Kalsium merupakan mineral yang terkandung di dalam tubuh dengan jumlah yang paling banyak. Mineral ini memiliki peran yang sangat besar bagi mekanisme dan berbagai reaksi pada tubuh seperti pembentukan tulang, enzim, hormon, dan juga kontraksi otot.
Seseorang yang sedang berada pada proses kehamilan akan mengalami berbagai perubahan fisiologis yang bertujuan untuk memberikan asupan yang cukup untuk janin dan juga mempertahankan kondisi ibu agar tetap stabil. Proses ini juga tentunya melibatkan kalsium yang merupakan kandungan terbesar pada tubuh.
Selama kondisi kehamilan, seseorang dapat mengalami kelebihan kalsium atau hypercalcemia. Kondisi ini dapat memengaruhi ibu, janin, dan neonatal [3]. Beberapa hal di bawah ini dapat terjadi akibat hypercalcemia.
Jumlah kalsium yang tinggi dapat menjadi salah satu penyebab keguguran dengan tingkat 5 hingga 10 kali lebih tinggi daripada umumnya apabila terjadi pada ibu hamil yang menderita hipertiroid. Hypercalcemia ini akan dimungkinkan muncul dalam masa perawatan hipertiroid.
Operasi paratiroid menjadi salah satu upaya untuk agar keguguran atau kematian janin dapat dihindari. Namun, upaya penurunan kadar kalsium juga dapat menjadi solusi alternatif untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan tersebut.
Kalsium yang berlebih akan mengakibatkan ginjal bekerja lebih keras daripada biasanya. Seseorang yang mengalami masalah ginjal akibat kelebihan kalsium akan merasa haus yang berlebihan dan lebih sering buang air kecil.
Saat urin mengandung terlalu banyak kalsium, maka kemungkinan terjadinya gumpalan Kristal pada ginjal akan lebih besar. Apabila tidak ditangani dengan segera, hal ini dapat menyebabkan terjadinya batu ginjal.
Kelebihan kalsium yang parah juga dapat mengakibatkan terjadinya gagal ginjal. Ini terjadi karena hypercalcemia dapat membatasi kemampuan ginjal untuk membersihkan darah dan juga mengurangi cairan dalam darah.
Meskipun jarang terjadi, kelebihan kalsium juga dapat menyebabkan terjadinya masalah pada jantung. Kelebihan kalsium yang parah dapat mengakibatkan gangguan fungsi jantung, palpitasi atau sensasi jantung berdebar-debar dan bahkan pingsan.
Pada beberapa kasus, kelebihan kalsium ini juga dapat berujung pada aritmia jantung atau gangguan irama pada jantung. Hal ini diakibatkan karena kelebihan kalsium mempengaruhi impuls jantung yang mengatur detak jantung, akibatnya jantung berdetak tidak teratur.
Kelebihan kalsium pada ibu hamil juga dapat menyebabkan beberapa gangguan pencernaan seperti mual, muntah, sakit perut, dan sembelit.
Penelitian juga menunjukkan bahwa 65% pasien yang memiliki kelebihan kalsium dan hiperparatiroidisme mengalami GERD. Gastro-Esophageal-Reflux Disease atau yang lebih dikenal sebagai GERD merupakan kondisi dimana asam dari lambung naik ke kerongkongan, yang disebabkan oleh tidak tertutupnya katup antara lambung dan kerongkongan dengan baik.
Masalah yang menyerang tulang dan otot juga tidak jarang terjadi pada ibu hamil yang menderita hypercalcemia. Kalsium dalam darah bersumber dari tulang, sehingga saat kalsium dalam darah berlebih maka tulang akan menjadi lemah dan terasa nyeri. Akibat ini juga akan menyerang otot dan melemahkannya.
Pada permasalahan nyeri tulang yang terus-menerus dibiarkan dapat berakibat terjadinya osteoporosis. Penipisan tulang ini dapat memungkinkan terjadinya tulang belakang yang melengkung, terjadinya patah tulang, bahkan hingga kehilangan tinggi badan.
Kebingungan, kelelahan, dan lesu merupakan tanda-tanda terjadinya gangguan dalam kerja otak yang disebabkan oleh kelebihan kalsium. Hal ini bahkan dapat mengakibatkan depresi pada ibu hamil. Hypercalcemia parah bahkan dapat mengakibatkan individu demensia hingga koma.
Kadar kalsium yang terlalu banyak dapat mengakibatkan terjadinya batu ginjal. Kondisi ini mengakibatkan ibu hamil tidak dapat dapat menyerap seng dan zat besi secara optimal.
Kebutuhan seng pada ibu hamil memiliki peran penting terhadap keseimbangan imunologi utama, tidak hanya pada ibu hamil, seng bahkan sangat penting pada hewan. Sedangkan zat besi sangat dibutuhkan oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinya anemia atau kurangnya sel darah merah pada tubuh manusia.
Anemia memang merupakan hal wajar yang dialami oleh ibu hamil, namun anemia yang tidak diatasi dapat berakibat pada hal yang lebih serius seperti bayi premature dan depresi pascapersalinan.
Hypercalcemia pada ibu hamil memang merupakan kondisi yang jarang terjadi, namun saat kondisi ini dialami oleh individu maka risiko yang dimiliki sangatlah berbahaya apabila tidak segera diatasi.
Selain hypercalcemia, seorang ibu hamil juga sangat mungkin mengalami hypocalcemia atau kekurang kadar kalsium. Oleh karena itu, kalsium perlu dikonsumsi dalam jumlah yang tepat, yaitu tidak berlebihan dan tidak kekurangan.
Kadar kalsium yang disarankan pada ibu hamil yaitu paling sedikit 1000 mg dan 1300 mg pada ibu hamil yang berusia 18 tahun atau berusia lebih muda. Sedangkan kadar kalsium pada ibu hamil tidak boleh lebh dari 2500 mg per hari atau 3000 mg per hari bagi ibu hamil yang berusia 18 tahun atau berusia lebih muda.
Sumber kalsium ini dapat diperoleh dari berbagai makanan seperti yogurt, susu, keju, tahu, salmon, kale, minuman kedelai, dan sereal. Jika seorang ibu hamil memiliki riwayat alergi pada makanan sumber kalsium, maka kalsium yang bersumber dari suplemen diperlukan.