faktor resiko epilepsi pada penderitanya, terutama untuk membantu mencegah efek samping yang lebih buruk bagi penderitanya berikut ini.
1. Keturunan
Epilepsi bisa saja terjadi karena faktor keturunan. Saat terdapat salah satu riwayat keluarga yang menderita epilepsi, bisa jadi penderita mengalami hal tersebut. Karena itu umumnya dokter akan melihat sejarah kesehatan keluarga. Adanya resiko dan riwayat macam-macam penyakit saraf pada orang tua atau keluarga penderita, berpotensi untuk menimbulkan penyakit epilepsi pada keturunannya. Oleh sebab itu tidak ada salahnya berhati-hati jika kerabat atau orang tua menderita penyakit tersebut.
2. Usia
Faktor usia juga rentan menjadi faktor resiko epilepsi. Umumnya mereka yang berada di usia anak-anak atau bahkan manula lebih rentan terkena serangan tersebut. Hal ini disebabkan karena pada anak-anak dan manula kemampuan saraf otak tidak maksimal seperti pada usia pertumbuhan yang cukup.
Umumnya masa kanak-kanak merupakan masa dimana otak sedang bertumbuh. Sebaliknya pada manula kemampuan otak mengalami degradasi atau penurunan. Sehingga lebih mudah terserang penyakit yang berhubungan dengan fungsi saraf otak seperti salah satunya yaitu penyakit epilepsi.
3. Gegar Otak
Faktor yang dapat menjadi resiko terjadinya epilepsi selanjutnya yaitu akibat gejala gegar otak ringan. Pada kondisi tersebut umumnya fungsi otak tidak berjalan maksimal. Sehingga kekurangan yang terjadi bisa saja memicu terjadinya penyakit epilepsi.
Oleh sebab itu apabila mengalami kecelakaan dan terbentur, sebaiknya periksa kemungkinan terjadi trauma pada otak yang dapat menyebabkan gegar otak ringan. Perhatikan apabila ada gejala-gejala lanjutan yang menyebabkan resiko terjadinya serangan epilepsi. Segera periksakan ke dokter dan dapatkannterapi pengobatan yang sesuai.
4. Penyakit Stroke
Tanda dan penyebab stroke di usia muda juga dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya serangan epilepsi. Umumnya segala macam penyakit yang berkaitan dengan saraf otak sangat rentan memicu terjadinya epilepsi pada seseorang. Oleh sebab itu jangan sepelekan penyakit stroke dan komplikasinya. Lakukan pengobatan yang teratur untuk menghindari resiko serangan stroke selanjutnya termasuk resiko menderita penyakit ayan.
5. Infeksi
Peradangan atau infeksi pada otak juga dapat memicu kondisi epilepsi. Umumnya yang paling sering terjadi akibat infeksi virus meningitis. Oleh sebab itu sebaiknya selalu berikan vaksinasi meningitis lengkap pada anak balita. Sehingga resiko terjadinya infeksi, termasuk resiko mengalami epilepsi dapat dihindari sejak dini.
6. Kejang Demam
Salah satu penyebab berikutnya yang sering terjadi yaitu akibat serangan kejang demam. Suhu badan yang sangat tinggi umumnya dapat memicu serangan kejang dan kehilangan kesadaran. Sehingga penderita yang cenderung mengalami kejang demam secara otomatis akan beresiko lebih tinggi terhadap serangan ayan atau epilepsi. Mengingat mekanisme gejala serta proses terjadinya penyakit kurang lebih hampir sama.
Demikian beberapa faktor resiko epilepsi yang umum terjadi. Dengan memiliki pemahaman akan faktor resiko tersebut, maka tidak perlu merasa panik jika salah satu kerabat menderita penyakit epilepsi. Dengan pengobatan teratur sebagai salah satu cara mengobati penyakit epilepsi, maka penyakit tersebut dapat diatasi dan penderitanya dapat beraktivitas biasa layaknya orang normal lainnya.