Demensia – Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahannya

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Demensia sebenarnya merupakan sebuah sindrom dan hal ini berkaitan dengan penurunan kemampuan serta penurunan fungsi otak. Umumnya demensia digambarkan sebagai kondisi berkurangnya daya ingat seseorang serta kemampuan berpikir yang semakin menurun. Sindrom demensia ini umumnya dialami oleh orang-orang yang berusia lanjut yaitu di atas 65 tahun.

Seseorang yang menderita demensia akan mengalami beberapa hal yang berhubungan dengan penurunan kognitif serta penurunan perilaku. Orang yang menderita demensia juga cenderung memiliki suasana hati yang mudah berubah sehingga ia akan mengalami kesulitan dalam bersosialisasi. Penderita demensia umumnya tidak dapat hidup mandiri dan membutuhkan dukungan dari orang di sekitarnya. Berikut ini beberapa hal mengenai demensia yang perlu diketahui lebih lanjut.

Gejala

Seseorang yang menderita demensia umumnya akan mengalami beberapa gejala sesuai dengan penyebab dari demensia itu sendiri. Gejala yang dialami oleh penderita demensia meliputi aspek kognitif dan aspek psikologis antara lain sebagai berikut:

  • Jika dilihat dari segi kognitif maka penderita faktor penyebab demensia umumnya akan mengalami gejala berupa hilangnya ingatan pada dirinya. Hal ini akan membuat konsentrasinya semakin menurun sehingga ia mengalami kesulitan dalam menetapkan fokus.
  • Selain itu penderita demensia juga cenderung mengalami kesulitan dalam mengambil suatu keputusan ataupun dalam memberikan solusi atas sebuah masalah.
  • Ia juga cenderung mengalami kesulitan dalam hal berkomunikasi sebab penderita demensia umumnya mengalami hambatan dalam berbahasa serta bertutur kata.
  • Penderita demensia juga akan mengalami gejala dipandang dari aspek psikologis. Gejala ini antara lain berupa munculnya depresi yang akan mengakibatkan penderita demensia merasa gelisah di sepanjang waktu dan bahkan tidak dapat tidur dengan nyenyak.
  • Penderita juga cenderung memiliki emosi yang labil serta melakukan beberapa perilaku yang dinilai negatif.
  • Penderita akan mudah paranoid atau mudah merasa takut dalam kondisi apapun.
  • Penderita demensia juga seringkali mengalami halusinasi.
  • Saat kondisinya semakin parah maka penderita demensia akan mengalami kelumpuhan pada salah satu sisi tubuhnya.
  • Penderita juga mengalami penurunan nafsu makan dan sulit menelan.

Penyebab

Pada dasarnya penyakit demensia disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut.

  • Terjadinya kerusakan pada sel saraf otak tepatnya di bagian tertentu dari otak. Kerusakan sel otak bisa saja terjadi misalnya dikarenakan adanya pendarahan otak akibat kecelakaan yang pada akhirnya berdampak pada timbulnya kerusakan otak. Hal ini dapat terjadi karena berbagai hal diantaranya seseorang mengalami kecelakaan atau terjatuh sehingga mengalami benturan yang sangat keras.
  • Selain itu pola hidup tidak sehat yang dijalani oleh seseorang di setiap harinya juga beresiko menimbulkan demensia pada seseorang. Pola hidup tidak sehat antara lain meliputi konsumsi makanan tidak sehat serta kurangnya berolahraga. Makanan tidak sehat misalnya makanan dengan kadar lemak jenuh yang tinggi serta mengandung beberapa senyawa logam yang berbahaya. [AdSense-B]
  • Kemudian selanjutnya demensia juga bisa terjadi karena adanya kondisi medis tertentu yang dialami oleh seseorang sehingga menyebabkannya menderita demensia. Misalnya saja imunitas tubuh seseorang yang cenderung lemah sehingga memudahkannya untuk terinfeksi berbagai jenis penyakit. Infeksi pada akhirnya mengakibatkan kerusakan sel otak hingga penderita infeksi mengalami demensia.
  • Penyebab berikutnya bisa karena mengalami depresi secara berlebihan sehingga ia akan lebih sering mengonsumsi obat penenang atau obat tidur. Obat yang dikonsumsinya pun pada akhirnya akan berpengaruh terhadap sel otaknya sehingga penderita depresi bisa saja mengalami demensia.

Pengobatan

Untuk mengatasi penyakit demensia dapat dilakukan beberapa metode pengobatan. Namun tentu saja pengobatan yang akan dijalani oleh seorang penderita demensia haruslah atas anjuran dokter sehingga tidak menimbulkan efek negatif bagi pasien. Selain itu pengobatan demensia tentu akan dilakukan berdasarkan pada faktor penyebabnya.

Umumnya penanganan demensia yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak dilakukan dengan prosedur operasi. Tindakan operasi akan dilakukan selama belum sampai terjadi kerusakan permanen pada otak pasien.

Kemudian untuk mengatasi gejala demensia umumnya dokter akan memberikan beberapa resep obat yang akan diberikan sesuai dengan tingkat keparahan demensia pada pasien. Ada resep obat berupa acetylcholinesterase inhibitor yang akan diresepkan oleh dokter untuk meredakan penyebab demensia seperti alzheimer ringan dan lewy bodies. [AdSense-A]

Ada pula obat memantine yang akan diberikan oleh dokter pada pasien jika obat jenis lain yang diberikan pada pasien sudah tidak mampu meredakan gejala demensia. Selain itu dokter juga terkadang menyertakan obat berjenis antipsikotik untuk meredakan perilaku agresif yang kemungkinan akan dilakukan oleh penderita demensia. Serta obat antidepresan yang umumnya diberikan oleh dokter untuk meredakan gejala depresi yang biasanya dialami oleh penderita demensia.

Selain pemberian obat-obatan umumnya penderita demensia akan dianjurkan oleh dokter untuk menjalani berbagai jenis terapi. Misalnya saja terapi stimulasi kognitif yang berguna untuk menstimulasi daya ingat sehingga pasien dapat meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah serta berbahasa.

Ada pula terapi okupasi yang bertujuan untuk cara mengatasi demensia agar penderita dapat melakukan aktivitas sehari-harinya dengan aman dan sesuai dengan kondisinya. Melalui terapi ini tentunya pasien demensia juga akan diajarkan untuk mengontrol emosinya.

Pasien juga akan diajarkan untuk mempersiapkan dirinya dalam menerima perkembangan gejala dari penyakit demensia yang dialaminya. Masih ada pula jenis terapi lainnya yang bisa diikuti oleh penderita demensia agar gejala dan dampak dari demensia dapat diatasi dengan baik.

Pencegahan

Sama halnya dengan berbagai jenis penyakit lainnya tentunya penyakit demensia juga dapat dihindari degan cara melakukan berbagai upaya pencegahan. Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain dengan:

  • Melakukan olahraga secara teratur. Olahraga merupakan hal yang paling efektif sekaligus paling mudah untuk dilakukan dalam rangka menjaga kesehatan tubuh dan otak serta emosi seseorang.
  • Kemudian demensia juga dapat dicegah dengan cara mengonsumsi makanan sehat seperti misalnya makanan untuk penderita gegar otak ringan yang tinggi serat dan rendah lemak. Dengan berolahraga dan menjaga pola makan sehat maka seseorang akan dapat mempertahankan berat badannya agar tidak sampai mengalami obesitas.
  • Selain menjalani pola hidup sehat tentunya demensia juga dapat dicegah dengan cara melindungi kepala agar jangan sampai mengalami cedera. Cedera kepala bisa saja terjadi jika kepala mengalami benturan keras seperti pada kasus kecelakaan ataupun pada saat terjatuh.
  • Demensia juga dapat dicegah dengan cara berhenti merokok dan konsumsi alkohol. Baik rokok maupun alkohol sama-sama mengandung zat yang tidak baik untuk darah dan otak.
  • Pencegahan demensia juga dapat dilakukan dengan cara melatih otak secara rutin atau berkala. Pelatihan otak bisa saja dilakukan dengan cara bermain teka-teki ataupun membaca dan berlatih menjawab soal pertanyaan.

Demensia sebenarnya merupakan jenis penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Namun sebaiknya gejala dari demensia selalu diwaspadai agar pengobatan dapat dilakukan sedini mungkin sehingga perkembangan gejala dari demensia dapat diperlambat dan bahkan dapat diredakan. Dengan demikian maka seseorang akan terhindar dari komplikasi penyebab demensia.